3

25 4 0
                                    

     Kali ini Ibu menyiapkan makanan kesukaanku, yaitu ayam goreng serundeng.

"Hmm wangi banget, " kata Aleta sembari membuntuti aroma wangi itu bersumber darimana. Ternyata, aromanya berasal dari dapur.

"Kamu kenapa? " tanya Ibu.

"Tumben bu masak makanan kesukaan aku? "

"Supaya kamu gak makan diluar terus kaya Ayah, " jawab ibu.

"Ihh ibuu, "

     Kami menikmati hidangan yang ada di meja makan. Hanya suara sendok dan garpu yang terdengar ketika makan sedang berlangsung.

"Ayah, Ibu sekarang kan hari Minggu. Aku izin main ke rumah Azka ya," Izin Aleta.

"Tadinya Ayah mau ngajak weekend. Tapi yaudah lah gak jadi, Ayah mau nyantai aja di taman belakang." kata Ayah.

"Ayah mah gitu! Giliran aku izin main Ayah ngajak weekend giliran aku gabut di rumah  Ayah mana mau diajak weekend, " gerutu Aleta.

"Bu, Kakak kapan pulang? Kuliah kok lama amat, jarang pulang lagi, " tanya Aleta.

     Aleta memanglah anak penengah yang dimana ia berperan sebagai Adik sekaligus menjadi Kakak untuk Adiknya. Dan sekarang Kakaknya sedang kuliah di UNPAD BANDUNG masih menginjak semester 2 dan dia jarang untuk pulang karena disana ia ngekost.

"Ayah, Ibu aku pamit, " kata Aleta sembari mencium punggung tangan Ayah dan Ibunya.

"Bye Putra, " pamit pada Adiknya yang sudah duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 2.

🐳🐳🐳

     Aleta pun datang bersamaan dengan Aqilla. "Tumben ada apa gerangan? Padahal kemaren baru aja ketemu"

"Gue mau jadi obat nyamuk, " gerutu Aqilla.

"Jadi obat nyamuk siapa? "

"Aku, wkwk, " jawab Aleta.

"Kamu punya pacar Al? "

"Ngeledek mulu lo mah," ketus Aleta.

     Tiba-tiba suara dering telfon berbunyi. Tertera dengan nama Ravi.

Ravi : Halo? Kamu dimana? Nanti sama aku di jemput aja biar sekalian.

Aleta : Aku di rumah Azka.

Ravi : Yaudah aku otw kesitu.

     Aleta menunggu kedatangan Ravi dengan cemas, karena sekian lama tak bertemu kini mereka malah akan bertatap muka bersama.

     Diparkirkannya motor milik Ravi di pekarangan rumah Azka, motor CB150R berwarna dominan hitam dan dipoleti juga dengan warna merah.

"Gais asli gue canggung banget buat ketemu dia, jantung gue deg degan sampe ke ginjal, " kata Aleta dengan wajah tak karuan hingga keringat dingin keluar.

"Santuy aja kali, " jawab Azka enteng.

"Permisi, " terdengar suara Ravi dari luar.

Mereka pun mulai menghampiri suara itu. "Ehh Ravi, " sapa Azka.

"Hai Azka, Aqilla, " sapa Ravi kembali.

Telah UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang