viii. Hello, you.

4.4K 370 32
                                    

Love letternya nanti aja deh ya hehe. Lagi stuckkkk. Btw cerita ini pernah saya post di fb, jadi mungkin ada yang pernah lihat iya itu saya yang ngepost. Happy reading!

       Namanya adalah Renjun Arjuna Fiqki. Tahun ini, usianya genap 20 tahun. Kadang kala saat sang pemuda berulang tahun, ia membayangkan, bagaimana kalau ini adalah ulang tahun terakhirnya?

Karena itu pula tiap hari itu datang, ia akan menyendiri. Tetapi ia berusaha untuk tetap menjadikan momen itu menyenangkan dengan menyantap es alpukat kesukaannya ditemani semangkuk mi ayam.

Dikandung di Jakarta, dilahirkan di Jakarta, dan hingga kini masih menghirup udara Jakarta yang sumpek, membuat rongga dadanya seolah menyempit. Arjuna—begitulah kerap ia di sapa—merupakan sebuah hasil romantisme antara wanita elok Bumi Pasundan dengan pria ramah Betawi.

Sang ayah, merupakan penggemar dunia perwayangan, terutama kisah Mahabharata. Sejak kecil, Arjuna sering ikut ayahnya bertemu dengan komunitas pelestari perwayangan, yang hampir selalu akan ditutup dengan sebuah lakon oleh sang dalang.

Meski dinamakan berdasarkan tokoh Mahabharata, tetapi Arjuna jauh lebih jatuh cinta kepada waracarita Ramayana. Favoritnya ialah Jatayu, seekor burung yang gagah berani. Jatayu-nya yang mencoba mengalahkan Rawana yang menculik Dewi Sita,  meski akhirnya sang Jatayu tewas.

Ia selalu ingin bisa terbang bebas bagaikan Jatayu, karena itulah ia memiliki hobi yang unik. Ia senang melakukan perjalanan tanpa arah tujuan. Bebas bagai setangkai Dandelion yang berpendar jauh tatkala disapa oleh angin.

Bukan sekali dua kali pemuda berusia 20 tahun itu tersasar, bahkan tidak dapat pulang selama satu minggu. Tetapi laksana sebuah bumerang, Arjuna akan selalu bisa kembali.

Arjuna merupakan seorang pelajar di Universitas Negeri Jakarta, tepatnya seorang mahasiswa bidang studi Fisika. Meski nampak bagai lengkara impian, tetapi ia bermimpi untuk menciptakan sebuah pesawat terbang. Ingin mengejar Jatayu-nya secara realistis.

Lelaki itu bukanlah seorang yang tertutup, tetapi tidak pula terbuka bak sebuah majalah. Meski lingkaran pertemanan nya tidak juga luas, tetapi Arjuna merasa cukup. Toh, ia ingin segera lulus, tidak terlalu ingin bersedih kala berpisah dengan teman-temannya.

Ibu nya selalu sebal tiap kali Arjuna menjalani 'hobi' anehnya. Naluri seorang ibu, tentu tidak ingin anak semata wayangnya menghilang tanpa kabar. Berbeda dengan sang ayah, yang ingin Arjuna bebas melakukan segala hal yang ia cintai.

Dan Arjuna tetaplah seorang Arjuna. Yang lemah lembut pun keras kepala. Ia akan selalu berhasil merayu sang ibu untuk mengizinkan nya pergi berkeliaran kesana-kemari, memeluk kebebasan nya di luar sana. Mengepakkan sayapnya bebas bagai sang Jatayu.

***

      Kala rembulan keperakan yang menggelayut pada langit malam semakin tipis laiknya sebuah senyuman, Renjun Arjuna Fiqki masih berada di dalam bus. Ia menatap keluar kaca jendela bus yang macet. Tidak dapat ditutup maupun dibuka, tetap dalam posisinya yang nanggung. Iris pemuda itu meneliti ke balik jendela dengan tatapan kosong sarat akan jenuh.

Arjuna kini tengah menaiki sebuah bus dengan tujuan akhir kota Jogjakarta. Rencananya, ia akan berhenti di salah satu perhentian bus, kemudian menaiki salah satu bus dengan acak.

Bus yang ia tumpangi berhenti. Beberapa penumpang nampak keluar dengan tergesa seolah takut bus akan berjalan begitu saja, dan beberapa penumpang beranjak masuk, termasuk seorang lelaki dengan surai yang tertimpa cat berwarna pirang. Ia kemudian duduk di sebelah Arjuna.

Lelaki itu tampak ramah, tetapi saat mereka duduk bersebelahan, tidak ada dialog yang dimulai oleh sang 'penumpang baru', diluar ekspetasi Arjuna. Arjuna meneliti wajah lelaki itu dalam momentum singkat, berharap tidak menakuti sang penumpang baru.

a Big Book of NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang