"Hey, bangun dong. Malah tidur mulu" bentakan Dareen sontak membuat Zea mengangkat kepala. Karena dibangunkan seperti itu kepala Zea jadi pusing membuat tangan gadis itu memijat dahinya sendiri.
"Apa sih ganggu orang lagi mimpi aja" ucapnya kesal.
"Mimpi mulu kapan kerjain novelnya" tegur Dareen.
"Aku mimpi itu juga buat cari inspirasi tau"
"Tapi ya ngga dari pagi sampe sore gini juga kali"
"Oh ya. Emang sekarang jam berapa?" Tanya Zea.
"Jam 4 sore. Kamu mau lanjut molor lagi?"
"Ngga ah. Udah dapet ide nih"
"Naahh gitu dong kamu tetep harus inget sama perjanjian kita"
"Siaap bos...aku inget kok, kan ini sama sama untungnya buat kita masing masing"
"Ya juga sih. Tapi kalau kamu nyari ide nya lama gitu tu novel juga lama selesainya"
"Namanya juga nyari ide"
"Hmm...perjanjian yaa"
Sekilas terlintas kembali awal dari cerita.Drap drap drap drap
Pemilik suara kaki yang berlari itu mencari tempat untuk bersembunyi. Melarikan diri dari kejaran seorang laki laki bertubuh gagah.Cih...tu orang tua kagak capek ya ngejar gue mulu... batin si bocah.
Dalam pandangan si bocah tertangkap sebuah pohon dengan daun lebat. Bocah itu langsung memanjat membuat laki laki itu kehilangan jejak si bocah. Setelah menoleh ke sana kemari di bawah pohon, sang laki laki pergi karna tak kunjung menemukan yang dicarinya.
"Gitu dong pergi aja sana jangan ngejar gue lagi"
Tiba tiba jatuh sebuah kaki didepan wajah si bocah, dan langsung saja dia berteriak. Mendengar teriakan itu sang pemilik kaki langsung ikut terkejut dan bangun dari tidurnya. Si bocah masih terdiam melihat si pemilik kaki membenahkan dandanannya.
"Lo ngapain disini?" Tanya si bocah, tapi lawan bicaranya tak menjawab.
"Lo kan cewek, kenapa diatas pohon kaya gini? Ohh lo ga bisa turun ya?" Tanyanya lagi.
"Oke gue bantuin lo turun" tanpa persetujuan si anak gadis, bocah itu langsung mengendongnya dan membawa dia turun. Si gadis langsung turun dari punggungnya.
Angin berhembus kencang meniup topi si gadis dan membuat rambut birunya ikut bergerak searah angin membuat wajahnya terlihat jelas. Melihat apa yang ada didepannya si bocah diam tertegun.
"Indah" ucapnya.
Si gadis nampak terdiam mendengar kata itu. Tanpa dia sadari angin berhenti, juga sudah membawa topinya terbang. Setelah menengok kesana kemari dia melihat topinya ada diatas pohon tadi.
"Oh tunggu" si bocah langsung memanjat mengambil topi. Lalu turun untuk menyerahkan kepada pemiliknya. Disodorkan topi lebar berpita biru kepada si gadis. Setelah menerimanya si gadis memakai kembali topinya.
"Nama gue Dareen" ucap si bocah yang menjulurkan tangan. Si gadis terlihat enggan menerima juluran itu.
"Nama lo siapa?", si gadis masih tertunduk diam.
"Hey"
"Ah.. itu..nama saya Zea" Dareen takjub mendengar suara dari ucapan pertama setelah mereka bertemu. Dareen melangkah lalu duduk tepat dibawah pohon.
"Ngga mau duduk juga?" Tanyanya. Mata Dareen melihat tubuh yang tidak mau duduk itu, dari atas sampai turun ke bawah.
"Lah, kok kaki lo?" Dareen kaget melihat gadis yang memakai rok dibawah lutut itu mengeluarkan darah di kaki kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dreaming 《ON GOING》
Teen FictionZea, adalah seorang gadis baik yang memiliki kelainan heterochromia pada matanya. Hidupnya yang menyiksa membuat dia enggan bersikap sewajarnya dengan orang lain. Bisa mengendalikan mimpi membuat kebahagiaan tersendiri untuknya, dengan begitu ia bis...