Bab 6

4.6K 443 9
                                    


Rahma sedang berada di masjid sekolah Bayu untuk mengisi kajian. Kebetulan dia adalah alumni dari SMP itu, awalnya dia cuma diminta mengisi acara buka bersama ketika ramadhan oleh kepala sekolahnya yaitu Sarah, yang tak lain adiknya Sandra. Dengan tujuan agar siswanya mendapat suntikan ilmu agama lebih dari sekedar jam pelajaran pendidikan agama Islam di luar KBM. Sudah hampir satu jam acara yang rutin diadakan tiap bulan itu berlangsung.

Materinya kali ini tentang adab. Rahma memilih yang ringan saja, agar mudah diterima anak SMP.

"... Agama yang sempurna. Islam itu tinggi, dan tiada yang lebih tinggi dari Islam. Bahkan ke kamar kecil pun ada adabnya, adab makan juga ada. Kita sebagai muslim, seharusnya mengikutinya, sesuai ajaran Rasulullah SAW. Adab ke kamar kecil apa saja? Teman-teman jangan sampai tidak tahu ya! Pertama, berdoalah, libatkan Allah dalam segala aktivitas yang kamu kerjakan. Kita tidak hanya diperintahkan menjaga aurat kita dari pandangan manusia saja tapi dari pandangan jin juga saat berada di dalam kamar mandi. Maka dari itu, kita dianjurkan untuk berdoa terlebih dahulu. Sesungguhnya yang menyekat pandangan jin dan aurat kita itu adalah dengan kita membaca bismillah sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

"Kemudian Baca doa masuk kamar mandi, pasti teman-teman sudah bisa semua 'kan? Kaki mana dulu?" Rahma mencoba berinteraksi dengan beberapa remaja yang duduk bersila di hadapannya kini. Seorang siswa menjawab lantang.

"Kiri!"

"Iya benar! Masuklah dengan kaki kiri yang lebih dahulu, di dalam kamar mandi jangan bicara kalau tidak mendesak, atau menyanyi, apalagi tadarusan."
Riuh terdengar tawa murid SMP yang hadir dan memenuhi masjid.

"Lalu apalagi? Jangan menghadap atau membelakangi kiblat ya teman-teman, karena itu tidaklah sopan. Setelah itu jangan lupa ber-istinja dengan tangan kiri kalian. Jika sudah selesai dan bersih, keluarlah dengan kaki kanan terlebih dahulu kemudian tutup dengan doa. Ucapkan syukur kepada Allah yang memberikan kemudahan ketika mengeluarkan kotoran dari tubuh kita, dan semoga Allah mengeluarkan dosa-dosa dalam diri kita. Dan jangan lupa cuci tangan kalian dengan sabun biar tidak bau.

"Kakak rasa cukup sampai di sini pertemuan kita hari ini. Ada yang mau nanya tentang yang Kakak sampaikan tadi? Kalau ada yang bertanya atau sharing silahkan, Kakak yang fakir ilmu ini akan coba bantu jawab, dan kalo ternyata Kakak nggak bisa jawab nanti buat PR."

Seorang murid laki-laki mengangkat tangannya, lalu bertanya, "Kakak udah punya pacar belum?" seketika terdengar sorakan dari murid yang hadir.

Rahma tersenyum, tampak cantik dengan gigi kelincinya. Lantas menjawab, "Kakak tidak punya pacar, karena pacaran itu termasuk zina."

"Boleh nggak pacaran syar'i, Kak?" tanya murid yang lain.

Masih dengan senyumnya, "memangnya ada ya pacaran syar'i? Tetap nggak boleh! Itu bukan syar'i tapi modus!"

Lalu seorang murid laki-laki ada yang bertanya lagi, "bagaimana adab mencintai Kakak?" lalu disambut dengan sorakan yang lebih keras dari sebelum-sebelumnya.

Vio yang duduk di samping Rahma, menahan tawa mendengar pertanyaan konyol murid SMP itu. Sedangkan Bayu yang duduk di antara murid laki-laki tadi hanya bisa menahan kesal karena gombalan mereka gadis yang dia suka.

"Apalah daya, kak Rahma memang cantik," pikirnya.

"Dari tadi pertanyaannya kok aneh semua ya? Kita akhiri saja kalau gitu. Insyaa Allah bertemu lagi bulan depan. Pesan Kakak jadilah anak-anak yang berilmu dan berakhlak, serta takut kepada Allah. Karena percuma jika menjadi manusia berilmu tapi tak berakhlak. Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh."

Rasa Yang Tak Bernama (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang