#5

7 2 0
                                    

Hoaii, aku bangun dari tidurku.

Arghh, aku yang meregangkan tanganku keatas.

Aku menatap ke arah jam berwarna abu abu di dinding, ternyata sudah jam 6. Aku segera mandi dan memakai seragam.

Aku berlari dari kamar dengan membawa tas di sebelah bahuku, lalu aku duduk di meja makan dan mengoleskan nutela ke roti.

"Bi?" Aku memanggil bibi yang sepertinya sedang membersihkan dapur. "Ya non?" Bibi pun menjawabnya, "bibi bunda udah berangkat?" Aku bertanya karna aku melihat kamar bunda yang sudah di kunci, artinya bunda tidak ada di rumah. "Udah non, jam 5 pagi", "ooo" aku mengucapkannya sambil mengerucutkan bibirku.

Aku sudah mendapatkan driver ojek online, aku pun akan menunggunya di depan gerbang.

"Bibi, lia berangkat ya" aku berlari ke teras dan memakai sepatu.

"iya non, hati hati".

"Neng"

Oh sepertinya driver onjek nya sudah datang. "Neng lia?" Kata driver tersebut, "iya".

"Aku pun buru buru naik ke motor".

"Neng pake helm gak?" Kata driver tersebut, "nggak usah gak apa apa kan?" Aku sedang malas memakai helm. "Gak papa" driver menjawab.

Aku pun berangkat ke sekolah.

"Makasih ya A, pake saldo aja ya" kata ku sambil turun dari motor, "oh iya neng".

"Makasih ya neng" sembari pergi dengan motornya, "makasih juga" aku menggenggam ke 2 tali tas ku dan bergegas masuk ke gerbang.

Dekat koridor depan ada Mading, dan ternyata itu adalah nilai waktu PAS kemarin. Aku mencari nama Indriliana, sebari berdesakan dengan siswi lainnya. Ternyata nilai ulanganku tidak ada yang di remedial meski ada yang pas di KKM, Alhamdulillah.

Aku yang sedang bangga dengan diriku sendiri malah asik menatap nilai ku di mading, lalu.

"Woi, lu bisa nyariin nama gw gak?" Terdengar suara laki laki yang lantang, "woi" dia mendorong bahuku dengan tangannya aku hampir terjatuh.

Aku agak sedikit mengangkat wajahku dan menatap dia dengan tatapan agak sinis, aku memang tipe orang yang jarang senyum.

"Ohh... berani lu sama gwa?" Dia tersenyum kecil, "nih rasain" dia mengangkat tangannya yang terbentuk kepalan, dia akan memukulku.

"Bro, itu cewe. Sabarr" temannya yang menepuk bahunya. "Fine" kata cowo itu, aku melihat jam di tanganku dan aku pun berjalan menuju ke kelas.

Aku sampai dikelas, lalu aku masuk ke kelas menuju bangku ku. "Lia" ada Reta yang menyapaku "hai" kataku sambil tersenyum.

"Liaaa" kata lita yang duduk di belakang ku, "apa" kata ku. "Ngga" kata lita yang menggeleng kepalanya.

Sebenarnya anak kelas memang baik kepadaku, mereka selalu menyapaku. Tapi kalau ada Devina dan teman teman nya, ya gak bakal ada yang berani dekat padaku.

Kebetulan juga Devina tidak masuk sekolah, biasanya sih kalau dia tidak masuk sekolah dia selalu holiday bersama teman se geng nya. Dia memang orang kaya, tetapi orang tua nya benar benar mengizinkan saja apa yang dia lakukan.

"Pagi anak anak" Pak Gio menyapa kami,
"Bagaimana lia?" Pak Gio bertanya kepadaku, "bagaimana apa pak?" Aku tidak tahu apa yang di maksud bapak. "Itu loh nilai kamu di Mading" kata Pak Gio, "alham...." belum selesai aku berbicara.

Sinta ketua kelas pun berbicara "Pak hari ini Zia sama Aleta gak sekolah, mereka sakit" kata Sinta, "Sinta nanti dulu yaa" kata Pak Gio.

"Bagaimana lia?" Pak Gio bertanya lagi kepadaku, "alhamdu......" aku belum selesai bicara lagi. "Pak dari rumus algoritma sampai sejarah dunia saya mengetahui semua nya" kata Sinta, "Sinta kamu bisa diam dulu tidak!" Pak Gio memukul mejanya.

"Kamu sirik sama lia? Kalau kamu sirik kamu harus belajar lebih giat lagi!!" Kata Pak Gio menggertak, ketua kelas hanya diam seribu bahasa. "Jadi orang biasa aja kali" kata Reyza menyambung. Semua anak kelas pun jadi menertawakan Sinta, aku merasa tidak enak terhadapnya.

"Kita lanjut ke pelajaran sejarah" kata Pak Gio

—————————————————————
:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M WASTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang