Owen POV
(Ada adegan panas dibawah, kalau nggak suka boleh di skip)
Pencurinya sudah jauh. Walaupun Owen melakukan kardio hampir setiap minggu, pencuri ini tetap saja larinya secepat kilat.
Dompet itu sebenarnya tidak berisi apa-apa selain sedikit uang. Ia juga segera menghubungi perusahaan kartu kredit mastercard agar kartu itu segera diblokir sebelum ada yang menggunakan.
Padahal tadinya di toko itu ia sempat melihat wanita lokal yang cantik. Ia juga lagi mencoba pakai pakaian renang yang seksi. Jarang sekali aku melihat warga lokal pakai baju renang seperti itu.
Owen sudah bosan dengan orang putih, itulah mengapa ia berlibur ke sini, ia ingin mencoba rasa yang lebih baru.
Tapi mungkin di sini bukan tempat yang tepat. Kebanyakan warga lokal disini masih bersifat tertutup dan konservatif. Padahal yang Owen incar banyak.
Tentu saja ini adalah sebuah tantangan baginya. Semakin besar tantangannya semakin besar kenikmatan yang akan didapatkannya. Mungkin sebaiknya ia mencari wanita itu lagi.
Tidak seperti wanita lokal lain, orang yang menatapnya biasanya langsung berpaling saat ditatap balik. Namun wanita lokal ini beda, ia tetap menatap badanku yang indah, aku bisa merasakan kalau ia menginginkan hal yang sama dengan diriku.
Walaupun sudah hampir sore, Owen sebaiknya memakai lotion tabir suryanya lagi agar tidak terbakar matahari. Ia mengoleskannya ke tangan, wajah. Saat aku mengoleskannya ke dadaku sepertinya seorang wanita kulit putih sepertinya melihatnya mengoleskan lotion ini ke tubuhnya.
Melihat itu Owen dengan sensual menggerakkan jari-jarinya dengan gemulai mengelilingi otot pektoral dan absnya. Ia juga mengikuti gari oblique yang membentuk huruf V di sekitar pinggangnya menunjuk ke arah bawah celananya.
Wanita itu pun mendekat. "Can I help you rub your back?" katanya dengan aksen perancis menanyakannya jika ia ingin dibantu mengoleskannya di belakang. Nyatanya, ia tidak butuh karena ia masih memakai ransel. Namun tentu saja Owen tahu kalau gadis perancis ini juga tahu itu.
"Of course!" kata Owen menerima penawaran gadis perancis itu. Owen melepaskan ranselnya lalu membiarkan gadis itu mengoles punggungnya. Tangan gadis ini tidak hanya mengoles punggungnya namun sesekali keluar batas ke arah depan, menyentuh otot dada, abs, dan bagian dibawah perut yang sebenarnya sudah diolesi.
"There are too many people here. We should look for something more, private!" kata Owen yang walaupun menikmati sentuhan tadi tidak enak dengan banyaknya orang yang berlalu lalang menatap mereka berdua.
Mereka menemukan suatu lorong sempit di antara dua buah bangunan. Lorong itu gelap tertutupi bayangan bangunan, namun cukup terang untuk melihat wajah gadis perancis ini yang cantik, berambut gelap, bermata biru aqua dan berbibir merah tebal.
"I'm Owen!" Owen mengulurkan tangan.
"I'm Katherine!" katanya nama yang standar namun logat perancisnya membuat nama itu seksi. Melainkan menjabat tangan Owen Katherine langsung melahap wajah Owen dengan bergairah.
Owen membalasnya dengan ciuman yang tak kalah bergairah dengan penuh nafsu dan karena dia orang perancis tidak salah jika ia menggunakan lidah sebanyak mungkin. Sementara itu tangannya berkeliaran mencari jalan masuk ke lubang T-Shirt Katherine untuk menyentuh buah dadanya.
Tangan Owen kini sudah menyentuh puting Katherine, ia mengelus-elus putingnya sampai Katherine mendesah ditengah-tengah ciumannya. Pinggulnya juga mulai bergetar, ia pun menggesek-gesekkannya pahanya ke arah celana jeans Owen, membuat isi dari Jeans itu semakin membesar.
Tidak tahan lagi, Owen menarik resletingnya memberi nafas untuk aset berharganya yang kini semakin keras. Katherine menggunakan bibirnya untuk mengeseknya di celana dalamnya, lalu menarik karetnya turun, membiarkan sebuah batang terpental mengenai hidung Katherine yang mancung.
Owen menyentuh dirinya sendiri, selagi Katherine mengocok batangnya maju mundur. Setelah tidak bisa lebih keras dan panjang lagi, awalnya menjilati ujungnya yang berwarna pink sekaligus memain-mainkan kantung dibawahnya.
Kini seluruh ereksinya sudah berada di dalam mulut Katherine, menyentuh ujung dengan tenggorokannya, menimbulkan suara seperti orang yang tersedak. Kepala katherine bergerak maju munduk berirama, tangan Owen menggenggam rambut Katherine untuk mengontrol kenikmatan yang ia dapatkan.
Itu sangat nikmat, saking nikmatnya, membuat owen menutup matanya.
Namun, bukan wajah Katherine yang muncul di kepalanya. Melainkan wajah wanita lokal tadi. Ia membayangkan senyumnya yang manis dan wajahnya yang memerah saat dipuji.
Ia pun kini membayangkan wanita itu menggunakan pakaian renang yang ia pegang. Sangat cocok, ia bisa membayangkan dua buah daranya menonjol diantara kain tipis, dan lekukan paha di potongan kain tipis yang lain.
Hal ini membuat Owen semakin dekat, bayangan ini sungguh nyata, seakan gadis itu kini sedang mengisapnya sekarang. OH YEAH!
Tanpa peringatan isi senjatanya keluar, terbagi atas beberapa gelombang. Gelombang pertama memenuhi rongga mulut Katherine dan yang kedua setelah keluar dari mulutnya, sebuah semprotan lagi yang masuk ke mata Katherine.
"Let me get you a tissue!" kata Owen menawarkan tissue yang ia ingat ditaruh diransel. Namun Katherine sudah lebih dulu mengeluarkan tissue basah dari tas tangannya.
Ini tidak seharusnya secepat ini keluar, namun bayangannya mengacaukan konsentrasinya.
Merasa tidak puas dengan perlakuan Owen, Katherine menampar Owen, lalu dilanjutkan dengan ayunan tas tangan yang sepertinya ada batu bata di dalamnya. Owen merasa seakan ada kilat saat tas itu menyambar. Katherine merapikan pakaian dan meninggalkan lorong sempit itu.
Owen membersihkan ujung kepala kecilnya dari sisa-sisa tetesan mencoba agar tidak ada yang menodai celana jeansnya. Akan memalukan jika saja ia keluar dengan noda di seperti itu.
Sebuah gangguan kecil yang cukup menyenangkan bagi Owen, mungkin tidak untuk kedua pihak. Seharusnya kini ia sudah berada di kantor imigrasi sekarang untuk melaporkan kehilangannya. Mungkin kantor sudah tutup jam seperti ini, mungkin sebaiknya ia kembali ke hotel sekarang.
Sepertinya ia melupakan sesuatu yang penting, ia melupakan jika kunci berupa keycardnya juga ia selipkan di dompet. Artinya ia tidak akan masuk ke kamar hotelnya sendiri.
***
Waduh, masa Owen jadi bule gembel sih? Bagaimana nih nasibnya si Owen?
Tunggu di bagian selanjutnya yah!
Jangan lupa kasih vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Liburan Seminggu Bersama Si Bule
RomanceRomantic Comedy 18+ Cerita dewasa, mohon bijak dalam membaca! * "Is it okay if I keep living here?" "Of-of course" * Karina Lestari (Tari), seorang wanita karir yang meninggalkan karirnya sementara untuk berlibur di pulau selama seminggu. Meningggal...