Melepas lalu hempas, berkelana yang entah kemana, berkunjung tapi tak berujung. Ingin pulang tapi takut untuk bilang. Tanah tau tapi tak mau memberi tahu. Wahai pengembara abadi, tapi tak sejati. Mengelokkan tapi tak ingin berkenan. Saya hanya menyuarakan puing-puing rasa yang tak kunjung bersua. Menggebu-gebu bagai debu, hilang dan terbuang. Katanya, perasaannya telah mati. Terkubur dalam peti. Terhanyut dalam ambisi yang berwujud dalam bentuk ekspetasi tapi sayang, semua hanya mimpi. Semoga pulih, semoga lekas membaik. Karena yang namanya mimpi, enggak boleh sampai mati. Sudah berakhir tapi ini bukan akhir karena mimpi bisa lagi terlahir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi tentang Kehilangan
Thơ cauntuk kisah yang telah usai, untuk cerita yang terpaksa harus diakhiri. sajak dan puisi ini akan mewakilkan perasaan yang semakin hari justru semakin dalam.