Teman?

38 8 0
                                    

Sejak kemarin sampai pagi ini, Revin selalu menempeli Revan saking senangnya dengan kedatangan Revan. Suasana di meja makan pagi ini lebih cerah dari sebelumnya dengan kedatangan dan kehangatan yang dibawa Revan. Ditambah dengan ocehan riang Revin.

Sedangkan Arcia hanya menatap Revan sendu, seandainya dia bersikap hangat juga ke Rezia. Pasti kebahagiannya akan semakin bertambah karna ketiga anaknya saling menyayangi. Tapi entah kapan itu akan terjadi.

Rezia yang sudah lengkap dengan seragamnya berjalan menuju Arcia.

"Ma...Ezi berangkat ya" pamit Rezia

"Kamu gak sarapan dulu nak" tawar Arcia

"Ga usah mah, Ezi langsung berangkat" ucap Rezia

"Yah kak Ezi udah mau berangkat ya. Padahal Evin mau sarapan bareng kakak sama abang, kan jarang banget bisa" ucap Revin dengan nada sedih

Rezia hanya membalas dengan senyum, sedangkan Revan hanya fokus pada makanannya.

"Ya udah kalau gitu, tapi bawa bekal ini ya kalau kamu lapar nanti bisa langsung makan. Kamu hati-hati ya bawa motornya, jangan ngebut" Titah Arcia

"Iya ma, Ezi berangkat" ucap Rezia sembari menyambar bekal pemberian Arcia

"Hati-hati kak Ezi" ucap Revin

"Baik-baik di sekolah sayang" nasihat Arcia

Rezia hanya menganggukkan kepalanya sebagai balasan, tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan menyalami Arcia. Tak lupa dia mengacak rambut Revin.

"Kamu ga nunggu papa turun dulu?" tanya Arcia saat Rezia sudah hendak pergi

"Ga" hanya itu yang di ucapkan Rezia dan pergi tanpa membalikkan badannya lagi dan melangkah ke luar rumah.

Derum motor terdengar menandakan Rezia sudah berangkat. Bersamaan dengan datangnya David ke meja makan

"Ya udah ma, Evan mau ngantar Evin dulu ya ma, sekalian mau jumpa temen lama. Yuk Vin" ajak Revan seolah tidak peduli dengan kedatangan David

Revan kecewa dengan Rezia dan David. Rezia yang menjadi penyebab omanya koma, dan David yang selalu menyakiti mamanya. Revan kecewa dengan orang-orang yang disayanginya.

"Yuk bang" sambut Revin girang. Dan mereka pun menyalami Arcia

Revin juga menyalami David tapi dia tidak mengucap sepatah kata pun. Revin takut sama David.

"Dah ma..." Evin melabaikan tangan ke arah Arcia dan dibalas lambaian juga

"Belajar yang rajin sayang" ucap Arcia sedikit berteriak dan dibalas anggukan oleh Revin

Setelah kepergian mereka, hanya tersisa David dan Arcia.

"Kamu lihat kan, semua anak kamu memandang seakan saya yang jahat. Padahal kamu dalang dari semua ini. Suatu saat semuanya pasti terbongkar. Kamu tunggu saja" ucap David dengan smirk nya

Ia menghentikan begitu saja sarapannya dan meninggalkan Arcia.

Arcia hanya bisa menangis

"Apa kakak harus menyusul kamu dulu mel suapaya dia berhenti menyakiti kakak?" isak Arcia

-----------------------------------------------------------

Omongan Arcia yang menyuruhnya agar tidak ngebut hanya menjadi angin lewat bagi Rezia. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Saat ini saja Rezia sedang mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Tidak butuh waktu lama bagi Rezia untuk sampai ke sekolahnya. Saat akan memasuki gerbang, tiba-tiba ada sebuah motor yang menyalip Rezia sehingga Rezia sedikit kehilangan keseimbangan. Rezia hampir jatuh, untung dia bisa menahannya.

I'M BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang