Chapter 8

2.2K 243 33
                                    

Tidur Sasuke sangat nyenyak sampai terdengar teriakan seseorang dan jari-jari seseorang menekan kulitnya dan tubuh mungil meringkuk lebih dekat padanya. Ia membuka matanya ketika ia mendengar sesuatu jatuh ke lantai, memeluk Sakura lebih erat ditubuhnya, ia mendongak melihat Deidara berdiri di kaki tempat tidur dengan rahang menganga dan wajah memerah. Sakura menguburkan wajahnya di dada Sasuke seolah ia malu atau semacam itu, dan Sasuke memastikan selimutnya menutupi tubuh Sakura.

"Apa apaan ini?!" tanya Deidara, menekankan setiap kata.

"Dei, tolong," ucap Sasuke, suaranya masih setengah mengantuk. Sakura akhirnya mengendurkan tangannya sehingga jarinya tidak lagi menekan kulit Sasuke. "Keluar."

"Bagaimana mungkin kau tidak memberitahuku?"

"Dei, nanti," Sasuke mendengus. Mata Sakura tertutup rapat dan gadis itu diam seperti patung. Jika Sakura pura-pura tidur, gadis itu benar-benar payah. Sasuke terkekeh sedikit. "Cherry."

Deidara mengejek dengan kesal dan meletakkan tangannya di pinggul. "Cherry? Kau memanggilnya Cherry?"

"Persetan denganmu."

Sakura mengerang dan merosot ke bawah sedikit, mencoba bersembunyi di balik selimut. Lucu, karena Deidara sama sekali tidak akan tertarik dengan ketelanjangan Sakura. "Ini memalukan," bisik Sakura.

Sasuke bisa mengatakan bahwa Sakura benar-benar merasa malu atau semacamnya, jadi ia mencium kening Sakura dan membelai kulit gadis itu dengan ibu jarinya ketika ia kembali melihat ke arah Deidara. "Serius, Dei. Keluar. Ini privasiku."

Deidara menggelengkan kepalanya seolah itu tidak masuk akal atau sesuatu semacam itu. Ia mengambil kertas yang dijatuhkannya dan meletakkannya di meja. "Reviews. Aku ke sini membawa itu."

Deidara kesal, Sasuke tahu itu, tapi terserahlah. Si pirang itu kemudian berjalan meninggalkan ruangan dan membanting pintu hingga menutup.

"Ya Tuhan," gumam Sakura, wajahnya terkubur di dada Sasuke.

"Ini bukan masalah besar."

Sakura menarik diri dan menatap Sasuke. "Deidara baru saja melihatku telanjang."

Sasuke memutar matanya. "Kau tidak telanjang, dan dia gay. Aku yakin payudara bahkan tidak menjadi daftar favoritnya." Ia menarik Sakura lebih dekat padanya saat gadis itu terkikik. "Tenanglah."

"Aku benar-benar tidak ingin dia tahu dengan cara begini," ucap Sakura mengakui. Sasuke hanya mengangkat bahu. Siapa peduli? "Apa menurutmu dia akan memberitahu orang lain?"

"Tidak peduli."

"Sasu!"

Sasuke tahu Sakura merasa frustasi. Deidara dapat memberitahu siapa pun yang si pirang itu inginkan. Mungkin Sakura tidak begitu terbiasa berada di berita media seperti dirinya. Setengah dari orang-orang akan tertarik dengan gosip-gosip terbaru dan setengah lagi tidak akan peduli. Sisanya mungkin tidak mempercayainya. Mungkin perhitungannya bisa salah tentang itu, tapi apa pun itu, ia tidak peduli.

Sasuke perlu mengalihkan perhatian Sakura dari ini, "Bukankah dia mengatakan dia membawa reviews?" dan terkekeh ketika Sakura segera bergegas turun dari tempat tidur dan meraih kemeja Sasuke semalam. Sakura lebih terlihat menarik bagi Sasuke daripada apa pun yang tertulis di koran bodoh itu.

Sakura mengambil semua kertas yang Deidara letakkan di meja, tampak kesal karena koran itu kusut. Ia menyingkirkan semua lembar yang bukan memuat bagian seni, ia tidak ingin tahu berita lain. Sakura duduk bersila di tempat tidur dan Sasuke benar-benar sulit untuk berkonsentrasi ketika Sakura melakukan itu, karena gadis itu tidak mengenakan celana dalam dan kemejanya tidak menutupi tubuh gadis itu seperti yang ia perkirakan. Pikiran Sasuke terpecah oleh ulasan-ulasan yang Sakura baca keras-keras, dan Sasuke mungkin harus lebih memperhatikan.

Not Who You Expected✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang