Prompt 2

568 67 2
                                    

Woojin touching Chan's face and telling him that his face is really soft.

Woojin touching Chan's face and telling him that his face is really soft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Woojin baru tiba di apartemen rumah sekitar pukul 1 pagi. Membuatnya sedikit terkejut melihat Chan yang masih terjaga dengan laptop di pangkuannya. Yang ditatap mengalihkan pandangan dari laptopnya, tersenyum menyambut Woojin. Dalam hitungan detik senyuman khas milik Chan berhasil meluruhkan segala penat dan lelah yang sejak tadi melingkupinya. Posisi tinggi di kantor membuatnya hampir tidak memiliki waktu istirahat. Hanya mampu beristirahat di sela-sela jadwal meeting yang padat.

"Welcome home, hun." Sapa Chan. Laptopnya ia jauhkan dari pangkuannya, meletakkannya di meja kecil di hadapannya dan merubah posisi duduknya menjadi setengah bersandar pada sofa.

Woojin tersenyum kecil. Jasnya ia sampirkan di pinggir sofa dan mengambil duduk di sebelah Chan. Woojin menanggalkan satu kecupan di bibir Chan, membuat yang lebih muda terkekeh pelan.

"Capek ya?" Woojin mengangguk, berbaring dengan paha Chan sebagai bantalannya. Jemari-jemari Chan yang terbilang lentik namun kuat bergerilya bebas di surai hitam kecoklat milik Woojin.

Kedua matanya terpejam menikmati belaian Chan. Sudah seminggu mereka berdua tidak memiliki cukup waktu untuk sekedar bermesraan. Minggu ini Woojin disibukkan dengan berbagai macam pertemuan baik di dalam maupun luar kota atau bahkan luar negeri, dan disaat bersamaan Chan disibukkan dengan fashion show yang diselenggarakan oleh Chan serta beberapa desaigner lainnya.

"Maaf ya, aku gak bisa dateng ke show kamu." Ujar Woojin.

Chan hanya mengedikkan kedua bahunya. "No problem, gak pertama kalinya juga."

Dan Woojin makin merasa bersalah. Ini kedua kalinya Woojin tidak bisa hadir di acara Chan.

Melihat muka bersalah Woojin, Chan terkekeh pelan. "Beneran gak pa-pa kok, kan kamu juga sibuk kerja. Kalau kamu sibuk selingkuh tuh, baru deh aku marah."

Woojin kini ikut tertawa oleh komentar Chan. Dengan jahil tangannya menyetil hidung bangir milik Chan, membuat si empunya mengaduh pelan.

"Gimana kemarin shownya? Lancar semua kan?"

"Lancar semua kok." Tangan Chan kini mulai memijat pelan kening Woojin. "Makasih juga titipan bunganya. Kasihan lho orang suruhanmu, sempet gak dibolehin masuk ke ruang tunggu sama security. Tapi karena dia nunjukkin titipan kamu, baru deh dibolehin."

Woojin tersenyum menatap Chan yang asik bercerita mengenai acaranya kemarin. Chan bercerita panjang lebar mengenai hasil karya miliknya serta beberapa desaigner ternama yang bekerja sama untuk show kali ini.

Dengan tanpa sadar, tangan Woojin terangkat untuk mengusap pipi berisi milik Chan. Membuat Chan yang sedang berbicara menjadi berhenti.

"Muka kamu halus banget, ya." Komentar Woojin.

"Ya lah, sebagian uang bulanan dari kamu kan aku pake buat beli skincare." Jawab Chan dengan cheeky smilenya, menghasilkan gelengan pelan dari Woojin. "Biar kamu gak diambil orang."

Woojin bangkit dari posisi tidurnya. Kini duduk di sebelah Chan, menangkup kedua pipinya dan mendaratkan beberapa kecupan di seluruh wajahnya.

"Kamu tuh udah cantik. Dari kita masih SMA, jaman kamu belum kenal sama yang namanya skincarean juga kamu udah cantik." jelas Woojin. "Jadi mau kamu pake skincare atau enggak, aku juga gak akan diambil orang."

Chan mengangguk dengan semangat. "Yaaa, Woojin. Udahan ya gombalnya, udah waktunya tidur."

Chan mengecup bibir Woojin dan berdiri dari sofa. Ia membantu melepas dasi milik Woojin sebelum pergi meninggalkan ruang tamu dengan menenteng jas yang tadi Woojin kenakan. Di belakangnya, Woojin berjalan menyusul Chan ke kamar dan memilih langsung tidur tanpa mandi terlebih dahulu.













Note : i tried to cheer myself with this.

Woochan drabble || [  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang