47.) Khitbah yang ke 2

3.7K 123 5
                                    

Ku terima dia sebagai istri mu, tapi apa bisa kau menerimaku sebagai istri mu?

~ Humaira Shifa Nur Erlina

***

Dikamar yang berukuran luas terdapat seorang wanita shalehah yang sedang melaksanakan shalat tahajud. Entah mengapa hatinya ini selalu mengkhawatirkan keputusannya yaitu siap untuk memiliki madu. Pagi ini adalah hari pernikahan kedua suaminya yaitu Bagas dengan Bunga, entah mengapa hatinya kini menjadi tidak ikhlas bila Bagas menikah untuk kedua kalinya.

Ting...ting

Suara handphone Humaira berbunyi petanda ada yang mengirim pesan, dengan cepat ia mengambil handphone nya takut penting.

"Hai, assalamualaikum ukhti Humaira bagaimana kamu sudah ikhlas bila Bagas menikah dengan ku? Aku harap pagi ini kamu tidak mengeluarkan air mata mu itu. Sebab aku akan menikah pagi ini dengan Bagas ya aku hanya memberikan saran pada mu saja, bila kamu tidak kuat melihat Bagas mengucapkan qabul yang ke 2 kalinya aku harap mending kamu gak usah dateng ke acara nikahan aku dengan Bagas. Aku tidak mau acara pernikahan ku hancur karena kamu menangis aku harap agar kamu tidak menangis ya karena menurutku itu sangat memalukan."

Ternyata pesan dari Bunga membuat Humaira tak percaya ternyata Bunga meminta nya untuk tidak hadir di acara pernikahan ke 2 Bagas. Tapi mau bagaimana lagi Humaira harus menghadiri pernikahan kedua Bagas, karena ia istri pertama dari Bagas agar para tamu mengetahui bahwa Humaira sudah ikhlas Bagas menikah lagi.

Tokk...tokk...tokkk

Setelah selesai membaca pesan dari Bunga, Humaira tidak menjawab pesan itu ia hanya membacanya saja, tapi terdengar ketukan pintu membuat Humaira segera menghampiri pintu untuk melihat siapa yang sudah mengetuknya.

"Bunda!!." panggil Humaira yang langsung memeluk Lia yang sudah berada didepannya dengan tersenyum.

"Nak, apa kamu sudah melaksanakan shalat?." tanya Lia saat melihat Humaira yang masih mengenakan Mukena.

"Iya bun, Humaira baru melaksanakan shalat tahajud" ucap Humaira yang menarik Lia masuk untuk duduk di kasur miliknya.

"Kamu tidurnya berpisah dengan Bagas?" tanya Lia saat Humaira sedang melepas mukena yang sudah memakai hijab.

"Iya bun" ucap Humaira yang menghampiri Lia terduduk dikasur.

"Mengapa?"

"Ini keinginan mas Bagas, mungkin mas Bagas belum siap untuk sekamar dengan Humaira bun" ucap Humaira.

"Mau siap atau belum, ya kalian sudah sah menjadi suami istri jadi kalian harus bisa tidur sekamar" ucap Lia

"Ouh iya, bunda sejak kapan bunda sampai disini?" tanya Humaira mengalihkan pembicaraan dan pemasaran juga karena melihat jam baru menunjukkan pukul 03.23 itu masih sangat pagi.

"Baru saja bunda sampai" ucap Lia

"Apa dengan mbak Bunga?" tanya Humaira saat baru sadar bahwa Bunga juga tidur dirumah Lia.

"Tidak, ia sekarang sedang berada dirumah bersama ibumu mereka akan pergi ketempat akadnya bersama

"Yaudah bun apa sekarang kita siap-siap aja?"

Singgah Yang TepatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang