#1

8 2 0
                                    

Brakk!!!

Terdengar suara pintu yang di banting sangat keras, aku pun membuka mataku perlahan dan bangun dari tidurku.

Dengan piama yang masih melekat di badanku aku berjalan keluar kamar dan melihat bunda tengah duduk di sofa tapi anehnya mengapa beliau menangis? Tanyaku dalam hati.

Aku tak tega aku pun mengucapkan "Bun ini jam berapa?" Aku berbicara sebari mengucek mataku dan berjalan seperti orang mabuk, agar terlihat aku baru bangun tidur dan aku tidak melihat bunda menangis.

Bunda pun segera menyusut air mata yang dari tadi menetes netes. "Ohh, lia sayang udah bangun?" Ucap bunda yang menyembunyikan tangisnya itu.

"Iya maa"
"Ini jam 4 sayangg" bunda menjawab dengan sangat kasih sayang
"Bunda aku mau mandi aja ya"
"Tumben lia pengen buru buru mandi gitu?" Tanya bunda
"Pengen berangkat sekolah lebih pagi aja"
Tangan hangat bunda pun mengusap kepalaku dan berkata "anak bundaa".

Aku selesai mengganti baju piama ku dengan seragam ku, aku menyisir rambut dan memakai handbody.

Aku menengok dan melihat jam ternyata masih jam 05:37 yey aku bisa sarapan ucapku di dalam hati.

Aku membuka pintu kamar dengan gembira, tak sangka yang aku dapatkan adalah hal yang sangat mengejutkan. Sudah aku lupakan kejadian tadi, sekarang aku malah teringat lagi.

Aku menutup kembali pintu kamarku pelan pelan dan menyisakan sedikit celah untuk mengintip, karna aku ingin tahu sebenarnya ada apa.

Terlihat kak Tesa yang memohon mohon maaf kepada ibuku sambil melutut kepada ibuku.

"Maaf bun. Maafin Tesa, Tesa khilaf"
"Saya kurang apa sama kamu, saya mempertaruhkan nyawa saya demi kamu. Tapi apa yang saya dapatkan dari kamu?" Bunda bilang sambil terisik risik dadanya
"Tesa bener bener gak tau bakal jadi kayak gini bun, maafin Tesa bun"
"Bagaimana kalau ayah kamu lihat ini? Dia sangat mengharapkan kamu jadi orang yang berguna dan jadi orang baik, saya yakin dia akan kecewa jika dia ada disini"

"Bunda sendiri selalu sibuk, memang ada Bi Neni dirumah ini. Tapi Tesa butuhnya bunda, Tesa pengen kaya orang orang yang kasih sayangnya penuh dari orangtuanya. Tesa tau ayah udah gak bisa ngumpul sama kita lagi, tapi kenapa bunda gak bisa sayang sama Tesa hanya lia yang bunda sayang"

Bundaku mengangkat dagu kak Tesa dan memeluknya, kemudian ia berkata
"Bunda sayang sama Tesa, kenapa bunda adakan Bi Neni di rumah ini itu biar kalian gak kesepian. Bunda cuma mau ngejalanin amanat dari ayah kalian, bunda harus nerusin perusahaan ayah dan harus menyayangi kalian berdua, bunda minta maaf kalau bunda gak peduliin kamu"

"Bunda Tesa gak nyaman ada dirumah ini, Tesa ngerasa kalau Tesa hanya kotoran. Tesa pergi ya bun" kakakku berjalan menuju pintu, aku pun keluar kamar dan menarik tangan kakakku

"Kak Tesa mau kemana?"
"Kak Tesa mau main ke rumah temen liaa"
"Aku denger semuanya kak (aku menangis)"
"Udah lia cuma kamu yang disayang sama bunda, tapi Kak Tesa ngga"
"Kak Tesa di sayang kok sama bunda, ya kan bunda?"
Bundaku hanya menganguk

"Udahlah lia aku itu cuma noda diantara kalian, aku pantas mendapatkan ini"
Aku menatap tubuhnya dari atas sampai bawah, aku berfikir kenapa Kak Tesa gemuk.

"Aku tau kamu sudah mulai menyadari kalau kak Tesa hanya noda diantara kalian"
"Kak Tesa pamit ya:)"

Buru buru kak Tesa menarik koper nya dan membuka gerbang nya sendiri tanpa bantuan pak satpam.

Aku mengejarnya tapi dia sudah menghilang. Aku terjatuh dan menangis, aku merasa aku tak bisa melakukan apa apa, diriku ini memanglah sia sia.

"Lia sayang"

Terdengar suara serak yang memanggilku, ternyata itu bunda.

"Bunda kenapa biarin kak Tesa pergi?"
"Sudah cukup lia, sudah cukup batin bunda tersiksa"
"Kemari sayang" bundaku memelukku dan mengatakan "lia harus jadi anak baik"

Angin pagi berhembus, dan pagi itu hujan turun.
Cukup bagiku, pagi itu adalah pagi terburuku

______________________________________________

♡♡
:)

I'M WASTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang