7.) Benih Cinta Yang Tumbuh Seketika

3.8K 144 3
                                    

Mungkin Cinta yang tumbuh diawal akan berbeda dengan Cinta yang akan tumbuh diakhir.

~ Bagas Khabir Al-Fazri

***

Saat Bagas mengantar Humaira pergi menuju tempat mengajar dia, seketika saat di mobil ia melihat di sikut tangan sebelah kanan terlihat seperti tembusan darah, ia mengetahuinya karena ia memakai gamis berwarna coklat muda.

Saat itu Bagas sangat terkejut melihat sikut tangan Humaira berdarah.

"Humaira, tangan kamu berdarah?" tanya Bagas

Lalu humaira melihat sikut tangannya terluka setelah itu ia hanya menatap kearahnya tanpa berkata apa-apa. Lalu ia menghentikan mobilnya di dekat supermarket, ia langsung keluar dan memasuki supermarket. untuk membeli P3K.

Setelah selesai Bagas membeli P3K ia kembali.

"Dari mana?" tanya Humaira ketika ia baru membukakan pintu mobil

"Supermarket" ucap Bagas to the poin

"Ngapain?" tanya Humaira kembali

Saat itu Bagas tidak menjawabnya dan langsung mengeluarkan obat yang telah ia beli tadi, saat ia mau mengambil tangan Humaira.

"Humaira bisa sendiri" ucapnya ketika itu Bagas lupa bahwa mereka belum muhrim

Lalu Bagas memberikan obat yang telah ia beli tadi pada Humaira, dan ia melihat dia sangat teliti membersihkan lukanya.

Setelah sampai tempat mengajar Humaira, Bagas sangat suka dengan suasana ini karena ia bisa melihat pemandangan yang sangat Indah dan sejuk, ia melihat sebuah danau, taman dan juga gajebo, yang ia pikir bahwa itu tempat untuk Humaira mengajar mengaji anak-anak kecil.

"Aku kesana dulu" pamit Humaira pada Bagas yang masih menatap suasana keindahan itu

Hanya dibalas anggukan olehnya dan ia melihat cara Humaira mengajar dan bercerita dengan anak-anak.

Setelah selesai mengajar Bagas dan Humaira terdiam dulu di gajebo tempat Humaira mengajar.

"Makasihh..Mm"

"Mas.. panggil aja saya mas" pinta Bagas

"Hah?" tanya Humaira seperti terkejut

"Iya panggil saya mas aja, emang salah?" tanya Bagas saat melihat wajah Humaira seperti terkejut dengan ucapannya

Humaira menggeleng "makasih mas"

Ucapan Humaira ketika memanggilnya mas seperti ada yang berbeda dengan sosok Bagas yang sekarang ini.

"Mass.. " panggil Humaira sambil melambaikan tangan di depan mata

"Iya sama sama"

"yaudah ayo kita pulang" lanjut Bagas karena ia merasa canggung berduaan dengan wanita yang belum sah menjadi miliknya.

Humaira hanya mengangguk nya.

***

Setelah selesai Bagas mengantar Humaira mengajar lalu ia di ajaknya untuk bertemu Lia, Ketika Humaira sudah sampai di rumah Lia lalu ia menghampiri Lia yang sedang terduduk di kursi depan rumahnya. Seketika Humaira langsung menghampirinya dan melihat Lia tersenyum kepadanya.

"Assalamu'alaikum Bun" salam Humaira pada Lia yang langsung mencium punggung tangannya

"Wa'alaikumussalam,"

"Loh tangan kamu kenapa?" lanjut tanya Lia karena melihat ke arah sikut tangan Humaira bekas darah yang menembus bajunya

"Mm...gak papa kok Bun tadi ke gores doang" ucap Humaira meyakinkan Lia

"Kamu serius, apa mau ke rumah sakit aja?" ajak Lia

"Ouh enggak Bun insya'allah baik-baik aja" jelas Humaira

"Yaudah kalo kamu tidak mau nak, tapi tidak parah kan?"

"Tidak Bun"

"Bagaimana Humaira mengajar anak-anak mengaji?" lanjut tanya Lia

"Alhamdulillah baik Bun"

Saat sesudah itu Lia mengajaknya untuk masuk dan Bagas masih berada di dalam mobil ia tidak mengetahuinya Bagas sedang apa.

"Humaira sebentar Bunda mau ke dapur dulu"

"Bunda mau makan? Biar Humaira aja yang siapin Bun" pinta Humaira

"Yaudah terserah kamu saja nak" ucap Lia

Humaira langsung pergi ke dapur menyiapkan bahan-bahan yang akan ia masak. Saat sudah selesai ia membawanya pada Lia. Saat ia memberikannya pada Lia, Humaira tidak melihat muka Bagas.

"Bun mas Bagas kemana?" tanya Humaira pada Lia yang sedang menyantap masakan calon menantu nya itu

"Ouh.. tadi Bagas izin mau ke rumah sakit dulu jengukin temennya yang koma lagi" jelas Lia yang hanya dibalas anggukan olehnya.

"Bun apa Humaira boleh menanyakan sesuatu pada Bunda?" tanya Humaira

"Boleh dong sayang, kamu mau nanya apa sama Bunda?"

"Bun apa mas Bagas punya teman spesial?" tanya Humaira karena sejak kejadian pasiennya koma, ia merasa sangat ingin tau siapa pasiennya itu?

"Hhahahh, tidak adalah nak"

"Lalu Bunga, siapa Bun?" tanya Huma yang seketika membuat Lia berhenti untuk memasukan makananya ke dalam mulutnya

"Bun.."

"Dia bukan siapa-siapa dia hanya teman lama Bagas mereka sudah lama tidak bertemu tapi dia malah kecelakaan jadinya sekarang dia koma" jelas Lia dan hanya di balas anggukan olehnya dan ia merasa lega bila Bagas benar-benar tidak memiliki teman spesial.

***

Thanks You For Reading My Novel Jangan Lupa Follow And Vote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks You For Reading My Novel
Jangan Lupa Follow And Vote

Thanks
Salam Kenal
Follow Instagram
@ayudee5256

Singgah Yang TepatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang