[40]

12.3K 1.5K 174
                                    

Tadinya mau up besok hehe. Soalnya aku udah ngetik capek-capek, eh malah ilang begitu saja. Kan kesel ya.

Tapi karena aku sayang kalian. Aku berusaha banget buat ngetik lagi huhu.

Jadi tolong hargai karya aku ya gaesy!

.
.
.

"Pokoknya lo jagain Pyo ya. Kalau dia bangun, lo kasih susu yang udah gue siapin di botol. Terus kalau diapersnya penuh, lo ganti. Dan inget, jangan di bikin nangis. Kalau Pyo sampai nangis, lo bakal kerepotan sendiri."

"Iya teh. Gue ngerti. Udah sana kalian berangkat," Jungwoo mendorong pelan tubuh Keira agar kakaknya itu segera berangkat ke rumah sakit. Hari ini memang jadwal Keira mengecek kandungannya. Tapi ia dan Doyoung tidak bisa mengajak Dongpyo karena anak mereka yang masih tertidur lelap. Untungnya ada Jungwoo yang kebetulan datang, dan langsung saja Keira menyuruh adiknya untuk menjaga Dongpyo selama ia dan Doyoung berada di luar rumah.

"Iya ini gue mau berangkat. Tapi mau cium pipi anak gue dulu ah," Keira berjalan meninggalkan Jungwoo dan Doyoung untuk menghampiri Dongpyo yang tertidur di kamar utama.

"Dasar bucin Dongpyo," Celetuk Jungwoo yang tidak di hiraukan kakak perempuannya.

Keira tersenyum tipis melihat wajah Dongpyo yang tertidur pulas. Benar kata Jungwoo, ia sangat mencintai Dongpyo. Bahkan melebihi dirinya sendiri.

Dan Dongpyo merupakan karunia terbesar yang telah Allah berikan kepada Keira

"Mama berangkat ya sayang," Keira mengecup pelan pipi dan kening Dongpyo sebelum akhirnya pergi.

Selama di dalam mobil Keira tidak melepaskan genggamannya pada tangan Doyoung. Pria itu terkekeh kecil melihat tingkah Keira yang semakin hari semakin terlihat manjanya, "Jarang-jarang loh sayang kamu bersikap manja kaya gini sama aku."

"Nggak tau ya Mas rasanya aku nggak mau lepas dari kamu," Kata Keira, "Kayaknya dedeknya pengen deket-deket Papanya terus deh."

Tangan Doyoung bergerak mengelus perut Keira yang terbilang masih rata, "Assalamualaikum baby. Kamu lagi apa di dalam perut Mama?"

Keira terkekeh, "Waalaikumsalam Papa. Aku lagi makan enak loh di sini," Balas Keira layaknya anak kecil.

Doyoung menggeleng-gelengkan kepalanya karena merasa lucu dengan tingkah Keira.

Mereka berdua membicarakan hal random sampai akhirnya 30 menit kemudian, Keira dan Doyoung sampai di rumah sakit. Sampai sana pasangan suami istri itu langsung masuk ke dalam ruangan pemeriksaan kandungan. Mereka berdua tidak perlu mengantri lagi, karena beberapa hari sebelumnya Keira dan Doyoung sudah membuat janji temu dengan dokter kandungan.

Datang ke ruang pemeriksaan kandungan seperti ini membuat Doyoung teringat akan peristiwa dulu. Dimana ia dan Keira datang sebagai dua orang yang tidak memiliki hubungan apa-apa. Tapi sekarang, mereka datang kembali dalam keadaan yang sudah berbeda. Ia dan Keira kini adalah pasangan suami istri yang saling mencintai.

Jantung Doyoung mendadak gugup begitu dokter perempuan memperlihatkan isi rahim Keira lewat monitor yang terletak di samping kiri Keira.

"Bismillahirohmanirohim," Gumam Doyoung sambil menggenggam tangan Keira agar istirnya tidak ikut gugup seperti dirinya.










"Wah Alhamdulillah. Janinnya kembar," Bagai di siram air dingin, Doyoung langsung diam mematung begitu mendengar apa yang diucapkan dokter barusan.

Bahkan genggaman Doyoung yang semula erat menggenggam tangan Keira kini mulai mengendur karena benar-benar terkejut.

"By...." Panggil Keira dengan mata berkaca-kaca.

Dosen ; Kim Doyoung [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang