Kamu, Aku, dan Kita. Kamu yang begitu memesona dan aku yang begitu mengagumi. Tak ayal kita ini bagai sepasang burung merpati. Bedanya kamu bebas dan aku terjebak di dalam sangkar.
***
Rury sedang dalam mood yang buruk. Ia tahu kekasihnya itu nanti malam tak bisa datang menjemputnya pulang kuliah. Ia bilang ia sedang ingin bersama sepupunya dan ingin latihan menyetir mobil akhir pekan ini.
"Greg. Kemarilah. Aku ingin mengelusmu."
Kucing kesayangannya datang menghampiri setelah dipanggil olehnya. Ia duduk manis di depan Rury yang mulai asik membelainya sayang. Krrr Krrr, dengkur Greg. Kucing ini selalu diam saat Rury sedang sedih. Karena perangai asli kucing ini adalah tak suka disentuh, akan tetapi ia berubah bila ia merasa sang pemilik sedang bersedih hati.
"You're the best, Greg."
Ting!
Rury menggapai ponselnya yang berdenting. Ia membuka chat dari kekasihnya. Ia mengetik beberapa kata untuk kekasihnya yang dibalas lagi dengan kata kata yang menyakitkan bagi Rury.
To: Lie
Kau boleh pergi Lie, meskipun sebenarnya aku sedikit tak ikhlas hihi. Tidak, tidak. Aku hanya bergurau.From : Lie
Ayolah. Aku hanya meminta 2 hari di weekend ini. Aku tak enak hati sudah sering menolak ajakan saudaraku. Ia selalu bilang bahwa aku selalu mengahampirimu tiap weekend. Bahkan teman-temanku selalu megatakan hal yang sama.To : Lie
Baiklah kau boleh pergi. Maaf Lie. Aku hanya bergurau.From : Lie
Tapi jangan begini. Kau tahu, aku malu. Aku bahkan tak bisa menjadi diriku sendiri dan mendapatkan waktu bermainku bersama teman atau bahkan saudaraku.Read
Rury hanya membacanya saja. Hatinya terasa perih. Rury juga ingin sedikit bebas dengan teman dan saudaranya tapi ia tak pernah bisa untuk melakukan itu. Ia selalu menghabiskan setiap akhir pekan bersama Wally selama hampir 3 tahun bersama. Tapi kini Wally menyalahkan dirinya. Padahal dulu ia yang selalu bersikeras ingin berada di sisi Rury setiap weekend. Bahkan ia berkata ia tak perlu yang lain. Dan sekarang apa?
Memang benar. Kita tak bisa tahu kondisi emosional seseorang hanya dengan membaca chat. Kita tak tahu apakah ia sedang marah atau tidak. Kita hanya menerka emosional mereka dengan cara kita membaca chat itu. Tapi Rury itu lemah. Ia hanya berpura-pura kuat agar tak seorang pun dapat meremehkan dirinya. Ia selalu berusaha menganggap semua itu hanya sebuah nasihat yang perlu ia pelajari lagi.
'Baiklah Lie. Aku akan berusaha menjadi fleksibel untukmu.'
To be Continue
Typo?
Langsung komen nanti langsung dibenerin ^^Jangan lupa habis baca, vote dan komen ya ^^
See you on the next chapter
Bubye~

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak [END]
Teen FictionKamu, Aku, dan Kita. Kamu yang begitu memesona dan aku yang begitu mengagumi. Tak ayal kita ini bagai sepasang burung merpati. Bedanya kamu bebas dan aku terjebak di dalam sangkar. Terjebak LumiLan [Titin Wulandari] Selamat membaca! #15 - terjebak...