Vote vote sebelum membaca ya geng 😁
Selamat membaca
***Sesampainya aku di sebuah perkebunan sawah yang luas hatiku sedikit tenang karena aku bisa melihat bukit-bukit yang tinggi hamparan sawah yang luas nan hijau, kami hendak menuju rumah-rumah kecil yang ada di tengah-tengah persawahan tersebut namun aku melihat Ferdinan yang membasuh mukanya di air aliran sawah.
"Ngapain fer ? Ngambil wudhu" ucapku sambil terkekeh yang langsung di sambut tawa dari temanku yang lain.
"Ada-ada aja lu Rin" ucap Ferdinan saat dia selesai membasuh muka,kami duduk di bawah pohon yang agak rimbun kami ngumpul di sana berbagi cerita dan gelak tawa dan melihat tingkah lucu dari Winda yang kakinya terpleset saat berjalan di dekat sawah, rasa sakit hatiku perlahan mulai membaik saat di tempat itu aku berjalan menuju rumah kecil itu tak jauh dari pohon tempat kami kumpul tadi,di sana hanya ada aku dan leo.
"Kamu senang?" Tanyanya padaku, yang aku balas anggukan.
"Senyum dong" sambil nyubit pipiku,aku hanya tersenyum singkat kepadanya.
"Irit amat senyumnya" godanya lagi
"Mahal" ucapku, dia hanya terkekeh melihat aku masih jutek"Woy berduaan Bae!!" Ucap Winda pada kami saat itu aku dan leo menuju mereka yang masih asyik duduk di bawah pohon.
"Leo beliin kita minum dong,haus ni" goda Dipo padanya.
"Ayo patungan" kata Leo
"Woy tong Lo ngak mau patungan?" Ucap Leo pada Ferdinan.
"Iya-iya sekalian beli ketengan juga ya" ucap Ferdinan.
"Iya oke,yuk feb" aja Leo pada Febry.
Selang 20 menit Leo kembali sambil membawa cemilan minuman dan ketengan, aku merasa bahagia walau hanya makan cemilan murahan minum ya cuma minum teh gelas aja udah bahagia dan membuat aku sedikit lupa pada rasa sakit hatiku hari ini."Gila lu fer kenceng banget ngerokok" ucap Dipo. Ferdinan hanya mengepulkan asap rokoknya saja tanpa peduli ucapan Dipo.
"Lo ngak ngisap eo?" Tanya Dipo lagi.
"Gue ngak" jawabnya,aku hanya menatap Leo,aku tau Leo sangat ingin merokok tapi ia sudah berhenti merokok karena aku tidak suka laki-laki merokok."Bilang aja Lo takut sama Aurin" kata Dipo lagi,Dipo memang orang yang tak bisa diam selalu saja mengoceh seperti beo.
"Kalo dia mau ngerokok ya ngerokok aja" jawabku datar.
"Ngak dong yank aku udah janji sama kamu ngak akan ngerokok lagi" ucap Leo padaku,kami memang duduk misah-misah aku ngak selalu nempel sama pacar walau dia ada di dekat aku."Kuju buset Lo udah ngisap berapa puntung rokok fer" kata Dipo lagi kaget,aku yang duduk di depan Ferdinan pun menjawab.
"Udah 4x dia ngisap rokok, jadi wajar aja bentuk Ferdinan kaya batangan rokok" ucapku sambil terkekeh.
Ferdinan juga tetangga Leo dan Ferdinan ini juga teman aku waktu SD walau kami beda SD saat itu.Aku sama Leo sempat terpisah sama Dipo dan rombongan dan aku juga sudah nelpon Dina pacarannya Dipo namun tidak di angkatnya juga.
"Yank kita pulang aja siapa tau mereka lagi dijalan pulang"
"Telpon kamu ngak di angkatnya ya ?"
"Iya ni, buruan ini udah sore" ucapku sudah khawatir.
Leo mengegas motornya sekencang mungkin di jalan kami melihat kiri dan kanan dan tak lama aku melihat Dipo dan yang lain lagi ngumpul di tampal ban."Yank itu mereka!" ucapku sambil menepuk punggung kokoh milik Leo.
"Iya iya sabar dong aku mutar motor dulu" ucapnya sesampainya di bengkel motor itu aku turun dan melihat motor Dipo,bannya kempes dan harus di tampal."Motor Lo kenapa po? Tanyaku pada Dipo.
"Itu tadi lagi enak-enaknya jalan sampai ngak liat jalan eh ban gue masuk lubang dan bocor deh" kata Dipo.
"Leo Lo Bawak uang ngak?" Tanya Dipo lagi.
"Bawak kenapa ?"
"Duit gue kurang ni gue pinjam duit Lo ya"
"Aman,ni " kata Leo sambil menyodorkan uangnya.
"Mana Ferdinan?" Tanya Dipo lagi
"Tuh" jawabku sambil nunjuk Ferdinan yang lagi ngisap rokoknya.
"Gile ni anak,kenceng bener ngerokok" ucap Dipo lagi sambil geleng-geleng.
"Pantes ngak dapat cewe,muka udah kaya asap rokok" ucapku terkekeh lagi dan di sambut oleh Dipo dengan tertawa sangat kencang.Please VOTE geng itu aja 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY AURIN(TAMAT)
General FictionHidup memang harus jatuh dan tersungkur dan jangan pula lupa untuk bangkit semua memang terasa berat bahkan mungkin lebih baik mati dari pada harus bertahan di situasi yang berat tapi ingatlah tujuanmu hidup di dunia ini bukan hidup untuk mati tapi...