3. kita dan kenangan (1)

4 0 0
                                    

Kita dan kenangan. Kamu, pernah membawaku ke suatu tempat yang untukku itu adalah sejarah. Dimana kamu membuat bingung, malu dan merasa sangat dikejutkan. Kamu ingat? Salah satu gedung populer di jawa barat. Tidak kulupa, kau beri satu bouquet bunga dengan warna yang aku suka.

Kala itu, adalah pertama aku menerima bunga dengan gembira. Karna itu darimu. Aku memang bukan penikmat hal-hal romantis. Jadi, menurutku itu sudah cukup spesial.

Setelahnya, kita berbincang disalah satu taman. Saling mengucap terimakasih telah membersamai.

Aku berkata, kamu adalah nol, jeda,dan titik. Dimana kamu adalah lingkaran dalam hidupku disaat kamu tau aku sebenarnya seperti apa. Dan kamu adalah jeda, tempatku bersandar ketika lelah atas ujian hidup dan siap untuk bangkit lagi. Kemudian titik, dimana kamu kuharap menjadi sebuah pemberhentian atas lelahnya mencari sosok yang bisa kujadikan tumpuan hatiku.

Pada saat itu.

Bila dikaji lagi, entah aku harus membenarkan atau tidak tetapi yang jelas saat ini,mungkin itu hanyalah karangan. Terbuang berserakan dengan sisa-sisa rindu yang tidak akan habis.

Aku membenci sekaligus mengingat ketika melihat, melewati, atau mendengar tentang gedung itu.

Pada saat itu.

Selamat tinggal ucapku kali ini, bibirku mengucap tapi hatiku menetap. Tetap menetap dalam rinduku yang menumpuk di pelupuk mata yang mana akan tumpah ketika teringat.

Perihal melupakan adalah mudah, tidak pernah ada rasa sulit. Aku saja yang bodoh, aku saja yang susah dan tak tahu diri.

Pergilah, usah risau lagi dengan keluhanku. Aku akan mengeluh disini saja, aku telah lelah mengejar. Aku telah lelah meyakinkanmu dengan caraku. Aku telah lelah untuk menegakkan kepalaku ketika aku merasa gundah.

Pergilah, jika keyakinanmu aku bukan untukmu. Aku akan mengemasi segenap jiwa dengan mengemban beban dan sisa kenangan.


Malam untuk kisah yang usaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang