KEADAAN di bandara terlihat begitu ramai, namun kenapa Jaehyun merasa hanya dirinya sendiri yang berada di bandara besar ini? Tungkai kakinya lemas, ia terjatuh, berlutut dengan tumpuan lutut dengan hati yang teremas nyeri.
la menunduk, menyembunyikan air mata yang menggenang di pelupuk. Haruskah Jaehyun memesan tiket ke Chicago sekarang juga dan membakar seluruh perusahaan milik ayah Johnny? Sungguh ia merasa sangat emosi.
"Hyung.."
"Bahkan disaat seperti ini aku masih mendengar suaranya." gumam Jaehyun ironi, semakin menundukan kepalanya dan memejamkan matanya kuat.
Tidak masalah jika ia dianggap kurang waras oleh orang-orang yang lewat di depan nya sedari tadi. Jaehyun memang sudah kehilangan kewarasannya saat Taeyong meninggalkan nya.
"Hyung, aku juga mencintaimu."
Jaehyun melarikan jemari untuk meremat surainya dengan kuat, mencoba menghiIangkan suara Taeyong yang masih terus temgiang-ngiang di otak kecilnya. "Taeyongie..." Jaehyun, menyembunyikan air mata yang sudah mengalir di pipi.
"Iya hyung?"
Jaehyun mendongakkan kepala dan terkejut ia saat melihat Taeyong berada tepat di depannya dengan mata dan hidungnya yang memerah. Namun Jaehyun masih melihat binar-binar indah di mata Taeyong ketika lelaki cantik itu menatapnya.
"Taeyong?" Jaehyun hanya ingin memastikan, jika yang ia lihat bukan delusi semata, ia mau memastikan bila mahluk cantik di hadapan nya ini nyata.
"Jangan menangis Hyung..." gumam Taeyong pelan, tersenyum, mengarahkan jemari lentiknya untuk mengusap pipi Jaehyun yang di penuhi air mata.
Sadar jika ini bukan delusi, Jaehyun segera bangkit dan menarik Taeyong ke daIam pelukan, memeluk Taeyong dengan erat seolah tidak ada hari esok untuk memeluk istrinya itu.
Dan Taeyong menggerakan kedua tangan nya; membalas pelukan Jaehyun tak kalah erat. Kini Jaehyun bisa merasakan jika hatinya terisi penuh, perasaan membuncah muncul dalam dirinya. Entah kenapa, namun pelukan Taeyong sangat pas dengan tubuhnya, pelukan Taeyong melengkapinya.
Jika tahu rasanya senyaman ini, maka Jaehyun akan melakukan hal ini sejak pertama kali. Jaehyun menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Taeyong yang terdapat syal disana; menghirup wangi khas si lelaki mungilㅡstroberi, dan menangis di pelukan Taeyong.
Dan yang Taeyong lakukan sama persis dengan Jaehyun; menangis di pelukan si lelaki tampan. Taeyong hanya tidak menyangka jika Jaehyun yang dulu sering bersikap kasar padanya sekarang berubah menjadi Jaehyun yang memeluknya dengan erat dan hangat seperti ini.
Apa artinya penantian nya selama ini terbalas? Apa kini ia sudah bisa bahagia bersama Jaehyun dan calon anaknya? Apa kini ia bisa tertawa dengan Jaehyun seperti yang dulu di lakukan Jaehyun dan Yeri? Apa kini semuanya akan baik-baik saja?
"Aku sangat merindukanmu Taeyong-ah, aku pikir kau tidak akan kembali." Jaehyun bergumam, masih memeluk Taeyong dengan erat, ia tidak ingin melepaskan pelukan itu.
Sebenarnya tadi Taeyong sudah masuk ke dalam pesawat bersama Johnny, namun ia memberontak dan kabur dari Johnny. Taeyong tidak perduli, meskipun Johnny bersikap baik padanya selama ini, tapi Taeyong lebih memilih mengikuti kata hatinya untuk menemui Jaehyun. Akhirnya sebelum pesawat itu berangkat, Taeyong sudah keluar dari sana dan mendorong kursi rodanya untuk mencari Jaehyun, betapa beruntungnya ia saat melihat Jaehyun masih berada di tempat yang sama, menunggunya.
"Aku juga sangat merindukanmu hyung."
"Ayo kita pulang." bisik Jaehyun, membuat Taeyong menganggguk dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On You《Jaeyong》✔
Fiksi Penggemar[Hurt] Jaehyun terpaksa menikahi Taeyong karena ia yang telah membuat lelaki cantik itu kehilangan kedua fungsi kaki sehingga kini Taeyong harus duduk di kursi roda. •BXB || YAOI || GAY || HOMO •Jaehyun x Taeyong. •Don't read if u don't like.