"Manda ini makamnya siapa?" Ucap Andrean yang sudah sangat penasaran dari tadi. Akhirnya pertanyaan ini bisa terucap juga!
"Ini makam sodara kembar aku!" Jawaban Manda sukses membuat Andrean terkejut dan semakin bingung.
Sodara kembar?? Kok gue ga tau ya??... Ucap batin Andrean.
♤♤♤
"Kamu pasti bingung ya? " ucap Manda yang menyadari adanya raut kebingungan di wajah Andrean."Ini beneran kembaran kamu? Kok aku gatau kalo kamu punya kembaran?"
Ucap Andrean yang tak yakin akan hal ini.Manda hanya tersenyum menanggapi Andrean. Ia mengelus batu nisan itu dan mulai bercerita.
"Jadi gini, kamu inget kan dulu waktu aku kecil aku tinggal dirumah cuma sama bibik!"
Ucap Manda dengan menoleh menatap Andrean.Andrean hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Waktu itu mama, papa sama kakak kakak aku tinggal di korea. Mereka disana nemenin Nanda kembaran aku yang lagi sakit dan harus berobat disana. Mama sama papa cuma pulang ke Indo sebulan sekali buat jenguk aku. Disini mereka cuma 2 atau 3 hari. Itupun atas paksaan Nanda."
Andrean hanya memperhatikan Manda. Ia dapat melihat raut kesedihan disana.
"Waktu aku kecelakaan itu pas mama sama papa lagi di Indo. Terus aku juga harus berobat di korea pasca kecelakaan itu. Waktu itu aku sempet koma. Dan pas aku koma Nanda meninggal. Dia nitip pesan supaya dia dimakamin di Indo dan kita semua juga harus tinggal di Indo."
Kini Manda sudah mulai menangis. Andrean yang melihat itupun tak tinggal diam. Ia segera merangkul pundak Manda dan mengelusnya perlahan.
"Dan mama, papa sama kakak kakak aku. Mereka langsung pulang ke Indo dan ninggalin aku yang lagi koma di Korea. Di sana aku cuma sama oma sama opa. Dan pas aku udah mulai baikan mereka minta aku buat ikut pulang ke Indo."
"Dan aku disini cuma buat jadi Nanda bukan Manda. Aku sadar soal itu. Sebesar apapun usaha aku. Yang ada di hati mereka cuma Nanda bukan Manda. Aku disini cuma jadi bayangannya Nanda di hati mereka. Terutama mama yang dulu sempet depresi karena meninggalnya Nanda." Ucap batin Manda yang menyuarakan kesedihannya.
"Hey ga usah nangis! Ada aku disini. Aku gabakalan ninggalin kamu. Aku bakal selalu ada buat kamu. Dan aku mohon sama kamu, jangan simpen semuanya sendiri! Jangan pernah ninggalin aku lagi!"
Ucap Andrean yang seolah mengerti bagaimana perasaan Manda saat ini lalu mengecup kening Manda dengan lembut."Udah ya sekarang kita pulang!" Ucap Andrean lalu menarik tangan Manda untuk berdiri.
"Ngga mau!! Kamu pulang aja duluan! Aku mau nunggu seseorang dulu disini."
"Ngga bisa gitu lah! Kalo kamu kenapa napa gimana?" Ucap Andrean dengan raut kecemasan yang sudah terlihat.
"Ngga bakal ih, udah pokoknya kamu pulang aja!" Manda terus membantah Andrean
"Ngga bisa !!" Suara Andrean kini mulai meninggi.
"Kamu pulang sekarang atau aku gamau ketemu kamu lagi selama nya?" Ancam Manda untuk Andrean.
"Kalo gitu aku aja yang nemuin kamu!"
Balas Andrean dengan terkekeh karena melihat muka cemberut Manda yang membuat kadar keimutannya bertambah berkali kali lipat menurut Andrean."Ish.. kamu pulang atau aku bakalan ngilang lagi kayak dulu. Dan aku jamin kamu gabakalan nemuin aku!"
Cuppp!!! Satu kecupan singkat mendarat manis di bibir Manda.
"Jangan ngomong gitu! Ok fine aku pergi tapi kamu janji jaga diri baik baik! Jangan lupa kabarin aku kalo udah dirumah! Dan jangan pernah ninggalin aku lagi! Aku ga sanggup kalo kenangan buruk yang dulu keulang lagi!! Aku mohon..!" Tatapan teduh Andrean mampu membuat jantung Manda berdetak lebih cepat dari biasanya.
Andrean langsung memeluk Manda dengan erat."Iya iya.. nanti aku kabarin kamu. Tapi gimana caranya? Kan aku gapunya no kamu!" Ucap Manda dengan polosnya.
"Siniin hp kamu!!"
Andrean pun memasukkan no ponselnya ke ponsel Manda dan langsung menyimpan no Manda di ponselnya.
"Kamu ngapain sih??" Ucap Manda yang bingung akan kelakuan Andrean.
"Nih udah ada no aku di ponsel kamu! Jangan lupa kabarin aku!" Andrean kini sudah mengembalikan ponsel milik Manda.
"Tunggu kamu tau passwordnya?" Tanya Manda bingung. Karena setaunya password nya cukup sulit untuk ditebak oleh orang lain.
"Tau lah, gampang ditebak! Password kamu itu tanggal lahir aku kan?? Kayak ponsel aku nih password nya juga tanggal lahir kamu!"
Ucap Andrean dengan menunjukkan ponsel miliknya sebagai bukti bahwa perkataannya tadi benar.Di wajah Manda pun kini langsung muncul semburat merah."Udah sekarang kamu pergi ya! jemputan aku juga udah dateng."
Ucap Manda dengan menunjuk seorang lelaki yang menyenderkan badannya di depan mobilnya.Manda pun pergi menuju ke arah lelaki itu. Andrean tak tinggal diam. Setelah melihat Manda memasuki mobil itu dan pergi. Andrean mengikuti mereka secara diam diam.
Andrean terus mengikuti mobil itu hingga berhenti di sebuah rumah sakit yang tadi mereka kunjungi.
Manda turun dari mobil bersama dengan lelaki itu. Mereka masuk kedalam rumah sakit.
Andrean mengikuti mereka hingga kedalam ruangan salah seorang dokter disana.
Andrean mendekati pintu dan sengaja menguping pembicaraan mereka."Gimana kondisi saya dok?" Terdengar jelas jika itu adalah suara Manda!
"Kondisi kamu cukup stabil. Tetep jaga pola makan dan waktu istirahat kamu! Dan yang paling penting jangan sampai telat minum obat dan jangan banyak pikiran!" Ucap dokter dan membuat Andrean semakin penasaran.
"Apa dia masih perlu kemoterapi lagi dok?" Kali ini sura seorang lelaki yang terdengar.
"Itu tergantung kondisi Manda. Dia harus semangat buat lawan Leukemia ini. Kasus leukemia memang agak menyusahkan penderitanya. Tapi jika Manda semangat saya yakin dia bisa melawan ini semua!"
Dunia Andrean serasa remuk seketika ketika mendengar hal itu. Cobaan apa lagi ini? Ia baru saja bertemu dengan Manda dan kini ia mengetahui bahwa Manda menderita Leukemia.
Andrean sudah tak tahan lagi. Ia langsung membuka pintu itu membuat semua orang yang ada didalam terkejut. Terutama Manda.
Andrean langsung memeluk Manda dengan erat. Orang lain yang ada disitu pun mengerti situasinya. Mereka langsung keluar dari ruangan itu untuk memberikan kebebasan pada Manda dan Andrean untuk berbicara.
"Nanti pulang ke rumah kakak aja!"
Ucap lelaki yang tadi bersama Manda sebelum akhirnya ia keluar.Manda hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban untuk lelaki itu.
Sedangkan Andrean tatapan matanya tak lepas dari manda. Hingga kini di ruangan itu hanya tersisa mereka berdua.
"Kenapa? Kenapa kamu ga bilang ini ke aku? Kenapa ini semua harus terjadi ke kamu?" Ucap Andrean dengan raut kecemasan yang terlihat jelas.
Tatapannya yang selalu dingin dan tajam kini berubah menjadi lembut dan sendu. Dan itu semua hanya karena satu gadis yang amat dicintainya. Yaitu Manda.
"Hey tenang ok!"
Ucap Manda sambil mengelus lembut lengan kekar milik Andrean."Gimana aku bisa tenang sementara keadaan kamu kayak gini Nda!"
"Kamu tenang dulu ok? Aku gapapa! Kamu denger kan kata dokter tadi. Dia bilang aku harus semangat buat lawan penyakit ini."
Andrean tanpa aba aba langsung memeluk Manda dengan erat. Seakan tak ada hari esok. Satu titik bening mengalir dengan lancar nya dari mata Andrean. Andrean menangis karena gadis yang ia cintai.
"Mulai sekarang aku yang bakalan jaga kamu!"
Next ga ni??
![](https://img.wattpad.com/cover/200396825-288-k421185.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just you and i
Teen FictionBersamamu aku tau bagaimana rasanya rasa sakit, bahagia, menangis, kehilangan, dan tersenyum. -Manda- Bersamamu aku tau bagaimana cara menjalani hidup kembali dan bagaimana rasanya memperjuangkan apa yang ku inginkan. -Andrean- Dengan bersama akan...