Setelah pulang dari rumah Meysa, Alin mengajak Reina menonton pertandingan basket di taman mawar.
Sebenarnya bukan ajakan, tapi lebih tepatnya paksaan.
Alin berdiri, bergabung dan bersorak ria dengan yang lainnya.
Reina hanya duduk, tidak tertarik dengan semua ini. Ia mengerucutkan bibir, sebal dengan keadaan yang mengelilinginya saat ini. Harus berdesakan dengan anak-anak remaja yang sedang menonton tim idola mereka dan suara riuh dari penonton yang sangat bising, ditambah lagi bau keringat ... OMG!! Reina membenci semua bebauan parfum bercampur bau keringat ini.
"ARDAN!!!"
"ARDAN!! BIRUU!!"
"BIRUU!! AYO BI!! KAMU PASTI MENANG!!"
Sangat bising. Bukannya Reina tidak menyukai jenis olahraga yang satu ini. Tapi sekarang, dia sedang badmood karna teringat ibunya. Ditambah Ayah menyuruhnya pulang cepat hari ini.
Pulang cepat??
Oh, Reina baru mengingatnya.
Reina berdiri dan meraih lengan Alin. "Alin, gue harus pulang cepat."
"APA? GAK DENGER GUE!!" Alin berteriak supaya suaranya bisa mengimbangi kebisingan disini.
"BOKAP NYURUH GUE PULANG CEPET!!"
....
Ada apa ini?
Kenapa suasana jadi hening?
Tadi saat Reina berteriak, mendadak semua orang hening, sontak menjadikan Reina pusat perhatian beberapa orang.
Reina tersenyum canggung balas menatap orang-orang yang sedang memperhatikannya.
Dengan rasa malu yang mulai menjalar keseluruh tubuh, Reina menyeret Alin untuk menjauh dari keramaian.
Di lapangan, teriakan Reina juga bisa didengar beberapa pemain. Awalnya Biru tidak acuh, tapi setelah melihat siapa yang berteriak, fokus Biru kini memeperhatikan gerak-gerik Reina.
Re-in-a
Dia menonton pertandingan basketnya?
Biru harus menang!
Biru harus menang!!
Biru bertekad dalam hati untuk memenangkan pertandingan yang telah dipimpin oleh skor lawan.
Hanya untuk Reina.
*****
"Duhh paan sih. Santai dong." Alin menggerutu karna tangannya yang terus ditarik paksa oleh Reina."Anterin gue pulang!" Reina merengek.
"Bentar lagi ya. Tanggung nih, 10 menit lagi pertandingannya selesai."
"Gak mau tahu!! Mau pulang sekarang."
"Kalo gak mau tahu, mau tempe aja ya."
"Alin...."
"Sabar nyai. Bentar lagi."
Mau tidak mau Reina kembali melenggang mengikuti Alin kedalam barisan pendukung tim SMA Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Sayap Cinta
Teen FictionCerita ini terinspirasi dari salah satu penulis senior idolaku. Qn. secara tidak langsung beliau telah menjadi alasan aku untuk menulis. Dan... JANGAN PLAGIAT CERITAKU!! 😐 _____________ Apa yang akan kamu lakukan jika kembali dipertemukan den...