Chapter 1

5.7K 387 57
                                    

Hai, ketemu lagi sama aku, semoga gak bosen ya.
Btw, kalian yang mau baca-baca cerita lainnya bisa cek blogku. Link ada di bio.


***

Sasuke melangkah kembali ke tengah panggung dimana mikrofonnya berada, melempar senyum ke gitaris utamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sasuke melangkah kembali ke tengah panggung dimana mikrofonnya berada, melempar senyum ke gitaris utamanya. Shit, permainan gitarnya benar-benar keren. Sasuke tidak berpikir akan ada seseorang yang memiliki permainan nada lebih baik daripada mantan gitarisnya yang dulu. Ia seakan mendapat jackpot ketika ia melihat bakat pemuda itu saat sedang meng-covers Jeff Buckley di sebuah bar kecil di Ishigaki. Permainannya luar biasa.

Sasuke tahu orang-orang yang kini di panggung bersamanya membuatnya terdengar hebat—tepatnya lebih hebat—karena ia selalu terdengar hebat.

Saat ia menyanyikan refrein terakhir, ia melihat gadis yang diangkat ke pundak beberapa pemuda, jadi ia mengecup dua jarinya dan mengarahkannya ke arah gadis itu. Gadis itu menjadi sedikit keranjingan, mengibaskan rambutnya, tapi teman-temannya menghentikannya sebelum gadis itu bisa melepas bajunya. Sasuke benar-benar membuat para gadis tergila-gila, tapi terserahlah. Ia bersenang-senang dengan semua itu.

Ini adalah hidupnya. Ia yang memintanya, menginginkannya, melakukan segala yang ia bisa untuk mewujudkannya.

Ini klise, tapi ia menyukai setiap detiknya.

***

Sakura berbaring di tempat tidur menggunakan headphone seraya membuka majalah hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakura berbaring di tempat tidur menggunakan headphone seraya membuka majalah hari ini. Ada yang sangat membuatnya tertarik di majalah itu, karena ada artikel salah satu musisi favoritnya. Ia baru saja sampai ke halaman yang memuat artikel itu dan memutar lagu favoritnya ketika Ino mengetuk pintu kamarnya dan berjalan masuk.

Sakura akan terganggu oleh senyum lebar di wajah Ino akhir-akhir ini seandainya mereka bukan teman baik. Ino memang punya banyak hal untuk dijadikan alasan tersenyum, salah satunya karena kekasihnya baru saja melamar dan kini ia mengenakan cincin yang dipilihkan Sakura.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Ino, duduk di tepi tempat tidur. Sakura terkikik sedikit, mengangkat majalahnya. Ino memutar matanya ketika ia melihat foto sampul majalah itu, seorang pemuda berambut hitam mengenakan kaos putih, sedang memegang gitar, duduk di tepi kolam. "Ya ampun."

Not Who You Expected✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang