tokoh seungmin dan jisung disini tadinya adalah junkyu dan jaehyuk, jadi kalau masih ada dua nama mereka tolong kasih tau di komentar ya biar aku edit :)
selamat membaca.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
masih sangat segar di ingatannya kalau dia akan senantiasa bersama felix dan juga chan di setiap kesempatan, di saat istirahat, berangkat ke sekolah, pulang sekolah bahkan di hari libur.
“ngantin yuk jin,”
jisung adalah anak yang easygoing, dia berteman dengan siapa saja dan hyunjin ingat kalau dia dulu sempat akrab dengan jisung tetapi hubungan pertemanan mereka harus berakhir dengan buruk karena suatu hal.
tanpa basa-basi hyunjin langsung berdiri, “kuy lah,” jisung kelihatan heran, mungkin karena biasanya hyunjin akan menjawab 'yuk, tapi ajakin felix juga ya' alih-alih langsung merangkul bahu jisung lalu mengajaknya pergi ke kantin.
“ajak seungmin juga yuk,” hyunjin yang tanpa sengaja melihat seungmin yang tertidur berbantalkan tangan berkata demikian pada jisung.
“eh?” jisung makin keheranan, dia bukan orang yang sangat peka dengan lingkungannya sampai mengetahui setiap detail terkecil yang ada di sekelilingnya, tetapi tidak perlu menjadi orang peka untuk menyadari kalau suasana di antara seungmin dan hyunjin itu tidak terlalu baik.
karena sejak awal seungmin mengatakan dengan terang-terangan kalau dia tidak suka dengan hyunjin.
saat pembagian kursi dulu, hyunjin dan felix datang terlambat dan di kelas hanya tersisa dua kursi kosong yang letaknya terpisah.
otomatis yang satu ditempati felix, satunya untuk hyunjin tetapi seungmin yang duduk di samping kursi yang seharusnya diduduki hyunjin itu nyeletuk “males banget duduk sama dia sial,” dan akhirnya felix lah yang duduk bareng seungmin dan hyunjin berakhir sebangku dengan jisung.
kalau dipikir-pikir, hyunjin tidak tau alasan seungmin benci padanya sampai akhir hayatnya, dia yang dulu juga tidak pernah terlalu memikirkannya.
baginya yang dulu felix dan chan saja sudah cukup, dia tidak butuh teman yang lain, he was really too kind, and perhaps a bit too naïve.
“oke,” jisung melepaskan rangkulan hyunjin di bahunya tanpa membuat hyunjin tersinggung lalu berjalan menghampiri seungmin yang duduk sebangku dengan felix.
“seungmin ayo ngantin bareng gue sama hyunjin,”
tentu saja yang dipanggil seungmin tidak menjawab karena dia masih tidur, justru felix yang duduk di samping seungmin yang menjawab.
“hyunjin mau ngantin bareng lo ji? tumben?”
jisung nyengir, “iya gue juga heran, biasanya kayak nggak bisa hidup tanpa lo,”