Hari minggu nanti Chan akan mengadakan fashion show miliknya untuk koleksi autumn. Karena itu lah sejak dua minggu yang lalu jadwal Chan mulai padat. Dia harus cek lokasi, TM sama model, tata panggung, konsep dan segala macemnya.
Selesai ngebahas progres persiapan tata panggung, Chan sibuk nulis siapa aja yang akan dia undang di show kali ini. Chan mau nulis nama Woojin, tapi kemungkinan suaminya dateng tuh kecil banget.
"Permisi, Tuan, suami anda ada di depan." Salah satu pegawai butik Chan masuk ke ruangan Chan, memberitahukan kalau Woojin ada di depan.
"Oh iya, makasih."
Pegawai itu mengangguk sopan sebelum pergi meninggalkan ruangan. Chan membereskan kertas-kertas yang berserakan di meja dan meletakkannya di laci meja sebelum melangkah keluar menemui Woojin.
Di salah satu sofa, Woojin menunggu dengan ponsel di tangannya. Woojin mengenakan pakaian formal lengkap dengan jas, pakaian yang berbeda dengan yang tadi pagi disiapkan oleh Chan. Tanpa diberitahu juga Chan yakin Woojin akan pergi meeting yang pastinya di luar kota. Karena gak mungkin Woojin serajin itu dateng ke butik kalo emang gak ada hal mendesak.
Menyadari Chan berjalan mendekat ke arahnya, Woojin berdiri dari sofa dan memasukkan ponselnya ke saku celana. Woojin mengecup singkat pipi Chan, menghasilkan kekehan pelan dari yang dicium.
"Kamu mau ke luar kota ya." Ujar Chan.
Woojin tersenyum lirih dan menganggukan kepalanya. "Kalo kamu gak dateng lagi, berarti ini jadi show ketiga aku tanpa kamu."
"I'm sorry, ada hal urgent dan harus segera diselesaikan." Woojin narik pelan bahu Chan dan meluk tubuh yang lebih kecil. Woojin ngecup surai hitam Chan yang fluffy dan harum strawberry, sampo kesukaan Chan. "Tapi aku usahain untuk dateng kok."
Chan menunduk di pelukan Woojin. Tangannya sibuk ngerapihin jas serta dasi yang Woojin pake, jiwa istri idamannya keluar.
"Gak usah sok mau ngusahain dateng. Kamu di luar kota biasanya 4 hari, show aku aja 2 hari lagi." Tangan Chan kini beralih menuju rambut Woojin, membenarkan tatanan rambut suaminya. "Yang bener kerjanya, biar cepet pulang terus temenin aku liburan."
Chan sedikit menjauhkan tubuhnya dari Woojin, ia butuh akses lebih mudah untuk membenarkan tatanan rambutnya. Kedua tangan Woojin masih melingkar di pinggang Chan, meski kini ada sedikit jarak di antara keduanya.
"Mau liburan ke mana sih, tuan putri?" tanya Woojin.
Chan memukul dada Woojin, membuat yang lebih tinggi mengaduh kesakitan. "Apa coba tuan putri, aku cowok."
"Lagian kamu cantik, jadi cocok dipanggil princess." Pipi Chan kini dihiasi rona merah, membuat Woojin tertawa gemas melihatnya. "Ih ada yang ngeblush."
Pukulan lain Chan berikan untuk Woojin, namun setelahnya ia menyembunyikan wajahnya pada bahu yang sedikit lebih tua darinya. Tawa Woojin semakin terdengar, bahkan beberapa pegawai butik melihat ke arah mereka, tapi Woojin sih bodo amat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woochan drabble || [ ]
FanfictionWoojin and Chan drabble based on prompt 🍓sub! Chan