Aku tidak pernah mengira jatuh cinta akan membuat kita sejauh ini. Membuat kita menjadi seasing ini. Kini benteng antara kita begitu menjulang tinggi. Sampai akupun tidak bisa memanjatnya untuk sekedar melihat senyummu, untuk sekedar melihat tawamu, untuk sekedar menikmati waktu bersamamu, atau untuk sekedar saling bertukar cerita yang kemudian membuat kita tertawa.
Namun sekarang kita begitu jauh. Apa kau tahu apa yang membuat kita berjarak? Bukan raga melainkan hati. Mata kita saling bertemu namun mulut tidak saling berucap. Tujuan kita menuju tempat yang sama, tetapi langkah kita tidak beriringan. Bahkan kau selalu menepi saat aku berjalan hendak mendekati. Kau selalu mencari alasan untuk tidak ada dalam ruang yang sama denganku. Kau selalu mengambil jalan yang lain ketika aku berada di jalan yang kau tuju.
Sampai kapan kita sejanggal ini. Mengakhiri setiap pertemuan dengan saling menghindar. Seolah waktu yang kita lewati ingin kau jeda dan segera mengakhirinya. Setidaknya beri aku satu alasan kenapa kau memberi harapan jika sama sekali tidak ingin memberi ku tempat dihatimu.
Menyedihkan memang raga kita bertemu setiap hari, namun mata kita tidak saling menatap lagi. Senyummu tidak lagi menyapaku. Bahkan bukan aku lagi yang menjadi alasan kamu tersenyum. Kenapa tidak kamu akhiri semuanya dengan perkataan menyakitkan sekalipun. Kenapa memilih diam tanpa sepatu katapun?
Kuningan, 3 September 2018
Dilla Rahma
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Luka Kehilangan
RomanceAku mewakili sebagian manusia dibumi untuk meluruskan apa-apa yang memang tidak bisa diucapkan dengan suara lantang, mewakili hati yang (mungkin) pernah kehilangan. Selamat membaca 🤗 Saya harap pembaca sudi untuk vote tulisan saya, maaf sebelumnya...