Bab 13

3.8K 406 14
                                    


Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan . 

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.

Maka apabila telah selesai (satu urusan ) maka sungguh-sungguhlah (dalam urusan yang lain).

Dan hanya kepada Tuhan-mulah berharap.

(Qs Al Insyira 5-8)


Santika_ipa2
Rahma yang mana sih?? Maaf anaknya aja aku nggak tau yang mana.. Hehe

Rudy_ips1
Calon makmum aku? Tadi gk pamit sih mau kemana. Maaf gk bs kasih info..

Sari_ips2
Ustadzah? Gk tau tuh.. Maaf ..

Ben_ips2
Cewek sok alim itu? Ilang?

Abdul_ips1
Mungkin selendangnya udah ketemu, jadi balik lagi ke kahyangan..

Sakti_ipa3
Biasanya kan sama kamu sepaket kan Vio?? Kok kamu malah gk tau dia kemana.

Vio_ipa3
Dia hari ini aneh bgtttt.. Murung terus.. Gk bilang kalo mau pergi.. Jadi y teman-teman, plisss klo ada yg tau info tentang Rahma, share disini.. Atw lgsg japri ke nomorku.. Thanks

Grub WA kelas dua belas ramai, ketika Vio menginformasikan tentang menghilangnya Rahma. Dari percakapan grub inilah Adriyana tahu kalau Rahma menghilang. Meski tak ikut mengobrol tapi tak sedetik pun dia berpindah dari obrolan teman-temannya itu. Hingga menjelang isya, tiba-tiba debaran jantungnya tidak normal dan sekujur badannya lemas dan bergetar, ketika sebuah pesan masuk dari salah satu temannya yang mengatakan bahwa,

Gadis_ipa2
Aku tadi lihat Rahma masuk ke dalam mobil papanya Adriyana, aku sama dia kan tetanggaan. Mungkin tadinya dia mau nyamperin Adriyana ke rumahnya. Coba tanya ke tuh anak.. Siapa tahu aja Rahma lagi sama dia. Semoga Rahma cepat pulang.

Seketika tubuh Adriyana bergetar ketika membaca pesan temannya itu, bahkan ponsel di tangannya pun terjatuh. Air matanya mengalir tanpa dia rasa.

Ponselnya berbunyi, Vio menelfonnya. Apalagi? Pasti untuk bertanya tentang Rahma. Panggilan itu dia abaikan, dan membiarkan ponselnya tergeletak di lantai begitu saja. Namun Vio tak menyerah, sepuluh panggilan tak terjawab darinya tertulis di layar benda pipih yang enggan disentuh oleh pemiliknya itu. Kini benda itu berdering lagi untuk panggilan kesebelas.

Mendengar suara ponsel yang nyaring sejak tadi, mengundang seseorang masuk ke kamar gadis itu.

"Kamu kenapa sayang? Kenapa nangis?" tanya Mila_mamanya Adriyana khawatir.

Putrinya yang diam dan hanya menangis, memberi sebuah pelukan adalah hal terbaik yang Mila lakukan. Dia mengusap lembut punggung Adriyana, dan matanya mulai basah oleh air mata. Pikirannya melayang pada peristiwa dua hari lalu yang sangat mengguncang hati putrinya. Hans_suaminya yang juga ayah kandung Adriyana, tanpa sepengetahuannya  membawa paksa putrinya untuk diserahkan kepada mucikari untuk melunasi semua hutang judinya.

Tak ingin menjadi janda adalah alasan yang membuat Mila mempertahankan pernikahannya meski suaminya adalah sosok yang jauh dari kata sholeh. Bahkan pria yang menikahinya itu  berjudi dan main perempuan. Pandangan buruk dan nyinyiran orang tentang status janda adalah sesuatu yang tak ingin dia alami.

Rasa Yang Tak Bernama (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang