BAGIAN 5

1K 44 0
                                    

Bukan main terkejutnya si Kera Kembar dari Karang Setan begitu mendengar jawaban yang berada di belakangnya. Mereka kontan berbalik dan melompat mundur begitu melihat seorang pemuda gagah berwajah tampan dengan baju rompi putih sudah berdiri tidak jauh darinya.
Sementara Ki Petel yang mengetahui kehadiran pemuda itu, jadi berseri-seri wajahnya. Dia tahu dan kenal betul dengan pemuda gagah berbaju rompi putih itu. Ki Petel segera melompat melewati kepala si Kera Kembar dari Karang Setan, lalu mendarat di samping pemuda itu dengan manisnya.
"Kau datang tepat pada waktunya, Rangga," kata Ki Petel.
"Hm...! Kenapa mereka menyerangmu, Ki?" tanya Rangga tanpa mengalihkan perhatiannya pada dua orang berwajah kembar seperti kera di depannya.
"Aku tidak tahu. Tiba-tiba saja mereka datang menyerang, bahkan hamper membunuhku, " sahut Ki Petel.
"Hm...," Rangga hanya bergumam pelan.
"Anak Muda, siapa kau?" tanya Kera Merah memotong pembicaraan Rangga dan Ki Petel.
"Namaku Rangga, dan biasa dipanggil Pendekar Rajawali Sakti. Aku sudah pernah melihat kalian sebelumnya, jadi tidak perlu mengenalkan diri lagi padaku," sahut Rangga lugas.
"Bagus! Dan sebaiknya kau segera enyah dari hadapanku!" dengus Kera Biru.
"Mengapa tidak kalian saja yang angkat kaki dari sini? Kurasa Kepala Desa Palang Sewu sudah berkata tegas tadi," kata, Rangga tenang.
"Setan keparat!" geram Kera Biru terasa panas telinganya mendengar kata-kata yang tenang namun menyakitkan itu.
"Anak Muda, aku peringatkan sekali lagi. Cepat tinggalkan tempat ini!" bentak Kera Merah masih bisa menahan kesabarannya.
"Rasanya kata-kataku sudah cukup jelas," sambut Rangga kalem.
"Jangan salahkan kami, jika kau harus mampus hari ini!" Kera Merah jadi geram mendapat tantangan seperti itu,
"Hup! Hup!
”Hait... ! "
Kera Kembar dan Karang Setan itu serentak berlompatan mengurung Pendekar Rajawali Sakti dari dua jurusan di kanan dan kiri. Sedangkan Ki Petel beringsut mundur menjauh. Sementara Rangga memperhatikan kedua orang itu dari sudut matanya. Setiap gerak yang dilakukan dua orang kembar itu menjadi perhatiannya. Sudah disaksikan pertarungan kedua orang itu dengan Ki Petel, sehingga hal ini membuatnya jadi berhati- hati. Rangga sudah dapat mengukur kalau tingkat kepandaian manusia kembar berwajah seperti kera itu tidak bisa dianggap remeh. Dan Pendekar Rajawali Sakti memang tidak pernah menganggap enteng setiap lawannya.
"Hiyaaa... "Haaa... !"
Si Kera Kembar dari Karang Setan itu melompat secara bersamaan menerjang Pendekar Rajawali Sakti. Pukulan-pukulan beruntun bertenaga dalam cukup tinggi, dilepaskan secara bersamaan. Rangga menarik mundur kakinya ke belakang setindak, kemudian dengan cepat merentangkan tangannya. Sungguh luar biasa kecepatan gerak tangan Pendekar Rajawali Sakti itu. Bagaikan sepasang sayap seekor rajawali, tangan itu mengepak cepat memapak setiap pukulan yang datang.
Plak! Plak...!
Dua orang kembar itu berlompatan mundur sejauh satu batang tombak begitu tangan- tangan mereka beradu dengan tangan Rangga. Wajah mereka tampak memerah, seperti tengah merasakan sakit yang amat sangat pada tangannya. Jelas dalam adu kekuatan tenaga dalam, mereka kalah.

"Pasukan Kera Menggempur Gunung!" seru Kera Merah tiba-tiba. Seketika itu juga si Kera Kembar dari Karang Setan, berlompatan kembali sambil membuat gerakan mengelilingi Pendekar Rajawali Sakti. Pukulan dan tendangan keras datang beruntun secara teratur. Namun Rangga dengan mans berhasil mengelakkannya dengan jurus 'Sembilan Langkah Ajaib'. Gerakan kakinya begitu lincah dan cepat, diimbangi gerakan tubuh yang meliuk-liuk bagai seekor ular menghindari penggebuk.
Merasa serangannya tidak ada hasilnya, si Kera Kembar dari Karang Setan mengganti dengan serangan berikutnya. Namun tetap saja mereka tidak berhasil menyentuh tubuh Pendekar Rajawali Sakti. Beberapa jurus telah terlewati. Dan setiap berganti jurus, serangan manusia kembar itu semakin bertambah dahsyat dan berbahaya. Dan setelah lima belas jurus terlewati cepat, dapat dipastikan kalau manusia kembar dari Karang Setan itu memang masih bukan tandingan Pendekar Rajawali Sakti.
Sret! Cring!
Si Kera Kembar dari Karang Setan mencabut senjatanya, berupa tongkat melengkung dan berujung runcing. Dengan senjata di Langan, serangan si Kera Kembar dari Karang Setan bertambah dahsyat. Bahkan kini diimbangi dengan gerakan tubuh yang lincah dan cepat. Namun Rangga masih melayaninya dengan tangan kosong.
"Uts, hap!"

19. Pendekar Rajawali Sakti : Putri Kerudung HijauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang