- JESSIE -

4 0 0
                                    

Siapa yang bisa menolak tatapan seorang gadis kecil ?

                               *****

     Pintu terbuka , tetapi aku tidak melihat seorang pun yang masuk dari pintu tersebut. Spontan aku berusaha melihat melewati lemari stelling kaca yang menghalangi di depanku.. tampak seorang anak kecil yang tingginya tidak sampai seukuran stelling kaca yang sepinggangku.

     Dia berdiri di sana dengan wajah cemberut, tampak kesal. Aku bingung dari mana asalnya, tidak lama pintu kembali terbuka dan boss ku masuk.
"Jess, mommy bilang berapa kali, jangan lari-lari, tungguin mommy. Gimana kalau kamu disenggol motor yang lewat tadi?"

     "Mandy, ini Jessie anak saya, baru mau masuk TK." Katanya sambil mengarahkan anaknya kepadaku.

     "Jes, sapa cici Mandy, say hi. Tar cici Mandy yang antarin kamu ke sekolah lho. Mommy sibuk." Katanya sambil tersenyum.

     Jadi, ni ceritanya aku ngerangkap baby sitter?

     Anak kecil itu menatapku diam, tanpa suara. Kuperhatikan matanya bulat, besar, menatapku tanpa kedip. Hidungnya pesek, wajahnya bulat. Bibirnya kecil, rambut pendek hitam. Persis karakter animasi Dora The Explorer. Yah, dan aku jatuh cinta padanya, aku tidak keberatan jika mengantarnya ke sekolah.. aku sangat menyukai anak kecil. Bagiku mereka seperti bungkusan kado kecil yang berisi banyak kejutan.

     "Hi 😊." Aku tersenyum padanya. Hanya sepersekian detik, dia membalikkan badan dan berlari masuk meninggalkanku. Menaiki tangga menuju lantai 2 yang akan dijadikan tempat bimbel. "Bused nih anak." Kataku dalam hati. Aku menyusulnya menaiki tangga menuju lantai 2. Aku menemukannya dengan wajah kesal, duduk tertunduk menghadap meja kosong.

     "Kamu kenapa dek? Kok kesal, mommy marahin kamu yah?" Kataku sambil menghampirinya. Aku duduk di sampingnya, memberanikan diri membelai rambutnya. Sejurus dia melihat ke arahku. Lalu mengarahkan matanya ke hal lain. "Kamu jangan marah lagi lho, mommy marahin kamu karna sayang sama kamu." Dia hanya diam menatap kosong. Aku kaget dan tiba-tiba merasa aneh.

     Lantai 2 ini kosong, belum terisi. Hanya sekat-sekat yang memisahkan antar ruangan yang akan dijadikan kelas nanti. Pandangan matanya tajam. Memandang sesuatu. Jujur aku takut. Tapi kuberanikan diri bertanya padanya .. " jes, liat apa sih..kok sampai ga kedip gitu dek, coba kasih tau cici, dedek liatin apa?" Aku mulai penasaran.

     "Itu, roti siapa?" Tanyanya sambil menunjuk sesuatu dengan memajukan bibirnya yang mungil. Aku berusaha menangkap arah yang dia tunjukkan. Dan, heh, itu kan roti aku yang dari tadi aku pegang ,ga jadi kumakan-makan karna nyusulin nih anak tadi. Aku sempat menaruh rotiku di saping tangga. Dan, sepertinya kali ini aku akan kehilangan sarapanku. Ya ella, ni anak matanya tajem bener, tau aja meski tuh roti ud diselip di sono.

     "Kenapa, punya cici, kamu mau?"

     "Iya, aku uda dari semalam belum makan, aku belum pernah rasain gimana sih rasa roti." Pandangannya membuatku menjerit dalam hati.

     "Ya elllaaa, ni anak kecil-kecil drama amat, pande amat ngomongnya. Bilang aja mau, kagak usa sampe melas gitu kale." Senyumku dalam hati.

     Aku menyerahkan rotiku padanya, dan dia menikmatinya. ( apa semua anak kecil jago drama ya?)

    Aku mengantarnya ke sekolah setelah itu, kami berhenti tepat di pintu belakang sekolahnya. Aku mengantarnya turun, menggandeng tangannya, kami melewati beberapa pedagang jajanan. Lalu....
"Cici Mandy, tuh orang jualan air tahu, enak lho, tapi jes belum pernah, tapi enak lho" ucapnya sambil menunjuk ke arah yang jualan.

     Bused nih anak, aku pura-pura ga dengerin dan melangkah lebih cepat, mengantarnya sampai ke kelas dan memastikan dia berada di kursinya. Aku segera berjalan menuju pintu keluar dari kelas, dan tiba-tiba...
"Cici Mandyyyyyyyyyy.... " dia menjerit, menangis berusaha mengejarku, salah seorang gurunya berhasil menahannya, memaksanya kembali ke tempat duduknya sementara dia menangis meraung-raung memanggilku.

     "Kamu jangan nangis, baik-baik..nanti aku jemput kamu yah." Aku berbalik dan mempercepat langkahku.. terbayang wajah sedihnya saat memanggil namaku..rasanya tidak tega..tetapi seketika wajahnya yang tengil dan penuh drama saat mengambil alih kepemilikan rotiku melintas di kepalaku...rasa tak tegaku hilang.. "nih anak tengil, cerdas dan bijak" ucap hatiku.

     Aku melangkah meninggalkan sekolah sambil tersenyum . "Sabar yah dek, ntar cici jemput kamu."

                          *****
Penulis :

Aku sendiri sebenarnya sangat suka anak kecil, mereka kadang nyebelin tapi yah selalu bisa buat kita tersenyum.. ya ga?
Dan aku baru dapat keponakan...so cute 😍

 

IF I COULD TURN BACK TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang