"Akibat permasalahan internal perusahaannya, PT. Radio Arkan Suara Persada akhirnya resmi berhenti beroperasi. Cabang Arkan Radio diseluruh Indonesia yang sekitar sebulan ini vakum, kini telah mengakhiri penyiaran-"
Nit!
Wanita yang baru saja mematikan televisi di ruang keluarganya itu, menangkup wajahnya. Ia menunduk dalam duduknya. Pikirannya kian berkecamuk.
"Mah..."
Ia mendongak mendapati putera sulungnya.
"...Papah pulang" ucapnya sambil berlalu ke kamar.
Dan nampaklah seorang pria dengan setelan jas hitam. Ia melonggarkan dasinya sambil menghampiri sang istri.
Tanpa berucap, istrinya menyambut suami dengan membantu melepas jas dan dasinya.
Pria itu menatap istrinya yang tengah melepas dasi, "Rosi, I'm sorry..." lirihnya.
Melihat raut wajah sang suami yang kian keruh dan lusuh, Rosi mencoba tersenyum sehangat yang ia coba.
"I know you've tried, Mas" lengannya terulur memeluk leher sang suami.
Pria itu merengkuh tubuh istrinya erat-erat. Membenamkan wajahnya pada pundak kiri Rosi. Semua miliknya lenyap dalam sekejap.
Hanya keluarganya yang tersisa.
Rosi mengusap tengkuk suaminya lembut ketika ia rasakan bahunya basah. Suara isak tangis samar-samar terdengar.
"Ini berat, sayang" gumam suaminya dengan nada paling menyedihkan.
"Mas..." Rosi melonggarkan pelukannya, ia meraih wajah sang suami. Menangkup pipinya dan membuat mata mereka bersitatap.
Tatapan paling putus asa yang pernah Rosi lihat sejak empat belas tahun menikah dengan pria dihadapannya.
"Kamu harus kuat! Kalau kamu lemah apalagi menyerah, siapa yang bakal melindungi aku sama anak-anak? Kita butuh kamu, Mas"
Rosi mengusap bawah mata suaminya dengan ibu jarinya, "Jefarino Arkan pernah menjadi orang sukses dengan seluruh usaha dan kerja kerasnya. Kamu hanya perlu berjuang sekali lagi. Maybe harder than before. Dan aku sama anak-anak akan selalu membersamai perjuangan kamu"
"All of this is temporary, Mas"
Air mata suaminya kembali berderai mendengar ucapan Rosi. Ia kembali merengkuh tubuh istrinya. Mendekapnya lebih erat dari sebelumnya.
"Don't leave me, please. I need you more than before, Rosi"
"Of course I won't. Rosiana belongs to Jefar and so do you. Seperti yang kamu bilang, we're meant to be together. Remember?"
Rosi merasakan Jefar mengangguk dibahunya.
"Inget, Mas... dalam suka dan duka, sehat ataupun sakit, saat kelimpahan maupun kekurangan. Itu janji kita sama Tuhan"
"Thankyou for not giving up on me"
• • •
"Fuck it!"
"Jeno? You okay?"
Pemuda itu menjatuhkan dirinya diatas ranjang. Satu lengannya menutupi wajah. Sementara gadis yang menghampirinya ke kamar hanya membuang napasnya berat. Ia beranjak mendekat.
"What's wrong?"
"We broke up. Sindy... dia main-main sama Felix setelah tau Papah bangkrut"
KAMU SEDANG MEMBACA
La Familia ✓
FanfictionSELESAI Dalam binar gemerlap Ibu Kota hingga semak belukar di pelosok desa, mereka tetap bersama dalam pelukan yang saling menguatkan. "Family means nobody gets left behind or forgotten" La Familia ©2019, versatilemons.