Sabrina sahalia putri dari pasangan Tania dan Farhan Anak semata wayang tinggal di surabaya, yang kini sedang menunggu kelulusan masa Madrasah Tsnawiyahnya.
Muhammad Denis Ar-rahman putra dari pasangan Nadya dan Dimas. Anak pertama tinggal di malang kelas 1Madrasah Aliyah.
Sama-sama lahir dari keluarga baik-baik, yakan sepupuan umi sabrina adalah adik kandung dari ayahnya denis. Alias bu Tania adalah adik kandung pak Dimas. Sudah lama sabrina menyimpan rasa pada denis, memang tidak pantas tapi itu semua terjadi sendirinya. Dia sendiri tidak menyangkanya bisa menyukai pada sepupuhnya itu.
~~~
Sabrina POV.
Menikmati pagi hari di teras belakang memang sangatlah indah. Dan tiba-tiba lamunanku dikagetkan dengan seseorang disebelahku, seketika seluruh badanku bergetar saat mengetahui siapa orang yang di sebelah ku. Mas Denis.. Sosok yang.. Astagfirullah...Jangan!. Setelah beberapa waktu aku tidak menjumpainya rasanya senang sekali, sekarang dapat melihatnya. Aku sangat gugup saat bicara dengannya, aku harap ini semua segera berakhir meskipun sebenarnya aku sangat senang dia ada disini tapi.. Aku tidak sanggup lagi menahan jantung yang tidak mau berhenti berdenyut sangat cepat tidak seperti biasanya.. Tangan, kaki, bibir tak hentinya bergetar.
Dan akhirnya teriakan umi menenangkan ku, umi menyuruh aku dan mas denis turun untuk sarapan. Memang dasar tidak sopan, pagi-pagi seperti ini sudah bertamu ke rumah orang.
Setelah sarapan selesai aku disuruh umi ikut mas denis kerumah nenek. Rumah nenek tidak jauh dari rumahku, dari rumahku hanya melewati kurang lebih 20an rumah warga untuk kerumah nenekku. aku kerumah nenek dengan motor milik mas denis, selama perjalanan aku bertanya pada mas denis.
"Mas, tumben main kesini biasanya kesini cuma pas idul fitri."
"Kangen aja sama nenek-kakek"
"kenapa nggak kemaren-kemaren"
"Kemaren-kemaren sibuk dek!"
"Oalaaa"
"Iyaa"
Setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya aku dan mas denis sampai di rumah nenek kami. Kukira disana hanya para penghuni rumah dan ayah ibunya mas denis, ternyata ada saudara-saudara umiku yang lainnya, penuh sudah rumah nenek.
"Assalamualaikum.." ucap salamku bersamaan dengan mas denis.
"Wa'alaikum salam.." jawab semua orang yang di dalam rumah dengan tak teratur.Aku mencari tempat duduk yang kosong dan nyaman. Dan aku menemukannya di sebelah mbak Nisya. Mbak Nisya itu anak dari kakak perempuan umiku, yaitu tante melinda. Umur mbak Nisya sama dengan mas denis. Mbak Nisya memang sudah tau kalau aku menyimpan rasa pada mas denis. Posisiku sekarang sudah duduk disebelah mbak nisya.
"Ciee... Bisa boncengan juga sama mas denis." goda mbak Nisya sambil meringis.
Aku hanya diam tak peduli pura-pura tidak dengar. Tidak tau apa jika dari tadi jantung ini tak bisa tenang.Setelah tau godanya tidak kuperdulikan, dia kembali bicara. "Eh iya, kemaren aku nggak sengaja ketemu virza di taman terus dia titip salam buat kamu. Katanya sikapmu jadi dingin padanya, padahal kemaren-kemaren masih becandaan." aku mengendus kesal "gapapa kok!"
"Beneran nggapapaa!!" ucapnya tak percaya.
"Sejak kapan adikmu ini berani membohongimu mbak." jawabku kesal. "Sering dekk" aku hanya meringis mendengarnya "nanti aja mbak aku ceritain".Virza adalah teman sekelas ku, hanya teman! Kami memang dekat banyak orang mengira kami pacaran, padahal kan tidak sama sekali. Aku tau virza menyukai orang lain. Dan aku hanya menganggapnya sahabat tidak lebih. Tapi entah kenapa saat dia dekat dengan sahabatku sendiri hatiku merasa sakit, tak rela jika melihatnya tertawa karna orang lain. Dan saat virza benar-benar acuh padaku. Aku mulai kesal dan tak mau dekat dengannya lagi. Saat aku mulai kesal padanya dia baru menyadarinya, kemarin-kemarin kemanaa?. Ngobrol sedikitpun tak sempat, sekarang dia mencarikuu??
Aku tidak perduli!. Entahh aku tidak tau apa yang terjadi padaku. Kenapa aku harus cemburu padanya, aku kan bukan siapa-siapa nya.
Aku bingung harus ku cerita kan seperti apa pada mbak Nisya. Jika aku bercerita sesungguhnya pasti aku akan ditertawakan.