6 bulan sudah berlalu.
Alessa tertidur pulas dengan kondisi handphone menyala, musik dari Fear and Wonder - The Only Way berputar dengan volume penuh yang malah membuat gadis itu tenang.
Beberapa akhir ini, kegiatan autobots berlangsung seperti biasa. Richard dan beberapa karyawan Lessfort berhasil ditangkap dari pihak pemerintah maupun dari Cybertron. Kabar itu tetap saja tidak mengalihkan pandangan Lessa yang berdiam di kamarnya untuk beberapa minggu dan hanya keluar jikalau ada perlu.
Danny dan Russel resah, walau responnya masih bagus ketika Miko memutuskan untuk mengobrol ringan dan bergurau dengannya. Ryker kesulitan untuk bertemu Lessa dikarenakan faktor ukuran tubuh yang tidak memungkinkan.
Hari ini juga sama seperti hari-hari kemarin.
"Firenz, kau tidak tahu bagaimana caranya untuk memancing Lessa keluar dari habitatnya?" Ryker memukul bahu Firenz.
"Well, I don't know, maybe Oscar know."
"Huft..." Ryker menyerah, menghela nafas berat hingga menyita pandangan Optimus, mengapa Ryker terlihat seperti memiliki beban hidup banyak hingga begitu.
"Ada apa, Ryker?"
"Eh, pak.. I mean, yes sir! Tidak ada masalah, kok.. Hanya.. Em.." Ryker berdeham, mencari-cari alasan yang tepat untuk masalah ringan ini. "Oh anu, cuman lupa ngisi oli sama bensin,"
Alasan basi itu membuat Firenz tertawa masam. Sementara Ryker hanya cengengesan tidak karuan. Prime mengiyakan dan akhirnya pergi melanjutkan aktivitas.
Oscar yang baru datang dari patroli langsung duduk kelelahan di samping Ryker. "Eh btw mana Ordion?" kini Oscar mulai bertanya.
- - - - - - - - - - - - - - - - -
"Damn it, Smokes. Why you don't tell me if you really like her." gumam Ordion melempar batu yang menurut manusia seukuran komet jatuh. "Percayalah, bucin itu merugikan."
Ya, siapa lagi kalau bukan dirinya sendiri yang diajak bicara. Ordion kesal, bersandar di bebatuan sambil memandang kota Jasper dari tingginya perbukitan gurun, terlihat gersang namun indah.
Cakrawala menghiasi langit senja hari ini. Ordion sudah lama kehilangan nafsu untuk balapan dan menghabiskan waktu bersenang-senang karena perginya sahabat seperjuangan. Cukup sulit bagi Ordion dari hari ke hari, setiap minggu tetap terbayang bagaimana temannya mati dan dilelangkan begitu saja di pinggir sungai. Geram rasanya, ingin sekali mencabik-cabik dan memutilasi Richard jika ia bertemu.
Namun balas dendam juga tidak akan mengembalikan Smokescreen. Hanya akan memperburuk dan menambah masalah baru. Setidaknya kini Smokescreen bisa beristirahat dengan tenang walau kepergiannya membuat dua dari mereka maupun Alessa atau Ordion kekurangan semangat untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
"Seharusnya aku akan memberikan berkas ini kepada Alessa.. Tapi-"
"Ordion??"
Arcee dibuat kebingungan oleh keberadaan makhluk satu ini. Biasanya memang ini tempat Arcee menyendiri, tapi kali ini ia kedatangan tamu.
"Eh,.. Hai Arcee.." sapa Ordion gugup.
"What are you doing here?" tanya Arcee lemah lembut duduk di sebelah Ordion.
"Do nothing,"
"And.. What is that?" tanya Arcee kembali menatap bola lingkaran kecil yang menurut autobots adalah flashdisk.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSFORMERS PRIME : WHEN YOU CALL MY NAME ✔
FanfictionPertemuan kami bukanlah sebuah kebetulan belaka, aku yakin walaupun ikut terseret dalam arus mempertaruhkan nyawa, tidak masalah bagiku jika aku memang berada di sisi yang benar. Entah berubah drastis jalan hidupku aku juga tidak peduli. Bukan rasa...