Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
sore itu langit berwarna gelap, mendung tebal menggantung di beberapa wajahnya. sebentar lagi pasti akan turun hujan.
sembari memandangi langit yang sedang bersedih itu, hyunjin menyenandungkan sebuah lagu yang mengalun di earphonenya, rintik gerimis perlahan turun, jatuh menimpa gedung, jalanan, pepohonan dan juga orang yang sedang berlalu lalang.
"haha, ternyata nggak ada yang berubah," hyunjin tersenyum memandang pemandangan di luar jendela taksi yang sedikit mengembun.
di sebuah hotel hyunjin melihat chan dan felix menghilang sembari bergandengan tangan, ternyata chan memang sepintar itu sejak remaja sampai bisa dengan luwes membawa pacarnya ke sebuah hotel.
mungkin ada beberapa kejadian kecil hari ini yang berbeda dengan yang pernah hyunjin alami dulu, tetapi pada akhirnya tidak ada yang berubah.
"pak, anterin saya ke alamat ini ya." merasa tidak memiliki urusan lagi di sana, hyunjin pun memilih pergi ke suatu tempat.
tiga puluh menit kemudian hyunjin sampai ke sebuah akademi tari, akademi yang sama dimana felix belajar menari sebagai bentuk hobinya.
"terimakasih," hyunjin membayar ongkos taksi terlebih dahulu sebelum lanjut masuk ke dalam gedung akademi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"hah hah hah!"
hyunjin membaringkan dirinya di lantai studio, dengan tubuh yang basah oleh keringat dan napas yang belum beraturan seusai menari ia menatap langit-langit studio.
menari adalah salah satu hal yang selalu berhasil menjadi pelipur lara untuk hyunjin, dulu menari hanya menjadi bagian dari angan-angan yang tidak mungkin bisa hyunjin wujudkan.
cukup dengan melihat felix yang tertawa bahagia, bercerita tentang kompetisi tari yang ia menangkan, hyunjin akan ikut merasakan kebahagiaannya.