Non-baku!lokal
Woojin is the barista at a coffee shop and always screws up Chan's name on purpose.
Chan baru pulang dari kampus dan berniat untuk mampir ke salah satu coffee shop yang gak jauh dari kos-annya. Toko ini sebenernya udah lama buka, cuma Channya aja yang baru nyadar karena memang cafénya gak searah sama kos-an. Dia juga tau café ini dari temennya, Felix, yang kerjaannya nongkrong mulu di tempat-tempat aesthetic.
"Good evening." sapa seorang cowok dari belakang etalase kue dengan senyumannya.
Chan ngebales dengan senyuman manisnya. Berhubung café lagi gak rame, Chan secara otomatis langsung di urutan pertama untuk mesen.
Kedua matanya menatap papan menu kopi yang berada di dinding belakang serta memilih beberapa kue yang menarik perhatiannya.
"Nut frappe, venti, satu. Terus, tiramisu cakenya dua." Ujar Chan. "Take away, ya."
"Okay." Barista dengan name tag Woojin itu meraih satu gelas berukuran venti serta sebuah spidol. "Atas nama siapa, kak?"
"Chan."
Barista itu mengangguk dan menuliskan nama di gelas tersebut. "Totalnya 55 ribu. Nanti dianter ya."
Chan hanya mengangguk, memberikan uang pas dan pergi ke salah satu meja bar buat nunggu. Chan cuma mainin hpnya, dan gak sampe lima menit, pesenan Chan udah dianter. Satu paper bag dengan isi lengkap pesanan milik Chan.
Chan ngucapin terima kasih ke Woojin dan satu barista lainnya sebelum meninggalkan café. Dan saat tiba di kos-an lah Chan baru sadar, kalo Woojin nulis namanya typo. Yang harusnya 'Chan' malah jadi 'Can'.
....
Kedua kalinya Chan ke café itu, Woojin masih salah nulis namanya. Padahal, Chan udah ganti pake nama inggrisnya, Chris, tapi tetep aja salah. Bukannya pake huruf 'i', Woojin malah pake huruf 'y'. Chan rasanya pengen marah. Siapa juga yang pake huruf 'y' di nama Chris, ya mungkin ada, tapi jarang aja gitu.
Dan kali ini, Chan berencana buat gak take away lagi. Jadi dia bawa laptopnya beserta beberapa barang lainnya yang diperluin buat nugas ke café itu. Chan memesan dengan ukuran yang sama, minuman yang sama, cuma kuenya aja yang selalu ganti.
"Take away?" Tanya Woojin.
Chan menggeleng, sedikit menunjukkan tas ransel miliknya sebagai tanda kalo dia akan nugas di situ. "Makan di sini."
"Okay, nanti dianter ya."
Chan ngangguk dan jalan ke meja yang nempel sama colokan. Kan dia mau nugas, gak lucu kalo dia lagi ngerjain eh laptopnya mati karena baterai habis. Belum lagi kalo ternyata ketikannya cuma separuh yang direcover sama Microsoft, atau bahkan gak sama sekali. Kan nyesek kalo gitu.
Chan mulai nyalain laptopnya dan ngecek beberapa email masuk. Sebagai seorang asdos dan kapten basket, Chan punya segudang pekerjaan yang gak selesai-selesai.
"Permisi, ini red velvet cake sama americanonya."
Chan seketika ngalihin pandangannya dari laptop, natap Woojin yang lagi naruh minuman sama kue pesenannya di meja. Dan Chan langsung sadar kalo namanya typo lagi. Kali ini namanya malah jadi Chean. Kalo dipikir-pikir, jauh banget dari namanya.
"Wait, nama gua masih salah aja." Protes Chan pada Woojin. Yang diprotes cuma ngernyitin keningnya bingung, atau lebih ke pura-pura bingung.
"Nama gua Chan." ujar Chan, berusaha melafalkannya dengan sangat jelas.
Woojin cuma senyum, "oh, nama gua Woojin. Salam kenal."
Muka Chan langsung merah padam. Antara kesel sama malu karena betapa cheesynya cara mereka kenalan.
"Tau kok, gua baca name tag lu."
"Gua juga tau kok gimana cara nulis nama lu. C-h-a-n, kan?"
Chan natap Woojin yang sekarang udah duduk di depannya dengan pandangan bingung. Lah selama ini dia selalu typo, tapi giliran lisan dia tau. Masa iya dia gak bisa nulis abjad dengan benar, pikir Chan.
"Lagian siapa yang gak tau si kapten basket sih?" goda Woojin dengan senyuman meledek, yang menyebalkan di mata Chan.
"Kok lu tau?" Kedua mata Chan menatap menyelidik pada Woojin. "Wait, lu anak kendo bukan sih?"
Woojin hanya menganggukkan kepalanya pelan, males buat nanggepin Chan. Woojin selama ini juga heran, Chan kok gak pernah sadar kalo mereka itu satu kampus. Ya emang sih beda fakultas dan tentunya beda gedung, tapi bukan berarti mereka gak pernah ketemu sebelumnya.
"Astaga, sorry, gua lupa. Dari awal gua emang ngerasa familiar sama muka lu, tapi gua pikir cuma mirip doang." Chan terkekeh malu yang hanya ditanggapi tawa kecil dari Woojin. "Part time di sini?"
Woojin ngegeleng. "Sebenernya sih ini cuma usaha coba-coba bareng temen, eh ternyata lumayan. Gua cuma abis kuliah aja bantuin."
Mendengar itu, Chan tepuk tangan heboh. Gak peduli sama pengunjung yang lain, dia anggap yang lain hanya angin lalu. "Keren sih. Kapan-kapan gua mau nyoba juga dong jadi barista. Ajarin, ya."
Emang ya, kemampuan bersosialisasinya Chan tuh bagus banget. Padahal mereka di kampus ketemu paling cuma sekali atau dua kali, tapi dia udah bisa menyesuaikan, tipe kayak gimana sih Woojin ini. Dia gak mau terlalu hype karena takut melewati batas nyamannya Woojin, tapi dia juga gak mau terlalu diem karena dia tau Woojin aslinya rame.
"Yaudah, lanjutin kegiatan lu. Gua numpang istirahat di sini."
Chan cuma ngangguk dan ngelanjutin kerjaannya di laptop. Sesekali mereka ngobrol, cuma seputar kampus aja. Paling mentok ke hobi sama tempat ngekos doang.
"Chan." Panggil Woojin. Yang dipanggil noleh, masih sambil ngunyah kuenya. "Kan kita udah kenal, terus sayangnya kapan?"
Dan Chan sukses keselek kue yang dia makan. Sementara Woojin cuma ketawa sambil nyodorin minum ke Chan.
Aku suka yang cheesy cheesy 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Woochan drabble || [ ]
FanficWoojin and Chan drabble based on prompt 🍓sub! Chan