13. Terungkap

630 129 53
                                    

Siang ini Richo mengajak Humaira bertemu di sebuah Cafe, awalnya Humaira bingung mengapa kekasihnya itu memintanya bertemu secara mendadak.
Sebelum ia kesini, Humaira sudah meminta izin kepada Doyoung.

"Ada masalah apa Cho?" tanya Humaira sambil menatap pria itu.

"Kamu jawab yang jujur."

"Iya, ada apa?"

"Kamu udah nikah kan?" tanya Richo dengan pandangan serius.

Humaira terdiam, bagaimana kekasihnya itu tahu. Padahal ia sudah menyembunyikan pernikahan ini dari banyak orang.

"Jawab, Ra!"

Humaira tersentak ketika Richo membentak dirinya, ini sama sekali bukan Richo yang biasanya.

"Iya, aku sudah menikah." jujurnya tanpa berani menatap kekasihnya itu.

Richo menghembuskan napas kasar, ia menatap Humaira tak habis pikir.

"Kenapa kamu gak bilang dari awal Humaira!" bentaknya lagi.

"Karena aku takut buat kamu kecewa." ucapnya pelan.

"Aku udah terlanjur kecewa sama kamu Ra."

"Maaf."

"Tinggalkan suamimu."

Humaira terkejut ketika mendengar permintaan kekasihnya ini, ia tidak menyangka jika Richo menyuruhnya untuk meninggalkan Doyoung.

"Aku gak bisa."

"Maksud kamu apa? Kamu udah suka sama dia, iya?" Richo menatap tajam Humaira, ia tidak suka jika Humaira mencintai pria lain

"Kamu gak perlu tahu alasannya apa, yang jelas aku gak akan pernah ninggalin suami ku." balas Humaira tenang.

"Kamu pilih aku atau suami kamu itu?"

"Aku pilih suami ku."

"Ra, aku tanya sekali lagi. Aku atau suamimu itu!" sentaknya lagi.

"Jawaban aku tetap sama, aku pilih suamiku. Richo, aku mau kita putus. Aku udah punya suami sekarang, dan gak mungkin untuk mempertahankan hubungan ini lagi." Humaira menegaskan ucapannya, kali ini ia benar-benar akan serius menjalani hidup bersama suaminya.

"Kamu gak bisa minta putus gitu aja dari aku Ra!" Richo menahan pergelangan tangan Humaira hingga membuat beberapa pasang mata melirik kearah mereka.

"Lepas, aku mau pulang."

"Enggak, sampai kamu narik kata-kata kamu yang tadi."

"Gak bakal, Richo lepas!"

Doyoung menyentak tangan Richo, agar istrinya itu terbebas dari cekalan pria itu.
Humaira menatap Doyoung tak percaya, ia tidak pernah berpikir jika Doyoung berada didekatnya.

Sebenarnya, sejak Humaira meninggalkan rumah dan menolak untuk di antar, Doyoung diam-diam mengikuti istrinya.
Ia memilih duduk tak jauh dari tempat mereka agar bisa mendengar percakapan mereka, jujur saja awalnya Doyoung tidak tertarik dengan percakapan mereka, namun melihat Richo yang hilang kesabaran hingga membuat dirinya menyentuh tangan istrinya membuat Doyoung segera menghampiri mereka.

"Jadi kamu, suami Humaira?" tanya Richo sambil memandang remeh suami Humaira.

"Iya, jadi jangan sentuh istriku lagi." ucap Doyoung sambil menatap Richo dengan pandangan tegas.

Richo tertawa ketika mendengar ucapan Doyoung, hal itu membuat Humaira dan suaminya saling menatap tak mengerti.
Oh, ayolah tidak ada yang lucu disini.

Mashaallah, Calon Imamku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang