Sebuah pasangan suami-istri bernama Robert dan Lydia yang belum juga memiliki keturunan, akhirnya mengadopsi seorang bayi dari sebuah panti asuhan. Dia memberi nama bayi itu Liana.
Setelah merawat Liana seperti anaknya sendiri selama beberapa bulan, akhirnya Lydia hamil. Selama kehamilan, Lydia sulit mengontrol emosinya. Liana yang saat itu berusia 1 tahun, sering tidak diurus dan dikhiraukan oleh Lydia. Hal itu terjadi sampai kelahiran bayi Lydia.
Tumbuh kembang Liana yang berusia 2 tahun, tidak seperti anak umur 2 tahun lainnya. Liana belum bisa berdiri dan berbicara. Bahkan Liana belum bisa mengucapkan satu katapun. Makanan Liana pun juga hanya diletakkan di lantai. Pasangan suami-istri itu tidak repot-repot untuk menyuapi atau mengajarkan Liana cara makan.
Bayi kandung Robert dan Lydia, mereka beri nama Catherine. Catherine sangat mereka manjakan. Apapun yang Catherine inginkan, mereka pasti penuhi. Sedangkan Liana, jika ada orang lain yang melihat Liana, mungkin mereka tidak akan tega. Rambut yang terlihat sudah lama tidak keramas, kurus, lusuh, dan masih merangkak.
Robert memiliki ide, daripada harus mengurus Liana yang bukan anak mereka sendiri. Robert mengajari Liana seperti anjing peliharaan mereka yang bisa menjaga Catherine. Liana diajarkan menangkap sesuatu yang dilemparkan oleh Robert. Bahkan Catherine yang sudah bisa berdiri juga diajarkan bagaimana memperlakukan Liana seperti anjing. Liana akan menggonggong jika Catherine jatuh atau terkena sesuatu.
Liana tidak disekolahkan oleh Robert dan Lydia. Bahkan tidak ada satupun yang tahu keberadaan Liana sampai 15 tahun itu. Liana tidak pernah keluar dari rumah. Rumah bertembok pagar tinggi itu juga cukup jauh dari keramaian.
Hingga suatu saat, ketika Lydia dan Liana belum pulang dari berbelanja. Robert yang pulang kerja dalam keadaan mabuk, melihat Liana yang menungging di lantai sambil menonton TV dengan hanya mengenakan daster pendek bertali spageti. Sehingga memperlihatkan celana dalam Liana.
Sejak Liana mendapatkan menstruasi pertamanya di usia 14 tahun. Liana lebih dirawat oleh keluarga tersebut. Tetapi Liana masih tidak terlihat seperti anak perempuan normal.
Robert mendekati Liana. Mendorong dari belakang dan menarik rambut Liana. Robert membuka celananya dan menurunkan celana dalam Liana. Kejadian itu tidak berlangsung lama.
Liana yang merasakan sakit di tengah daerah selangkangannya melawan, dengan berbalik dan menggigit tangan Robert. Robert mengambil vas yang ada di atas meja dan membenturkannya di kepala Liana.
Liana yang semakin menjadi, menggigit wajah Robert hingga dagingnya keluar dari pipinya.
Robert berteriak.
Terdengar suara mobil bahwa Lydia dan Catherine sudah pulang dari berbelanja. Liana berlari menuju Lydia dan Catherine seperti anjing yang telah disakiti oleh majikannya. Tetapi Liana yang tidak bisa berbicara, tidak bisa menjelaskan apa yang dilakukan Robert padanya.
Robert juga berlari, berteriak, dan bersumpah serapah kepada Liana. Robert menjelaskan pada Lydia bahwa Liana telah menggigit pipinya tiba-tiba tanpa alasan.
Liana memasang muka memelas mengatakan dalam hati jika itu bukan yang terjadi.
Lydia mendorong Liana hingga jatuh tersungkur. Liana sedih dan berlari keluar gerbang yang masih terbuka.
Liana berlari tanpa tahu kearah mana ke-empat kakinya membawanya. Robert dan Lydia yang sudah marah membiarkan Liana pergi tanpa perlu berteriak mengejarnya.
Sampai saat ini tidak ada yang tahu dimana Liana sekarang. Serta jika Liana tidak sudah mati, tidak pernah ditemukan jasad Liana.
Beberapa pendaki di gunung terdekat dari rumah pasangan suami-istri Robert dan Lydia sering bercerita jika mereka menemui sosok wanita yang berjalan seperti anjing dengan pakaian compang-camping yang bisa dibilang sudah seperti tidak berpakaian.
Kita tidak tahu pasti, apa itu Liana atau bukan. Tapi jika kalian menemui sosok yang mirip dengan ciri seperti Liana. Kalian bisa berteriak memanggil Liana dengan namanya, seperti memanggil seekor anjing peliharaan.
Save Liana.
