Teman atau babu?

27 3 0
                                    

Hening.

Hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar.

Situasi canggung ini membuat Arcia dan Revin sangat terganggu.

Biasanya sedikit banyak Rezia akan bercanda dengan Revin, tapi kali ini beda dengan kehadiran Revan.

Revan yang biasanya bercanda dengan Revin juga hanya menikmati makanannya.

Tentu saja mereka hanya makan berempat.
David?
Jelas dia belum pulang

"Ma, bentar lagi Rezia mau keluar. Ada urusan" Rezia memecah keheningan

"Ingat jangan pulang lambat. Mama khawatir sama kamu"

"Iya ma"

"Jangan ngerepotin mama terus dengan tingkah lo" setelah mengucapkan itu, Revan meninggalkan meja makan dan berjalan masuk ke kamarnya

Rezia juga langsung menghentikan makannya dan segera keluar dari rumah. Dia sebenarnya ingin berdamai dengan keadaan, tapi Revan selalu memojokkannya.

"Mah... Revin kangen Kak Rezia sama Bang Revan akur"

-----------------------------------------------------------

Rezia POV

"Wah udah datang nih si bos"

"Bacot Do" acuh gue

"Kalem bos" cengengesan doang emang bisanya si Aldo

"Eh Rez, ini setoran resto dari Elin" Vreya menyerahkan amplop yang pastinya berisi uang ke gue

"Udah lo aja yang pegang kayak biasanya. Udah dipisahin yang mana untuk panti sama kas?" tanya gue

"Ya gue pengen nunjukin aja Rez. Kalau masalah itu lo tenang aja, udah gue pisahin kok"

"Bagus" jawab gue

"Eh kata Bang Gio, besok bukan cuma dia sendiri yang datang" sahut Khazer

"Yang lain pada datang?" tanya Benny

"Kayak nya iya Ben. Seru juga kalau gitu, kita semua bisa kumpul lagi" jawab Khazer

Tiba-tiba gue keinget lagi ucapan Bang Revan. Sumpah gue ga pernah niat mau ngerepotin mama. Gue juga ga mau begini, tapi dia gak pernah mau denger penjelasan gue. Malah gue pengen keluar dari rumah itu. Dan justru alasan gue bertahan cuma Mama, Revin dan Oma. Ga ada yang lain, karna cuma mereka yang percaya gue.

"Iya kan Rez?" Jejes bikin lamunan gue buyar

"Ha? Apa?" tanya gue bingung

Serius gue ga tau mereka ngomongin apa, ucapan Bang Revan doang yang mutar di otak gue.

"Tuh kan lo ngelamun. Kalau ada masalah cerita Rez, jangan di pendam semua ga baik" bukannya gue ga mau cerita, gue cuma ga mau kalian terbebani sama masalah gue jes

"Cuma masalah kecil"

"Bohong aja terus Rez" Vreya sialan tau aja kalau bohong udah jadi kebiasaan gue

"Kita gak bakal paksa lo buat cerita. Tapi kalau rasanya lo udah ga sanggup buat nyimpen semuanya sendiri, ingat lo punya kita" ucap Benny

"Benny bener Rez, kita ini keluarga lo juga. Bukan orang lain" Baru kali ini ucapan Aldo bikin gue terdiam

Gue memang ga pernah cerita soal Bang Revan ke mereka. Bahkan mereka emang ga tau bang Revan. Mereka tau cerita gue sama bokap aja karna gue kepergok Khazer berantem sama bokap di depan Rumah.

Ceritanya gue berantem sama bokap gegara pulang hampir subuh. Ga tau kenapa dia nungguin gue di depan rumah, berantem dah jadinya. Gue ga tau kalau ternyata dia ngikutin gue pulang, katanya mastiin gue aman aja. Khazer emang dasarnya aja bocor, jadi terpaksa gue cerita ke mereka.

I'M BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang