Malam ini keluarga Al-Ruzain mendatangi kediaman salah seorang sahabat, yang bernama Usman Sadad.
Usman Sadad adalah sahabat baik dari Hamdan Al-Ruzain, kedatangan mereka kemari karena sudah merencanakan hal ini sejak lama."Assalamualaikkum." ucap Hamdan sambil mengetuk pintu sebanyak tiga kali.
"Waalaikkumsalam." jawab seseorang dari dalam.
Tak lama pintu terbuka, Usman memandang sahabatnya dengan senyuman.
Sudah lama sekali mereka tidak bertemu."Mari silahkan masuk." ucap Usman ramah.
Keluarga Al-Ruzain mengangguk kecil, kemudian melangkah masuk kedalam kediaman Usman.
"Bagaimana kabar mu sekarang?" tanya Hamdan setelah duduk dengan nyaman.
"Alhamdulillah sehat, kau sendiri?" tanya Usman balik.
"Alhamdulillah, sehat wal'afiat." balas Hamdan sambil tersenyum.
"Ini anakku, Doyoung." lanjutnya sambil menepuk pelan bahu anaknya.Doyoung tersenyum ramah kemudian mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan sahabat Abi nya.
Usman membalas jabatan tangan Doyoung.Tak lama wanita paruh baya datang dan menyambut mereka dengan sopan.
"Assalamualaikkum Aisyah, bagaimana kabarmu?" tanya istri Hamdan saat melihat Aisyah yang baru saja duduk.
"Waalaikkumsalam Azizah, alhamdulillah sehat." balas Aisyah sambil tersenyum.
"Dimana Humaira, kenapa tidak terlihat?" tanya Azizah sambil menatap sekitar.
Usman dan Aisyah terdiam saat Azizah bertanya keberadaan Humaira.
Tak lama pintu terbuka, tanpa salam seorang gadis masuk begitu saja.
Membuat mereka semua menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan."Kenapa pada liatin?" tanya gadis itu sambil menatap keluarga Al-Ruzain dengan berani.
"Humaira, jaga sikap." tegur Usman saat melihat anak gadis satu-satunya yang bersikap tidak sopan kepada tamu.
Humaira mendengus, kemudian berjalan begitu saja meninggalkan mereka.
Hamdan menatap kepergian Humaira sambil beristigfar. Bagaimana bisa, anak gadis berkelakuan seperti itu.
"Maafkan Humaira, aku sudah mencoba merubah sikapnya. Namun gagal." ucap Usman pelan.
"Sejak kapan ia seperti itu? Bukankah waktu kecil Humaira selalu bersikap sopan." tanya Hamdan yang nampaknya terkejut dengan sikap Humaira yang sekarang.
Dan mengalirlah cerita Usman yang menceritakan perubahan Humaira.
Sejak kecil Humaira Sadad sudah diajarkan bersikap sopan pada orang yang lebih tua, Humaira adalah pribadi yang ramah, ia selalu mengaji, bershalawat, dan mengikuti beberapa pengajian di daerahnya. Humaira juga pernah mengenakan hijab dari kecil hingga SMP kelas 7.
Namun, semenjak kelas 8 SMP anak gadisnya berubah.Humaira membuka hijabnya, pulang malam, sering membolos, tidak pernah menunaikan kewajiban, berpacaran, jarang sekali mengaji, dan tidak menuruti perkataan orangtuanya.
Dan sikap itu berlaku hingga ia mulai memasuki dunia perkuliahan.
Usman dan Aisyah sudah berulang kali membimbing Humaira ke jalan yang benar, namun anak gadisnya itu tidak mau mendengar.Humaira Sadad, hanya namanya saja yang cantik namun perilakunya sangat buruk. Bahkan menurut banyak orang, nama Humaira Sadad sangat tidak cocok untuk dirinya.
Doyoung mendengar cerita dari Usman dengan seksama, ia sungguh sangat menyayangkan sikap Humaira yang sekarang.
Dulu, sewaktu mereka masih kecil Doyoung pernah mengajari Humaira mengaji, membawanya ke pengajian di masjid, atau kegiatan apapun yang membawa keduanya ke jalan yang benar.
Doyoung lebih tua tiga tahun dari Humaira, maka dari itu Humaira sering sekali memanggilnya dengan sebutan Kakak. Namun, sepertinya panggilan itu tidak berarti lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mashaallah, Calon Imamku [END]
Short Story"Aku akan membimbingmu sampai ke surga." - Muhammad Doyoung Al-Ruzain PLAGIATOR DI LARANG MENDEKAT!