"Kenapa kamu milih jadi WO?", sebuah pertanyaan polos pun terucap begitu saja dari bibirku, membuat Doyoung yang mendengarnya terkekeh kecil.
Pertanyaan itu layaknya sebuah pertanyaan polos, layaknya guru TK ataupun SD yang menanyakan "ingin jadi apa anak-anak" lalu diikuti dengan pertanyaan "kenapa kau ingin menjadi..."
Doyoung meletakkan pensilnya itu, menutup notes-nya yang berisi berbagai macam sketsa moodboard-nya yang aku sendiri tidak tau apa itu isi dan juga gambarnya. Bahkan moodboard sendiri itu apa aku tidak mengetahuinya.
"Sebelum itu biarkan aku bertanya dulu, kenapa kamu memutuskan menjadi seoeang barista", tanyanya seraya memainkan sendok cangkirnya itu, mengaduk kopinyanya berulang kali.
Sial, aku yang bertanya terlebih dahulu tetapi aku yang harus menjawab terlebih dahulu pertanyaannya itu
"Yaa karna aku menyukainya...", jawabku asal, tetapi tidak berbohong.
Aku memang, tidak, lebih tepatnya sangat menyukai kopi. Itulah kenapa aku belajar cara membuat dan meracik kopi dan akhirnya menjadi barista seperti ini.
"Hanya menyukainya saja?", tanyanya.
"Yah... Mungkin awalnya hanya karna seperti itu, sebatas aku penggemar kopi yang ingin belajar cara membuat kopi dan memutuskan menjadi barista..."
"Dan bagaimana rasanya bekerja di bidang atau hal yang kau sukai?"
"Menyenangkan, kau tau meskipun membosankan atau melelahkan tapi karna aku menyukainya aku bisa menikmatinya"
Aku jadi teringat ketika dulu kedai kopi ini masih sangatlah sepi, ketika Doyoung jarang berkunjung dan aku belum menemukan teman berbicara seperti ini.
Rasanya membosankan sekali, melelahkan karna perjalanan dari rumah dan tempat kerja yang cukup jauh, gaji yang terbilang tidak seberapa, tetapi aku bertahan, hanya karna sebuah alasan sederhana.
"Aku menyukainya"
Ya, sesederhana itu. Tunggu dulu, seketika mataku membola, aku menatap Doyoung tak percaya, seolah mengeri pikiranku Doyoung kembali terkekeh.
"Kau sudah menemukan jawabannya bukan? Sama seperti dirimu, aku memilih menjadi seorang WO dan freelancer karna aku menyukainya..."
"...aku suka melihat orang bahagia disaat hari pernikahan mereka, aku suka suasana ketika sesama saudara jauh atau teman lama berkumpul di pesta pernikahan, oleh karna itu aku ingin membuat pesta pernikahan siapa saja berkesan, selain itu pekerjaanku cukup efisien dan fleksibel, aku, tidak, lebih tepatnya kita menikmati pekerjaan kita karna kita menyukainya..."
"...aku bekerja bukan cuma buat diriku sendiri buat kebahagiaanku, tetapi buat kebahagiaan banyak orang, pernikahan itu adalah momen sekali seumur hidup, aku ingin membuatnya seberkesan mungkin dan menjadikannya sebagai memori indah untuk klienku..."
"...melihat orang lain bahagia adalah bayaran tak berharga dibandingkan pendapatanku dari para klien yang membayar jasaku, kau pasti juga pernah merasakan hal serupa, ketika pelangganmu menikamti setiap seduhan kopimu dan merasa lebih rileks karnanha, iya kan?"
Dan tanpa sadar aku mengangguk, tak ada percakapan setelah itu, keheningan seketika menyeruak diantara kita, pikiran melayang entah kemana.
Banyak sekali orang yang bekerja hanya untuk mencari materi, menyita waktu, tenaga dan kebahagiaan mereka, tetapi bagi mereka yang bisa bekerja dari hal yang mereka sukai meskipun penghasilannya tidak seberapa mereka tetap merasa bahagia dan menikmatinya, dibanding dengan orang-orang gila materi yang bekerja dari pagi ke pagi tanpa kenal henti dan terjebak di rutinitas yang memuakkan.
•
•
•
•
•
"Ini sudah jam kau tutup bukan? Mau pulang bareng? Aku akan menunggumu menutup kedai"
(Aku sampe dengerin zona nyaman buat nyesuain diksi di kalimat penutup :"> )
KAMU SEDANG MEMBACA
Kopi Kala Senja [ Kim Doyoung ] || √
ContoKopi Kala Senja, sebuah tempat dimana aku dan dirimu bertemu.