¤[06]

1K 128 7
                                    

Yerim melirik arloji nya yang sudah menunjukkan pukul 06.30 lalu ia menghembuskan nafas kasar. Pasalnya ia sudah menunggu lelaki bernama Jungkook yang biasa menjemputnya sekitar 20 menit yang lalu, tapi sampai saat ini lelaki tersebut tidak muncul- dan sialnya ponsel Jungkook tidak bisa dihubungi

Tuan Jeon jangan sampai kau membuat singa dalam diri Yerim keluar

Kalau tidak bisa menjemput sebaiknya mengasih kabar bodoh. Jangan salahkan aku kalau hari ini datang terlambat dasar hidung besar menyebalkan!- batin Yerim

Yerim melangkahkan kakinya menuju halte bus yang dekat dengan lingkungan apartemen. Sedari tadi ia sudah menyiapkan umpatan yang akan ia keluarkan jika sudah bertemu dengan Jungkook, karena mood nya pagi ini telah dirusak oleh lelaki bermarga Jeon tersebut

Saat sedang asik menatap jalanan yang cukup ramai, tiba-tiba sebuah mobil sedan berwarna putih berhenti di depan Yerim

"Butuh tumpangan nona Kim?"
Yerim menampilkan senyumnya saat ia mengetahui sosok yang berada di dalam mobil tersebut, lantas ia bangkit dari duduknya menuju ke dalam mobil tersebut

"Kenapa kau belum berangkat? Bukankah nanti akan terlambat?"

Yerim menghempaskan tubuhnya ke senderan mobil lalu melirik seseorang yang berada di sampingnya

"Biarkan saja aku terlambat karena ini bukan salahku, tapi salah lelaki berhidung besar dengan gigi kelinci nya itu"
Seseorang disebrang sana hanya bisa menggelengkan kepala dan terkekeh kecil karena melihat Yerim yang sedang dalam mood yang buruk sepagi ini

"Ya untung saja aku melewati jalan ini dan melihat mu, jika tidak kau benar-benar akan terlambat dan dimarahi oleh atasanmu Yer"

"Dia tidak bisa memarahi ku, jika ia bisa maka aku akan memarahi nya kembali"

"Ya jelas saja karena atasanmu adalah sahabatmu sendiri ck ck"

"Mungkin salah satu alasannya itu. Woah ya- kau sekarang seorang dokter kandungan Kim Yohan?"

Lelaki bernama Yohan tersebut terkekeh dengan masih fokus mengendarai mobilnya. Menurut Yohan sahabat sejak kecilnya ini tidak pernah berubah sejak dulu, selalu telat menyadari sesuatu dari seseorang

"Aku senang kau memperhatikanku meskipun sedikit telat. Ya aku menjadi dokter kandungan Yer"

Yerim masih menatap kagum Yohan, ia tidak menyangka sahabatnya yang bercita cita ingin menjadi atlet Taekwondo sekarang merubah cita citanya menjadi dokter kandungan? Sungguh diluar ekspetasi seorang Kim Yerim

"Woah kau sungguh diluar dugaanku. Kukira kau akan menjadi atlet atau tidak pelatih Taekwondo ternyata sekarang kau menjadi seorang dokter"

"Aku ingin membantu menyelamatkan seseorang, dan disinilah aku merubah cita-citaku yang sekarang aku menjadi seorang dokter"

"Itu tujuan yang bagus, dan sepertinya akan ada banyak orang melahirkan yang ingin dibantu oleh mu percayalah"

"Kenapa bisa begitu?"

"Ya! Tentu saja itu karena wajahmu bodoh, kau dokter muda tentu saja wanita yang akan menjadi Ibu diluar sana ingin persalinannya dibantu oleh dokter dengan visual yang ok seperti mu- ingat aku tidak memujimu, sungguh jadi lupakan saja"

"Hahaha kau mengakuiku kalau aku tampan bukan Yer? Bilang frontal aja susah"

Yerim tidak menanggapi omongan Yohan, dirinya memalingkan wajahnya kearah luar jendela. Sepertinya ia menyesal mengeluarkan kalimat tadi, dan jangan sampai Yohan menjadi menyebalkan seperti lelaki bernama Jungkook tersebut

Ah soal lelaki bernama Jungkook, Yerim sudah menyiapkan untuk memaki Jungkook karena ia dibuat menunggu dan ponsel Jungkook yang tidak bisa dihubungi

☆☆☆




"Kau baik-baik saja hm?"

Wanita yang sedang tiduran diatas paha lelaki tersebut tersenyum lalu mengulurkan tangan lelaki itu untuk mengusap rambutnya
"Tidak juga, karena kita sulit untuk bertemu sebab orang tuamu menyuruh seseorang untuk mengawasi kita berdua"

Helaan nafas keluar dari mulut sang lelaki
"Aku akan berkunjung ke rumah mu jika aku sempat"

"Kapan kata sempat mu itu?"

"Aku belum menentukannya. Bersabarlah lebih lama lagi"

Wanita tersebut bangkit dari tidurnya lalu mengambil posisi duduk tepat di samping pria tersebut
"Kita bahkan sudah menunggu bertahun tahun Jeon, tetapi orang tuamu tetap tidak menyukaiku melainkan lebih menyukai wanita bernama Kim Yerim"

"Ya aku mengetahuinya. Sekarang yang harus kita lakukan adalah bersikap seolah kita tidak mempunyai hubungan apa-apa, kecuali ketika kita sedang berduaan seperti ini kau mengerti?"

Wanita itu mengangguk menuruti kata-kata lelaki bermarga Jeon tersebut. Menurut dirinya, lelaki yang di hadapannya ini memiliki suara yang membuat dirinya selalu menuruti kata-kata nya seolah ucapannya ada sihir tersendiri

"Good girl Lee Jieun"





☆☆☆





Yerim segera berjalan cepat menuju ruangan Jungkook. Ia ingin memarahi lelaki bergigi kelinci tersebut, tetapi dia juga merasa bersalah karena sudah terlambat- tapi terlambatnya dirinya itu karena lelaki bermarga sialan Jeon tersebut. Untung saja boss nya adalah sahabatnya sendiri, jika tidak sudah dipastikan dirinya akan diberi hukuman bukan?

Yerim memasuki ruangan Jungkook tanpa mengetuknya terlebih dahulu

"Oh, kau sudah datang Kim Yerim?"

Yerim berjalan kearah sofa tengah, lalu ia rebahkan tubuh nya
"Hmm"

Jungkook terkekeh mendengar respon yang diberikan oleh gadis bertubuh mungil tersebut, lalu ia berjalan menghampiri Yerim
"Maaf aku tidak menghubungi mu terlebih dahulu, bahwa aku tidak bisa menjemputmu karena ada suatu urusan"

"Ya tidak apa, meskipun itu sedikit menyebalkan"

Jungkook pun mulai mengambil posisi duduk disebelah Yerim
"Jadi, kau berangkat menggunakan kendaraan umum?"

"Tidak. Sepertinya hari ini aku beruntung, karena Yohan kebetulan lewat saat aku sedang menunggu bus di halte dan dia menawariku tumpangan. Jadi aku menerimanya, karena rejeki tidak boleh di tolak bukan?"

"Ya memang, tapi aku tidak suka dengan manusia bernama Lohan itu- ah bukan sepertinya... entahlah. Dan maaf hari ini aku tidak bisa mengantarmu pulang, karena ada urusan dengan seseorang"

"Namanya Kim Yohan bukan Lohan, aish kau ini. Tidak masalah aku bisa pulang sendiri. Baiklah, sudah berapa banyak berkas yang sudah kau selesaikan?"
Tanya Yerim setelah bangun dari duduknya lalu berjalan kearah meja kerja Jungkook

"Aku tidak peduli dengan namanya. Tumpukan yang berada di sebelah kananmu itu sudah aku selesaikan, dan sisanya belum"
Yerim mengangguk mengerti, lalu ia membawa berkas tersebut untuk diperiksa kembali

"Semangatlah Kim Yerim, dan maaf untuk tadi pagi"

"Tidak masalah Tuan hidung besar"
Kekeh Yerim sebelum ia menghilang dibalik ruangan yang digabung bersama ruangan Jungkook


Semoga kau bisa tersenyum seperti itu Yer, selagi aku masih bisa membuatmu senang. Jika aku membuatmu kecewa jangan pernah maafkan aku- batin JeonJk











TBC.

ғᴀᴋᴇ [ᴊᴜɴɢʀɪ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang