Chapter 6

1.7K 227 13
                                    

Latihan hari ini benar-benar aneh bagi Sasuke, karena Sakura tidak mau menatap matanya. Ini bukan hal yang baik, mengingat mereka seharusnya memiliki chemistry yang kuat dalam pertunjukan ini. Meskipun begitu, Sasuke tidak memprotes, tidak mencoba memberitahu Sakura bahwa mereka baik-baik saja sebelum akhirnya gadis itu memutuskan untuk mengakhiri sesuatu diantara mereka. Sasuke tidak tahu mengapa, sungguh, tapi ia tidak sepenuhnya mempercayai alasan omong kosong Sakura. Jika pertunjukan ini satu-satunya alasan Sakura tidak ingin tidur denganya, maka gadis itu benar-benar aneh dan sedikit pecundang.

Ia masih menginginkan Sakura, tapi terserahlah. Dasar pecundang.

Hari kedua, saat Sasuke menghabiskan kopinya dan perancang kostum teater mereka baru saja menanyakan beberapa pertanyaan padanya, Sakura berjalan menghampirinya, tampak gugup, tapi gadis itu seolah berusaha menyembunyikan fakta itu.

"Aku minta maaf tentang kemarin," ucap Sakura, menatap Sasuke. "Kemarin sangat canggung, dan aku minta maaf."

"Terserah kau saja. Tidak apa-apa."

"Tidak," Sakura bersikeras. Gadis itu tampak sangat serius sekarang. "Tidak, kita harus memberikan pertunjukan sempurna."

Sasuke menatap Sakura seolah gadis itu gila. Terkadang ia bertanya-tanya apa yang Sakura cari di pertunjukan ini, karena gadis itu sangat ambisius, dan itu konyol. "Oke."

"Oke." Sakura tersenyum kecil, lalu berjalan pergi.

Sasuke tidak tahu apa masalahnya. Ia benar-benar ingin bertanya. Tapi ia tahu Sakura tidak akan pernah memberitahunya, jadi ia hanya akan menyimpan pertanyaan itu untuk dirinya sendiri.

***

Sakura diperbolehkan cuti dua hari, yang biasanya tidak pernah terjadi. Ia memutuskan untuk pergi berbelanja setelah latihan selesai, pergi ke butik favoritnya dan menghabiskan uang yang tidak seharusnya ia belanjakan untuk hal-hal yang tidak ia butuhkan. Tapi beret di butik itu benar-benar imut dan sepatu suede merah di sana sangat cantik. Dan ia membutuhkan celana jeans baru, jadi ia rasa ini adalah shopping yang cukup menyenangkan, tapi dress sutra biru tua yang baru ia beli jelas bukan barang yang penting.

Sakura tidak peduli. Ini membuatnya merasa lebih baik dan menariknya keluar dari rasa pahit yang ia rasakan sejak segala hal-hal tentang Sasuke berakhir. Ia seharusnya tidak membiarkan dirinya tenggelam di awal—ia seharusnya tidak bersama pemuda itu sejak awal.

Sakura masih belum memberitahu Ino, meskipun ia tahu sahabatnya itu mungkin telah berspekulasi dan mungkin sampai pada kesimpulan bahwa Sasuke adalah alasan di balik suasana hatinya yang buruk selama seminggu terakhir ini. Dan Sasuke pasti tidak memberitahu Deidara, karena ia menerima pesan dari Deidara yang menyebutkan bahwa si pirang itu belum bertemu dengannya dalam beberapa hari ini dan menyarankan mereka harus jalan-jalan bersama lain kali. Sakura benar-benar menyukai Deidara, jadi ia berharap semua kekacauan bodoh ini tidak memengaruhi pertemanan baru mereka. Mengingat cara Deidara berbicara tentang Sasuke kadang-kadang seolah Sasuke hanya klien biasa dan Deidara hanya mentolerir sikap pemuda itu, Sakura pikir pertemanan mereka akan baik-baik saja. Meskipun jelas ia tahu bahwa Sasuke dan Deidara adalah teman, tapi ia rasa Deidara bisa cukup objektif untuk memilah suatu hal.

Setelah kegiatan belanja kecilnya, Sakura membeli sebotol Grey Goose dan bahan-bahan untuk membuat pasta. Ia membeli roti dan beberapa tangkai bunga, dan pemuda di kios bunga itu menggodanya. Ia membiarkan pemuda itu, karena pemuda itu cukup tampan dan ia merasa seperti membutuhkan perhatian. Pemuda itu menanyakan namanya, dan ia memberikannya pada pemuda itu meskipun ia tahu itu hanya basa-basi sebelum meminta nomor teleponnya. Dan benar saja, pemuda itu meminta nomor teleponnya. Ia sejenak berpikir untuk memberikan nomor palsu, tapi rasanya itu tidak sopan. Jadi ia bilang ia tidak bisa memberikan nomornya, tapi mungkin mereka bisa bertemu lagi lain kali. Pemuda itu akhirnya memberikan bunga secara gratis, mengedipkan mata padanya dan ia membiarkan dirinya merasa cukup istimewa, meskipun ia yakin pemuda itu melakukan beberapa variasi dari tingkahnya ini beberapa kali dalam sehari pada setiap wanita yang datang ke kios bunganya.

Not Who You Expected✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang