premise

411 57 6
                                    

Teriakan menggila dimana mana. Puluhan pasak kayu dibenamkan ke tanah. Di setiap pasak kayu besar itu, terikat seorang android, sejenis robot yang menyerupai manusia.

"BAKAR MEREKA!" kepala kampung berteriak.

Api menyulut otomatis setelah menerima komando suara. Kaki para android yang terikat mulai terbakar, mereka meleleh perlahan.

"HMPH, SIALAN! LEPASKAN AKU KAK!" Chenle, android muda berumur dua belas tahun, memberontak saat sang kakak memaksanya memasuki hover car (sebut saja mobil terbang).

"Le, jika kamu mengamuk, mereka akan membakarmu juga." Renjun, kakak Chenle yang baru saja berumur 14 tahun, berkata dengan nada tenang.

"Bagaimana dengan ayah dan ibu kak? Jika mereka kembali ke rumah, pasti mereka akan kaget!"

"Lele." Renjun menatap tegas sambil mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.

"K-kak?"

Renjun menancapkan pisau itu ke belakang telinga Chenle. Percikan listrik dan denting logam berderit menimbulkan suara ngilu. Chenle terpaku.

Tangan kecil Renjun terampil melepaskan sebuah chip hitam seukuran pas foto 4×6. Chip identitas Chenle.

Renjun menutup bekas luka Chenle dengan cekatan lalu melakukan hal yang sama pada belakang telinganya sendiri. Chip identitasnya sendiri.

"Kak, kita bakal kabur?" Chenle memegangi bekas penyok di belakang telinganya yang ditimbulkan aksi anarkis Renjun tadi.

Renjun menatap adiknya dengan jengah. "Jelas. Mereka akan membunuh kita kalau kita nggak cepat cepat pergi dari sini."

Bunyi chip yang retak mengejutkan Chenle. Kakaknya menginjak kedua chip itu tanpa ampun sampai hancur berkeping-keping.

"Selesai. Tinggal dibuang dan mereka tidak akan bisa mengikuti kita." Renjun menghela nafas.

Renjun membuka pintu mobil untuk membereskan sisa chip. Tidak disangka, seorang pria besar sudah berdiri dihadapannya.

Sepersekian detik mata mereka bertemu. Laki laki itu menyadari kehadiran tato RJ0323 di pergelangan tangan Renjun.

Pisau daging besarnya terhunus ke arah Renjun yang terkejut setengah mati.

"ANDROID REESE SIALAN! AKU AKAN MEMB--"

Laki-laki itu tumbang sebelum menyelesaikan kalimatnya. Renjun menoleh ke belakang. Chenle menembak laki-laki itu dengan jarum bius di tangannya.

"Kurasa kita harus pergi sekarang, betul kan kak?"

"PUTRA PUTRA REESE ADA DISINI!" jeritan melengking rombongan warga terdengar bersama deru kaki yang mendekat.

"Untuk kali ini aku setuju denganmu Le. Mau coba mengendarai hover car?"

Dream RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang