Mentari yang kehilangan sinarnya
Angin yang sudah kelelahan
Jejak yang semakin hari, semakin tak terlihat
Raga yang mati, jiwa yang terus menangisiEntah apa?
Entah siapa?
Entah kapan?
Entah bagaimana?
Entah dimana?
Entah mengapa?Sosok manusia yg terus tergelayut dalam lamunan itu kian menyusut
Mata yang setiap saat kutatap, kini berubah menjadi maut
Senyuman saat kali terakhir kulihat, itu adalah senyuman terbohong dalam hidupnyaSuara yang terus menyambar dalam gendang telinga
Meneriaki palung nurani terdalam
Dengan mendayu-dayu, memanggil nama sang pemilik kalbu
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi tentang Kehilangan
Poesiauntuk kisah yang telah usai, untuk cerita yang terpaksa harus diakhiri. sajak dan puisi ini akan mewakilkan perasaan yang semakin hari justru semakin dalam.