Jisoo berjalan ke arah ruangan Minhyuk dengan perasaan waswas. Semoga saja ini tidak seperti yang dipikirkan Jisoo.
Minhyuk memperkenalkan Irene dengan Jisoo. Lalu Jisoo bertemu dengan Suho dan terjadi lah drama drama ala korea atau novel yang sering Jisoo baca. Klasik.
Tapi tidak. Saat Jisoo masuk ruangan Minhyuk, ruangan itu kosong. Hanya ada Minhyuk yang duduk dimejanya sambil melihat lembaran file yang ada dihadapannya.
"Silahkan duduk Jisoo. Apa kau sudah memakan sandwichnya?" Kata Minhyuk.
"Belum Kwajangnim. Kau keburu memanggil ku kesini."
"Ah maaf. Aku hanya ingin tahu keadaanmu. Kau baik baik saja?"
"Ne Kwajangnim."
"Tapi sebelumnya kau baik baik saja."
"Umm. Aku hanya sedikit kepikiran anakku. Jeno sakit. Dan dia agak rewel pada ibunya Jin Oppa, aku jadi tak enak. Ah, maaf Kwajangnim, aku malah curhat." Kata Jisoo.
"Tak apa Jisoo. Anggap saja aku oppa mu juga. Apa anakmu sudah kau bawa kerumah sakit?"
"Belum Kwajangnim, tapi Jin Oppa sudah memeriksanya dan memberikan obat."
"Aku hampir lupa kalau Jin Hyung seorang dokter." Canda Minhyuk. Jisoo pun tersenyum.
"Tapi benar kau baik baik saja?" Tanya Minhyuk lagi. Seolah ia penasaran.
"Benar Kwajangnim."
"Raut wajahmu mengatakan sebaliknya, walaupun kau sudah menceritakan soal anakmu. Tapi seperti ada hal lain yang mengganggumu." Selidik Minhyuk.
Jisoo lupa kalau sebelumnya Jin pernah bilang bahwa Minhyuk lulusan psikologi Harvard. Tentu dia bisa membaca raut wajah Jisoo.
"Apa baik baik saja jika aku bercerita? Maksudku tidak sepatutnya seorang Office girl bercerita masalah pribadinya pada managernya." Kata Jisoo sambil memainkan bajunya.
"Aku sudah bilang, kau bisa menganggapku oppa mu."
Jisoo tersenyum mendengar jawaban Minhyuk
"Jadi, ada apa?"
Dari situlah Jisoo bercerita semuanya. Bercerita bahwa Suho, tunangan dari sepupunya adalah mantan kekasihnya dulu. Ayah dari anak anaknya yang telah pergi meninggalkannya selama 4 tahun tanpa mengetahui kalau Jisoo hamil saat itu. Ia menghapus air matanya yang jatuh saat menceritakan bagaimana hidupnya dulu. Saat dirinya hamil diluar nikah, lalu orang tuanya meninggal, di caci maki tiap hari, dan harus hidup seorang diri, membesarkan kedua anak kembarnya.
"Kau wanita kuat Jisoo-yaa." Ujar Minhyuk dan memberikan tissue padanya. Minhyuk sudah pindah ke samping Jisoo saat Jisoo bercerita. Ia mengelus punggung Jisoo. "Apapun yang terjadi padamu beberapa tahun lalu, telah membuatmu menjadi seperti sekarang. Wanita tangguh dan ibu yang kuat untuk kedua anakmu. Kau sudah mengerti pahitnya hidup sejak muda. Aku yang lebih tua darimu saja belum pernah merasakan pahitnya hidup."
"Aku sempat hampir membunuh anak ku saat masih didalam kandungan. Tapi aku berpikir. Aku berbuat kesalahan. Aku tidak menyesalinya. Karna ini adalah kesalahan terindah yang pernah aku perbuat. Aku mendapatkan 2 anak yang aku yakini akan terus bersamaku hingga aku mati. Anak yang akan tumbuh menjadi seorang lelaki, yang tak akan meninggalkanku."
Minhyuk tersenyum.
"Lebih baik kau pulang. Kau harus beristirahat. Lagi pula si kecil sedang sakit kan? Dan aku berjanji tidak akan memintamu untuk melayani sepupu ku lagi." Kata Minhyuk.
"Ah. Aku masih bisa bekerja Kwajangnim."
"Jangan membantah. Ini perintah."
Jisoo tersenyum. "Lain kali aku akan memperkenalkan mu pada anak anak ku. Kau mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistakes (Suho-Jisoo-Jin)
Fanfic"Aku berbuat kesalahan. Aku tidak menyesalinya. Karna ini adalah kesalahan terindah yang pernah aku perbuat." -Kim Jisoo. Wanita tangguh berusia 23 tahun, yang merupakan single mother dari dua bayi kembar Jeno dan Jaemin. Berusaha mencari nafkah unt...