"San, kayaknya Alfi belum move on deh dari lo," kata Susi sambil menghentikan gerakan mengaduk pada cangkir di hadapannya. Sandya yang duduk di depannya tampak tidak peduli dengan ocehan Susi.
"Kemarin gue ketemu Alfi di Mosino, dia sama cewek gitu," lanjut Susi. Sandya mengehela napas.
"Gue udah setahun putus sama Alfi, dan lo masih ngomongin dia? Temen apa sih lo?"
"Hish, lo dengerin gue dulu, kan gue belum selesai ngomongnya," Susi merengek, Sandya hanya bisa pasrah.
"Oke, oke, gue dengerin," Sandya memasang wajah sok memperhatikan.
"Jadi, gue lihat si Alfi sama cewek. Nah lo tau nggak siapa ceweknya?" Susi bercerita sepotong-sepotong. Sandya menggeleng.
"Gue kira itu lo, potongan rambutnya mirip banget sama lo jaman waktu pacaran sama Alfi. Ya dipotong bob gitu. Terus warna lipstiknya juga kayak yang lo biasa pake dulu, orange gitu deh. Terus dandanannya, ya ampun, ya ampun, bener-bener kayak lo. Pake kaos garis-garis dan celana overall gitu. Sumpah, bahkan gue hampir ngira kalo itu lo," Susi bercerita tanpa henti. Sandya terdiam mendengar cerita dari Susi.
"Emangnya ada ya, mantan bereinkarnasi?" celetuk Sandya.
"Itu sih bukan reinkarnasi, tapi si Alfi aja yang gagal move on. Buktinya, kenapa itu cewek harus didandanin mirip banget sama lo?"
"Itu bukan ceweknya kali, Sus," Sandya menyanggah.
"Bukan ceweknya gimana, orang mereka gandengan tangan mesra banget," Susi tidak mau kalah.
"Ya iya bukan ceweknya. Tapi bonekanya," tukas Sandya. Susi terdiam
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan dan Cerita Lainnya
RandomCerita tentang hujan, tentang cinta, dan kenangan yang lainnya.