Seluruh tubuh gadis itu gemetar, ia hanya memandang layar monitor dengan membeku, raut wajahnya sangat ketakutan.
"Hey!! What are you waiting for? Do you hear me!? Open the cabinets, fast!" seru Ryker membuat Alessa kembali tersadar.
Gadis itu mendekati lemari tersebut dengan perlahan sangat berhati-hati, jari-jarinya kembali menekan tombol sesuai dengan angka yang Zelfa ucapkan dalam video tersebut. Pintu almari terbuka secara otomatis ketika passcode yang Lessa ketikkan benar.
Banyak tumpukan file yang Alessa bingung harus diapakan untuk dibawa ke markas.
"Butuh bantuan ngomong aja kali!"
* * * *
Semua isi almari tersebut berhasil dipindahkan ke mobil Ryker, dibantu dengan Aithen, Aldi, dan Ruelle.
"Te, Alessa duluan, ya!" sahut gadis bersurai coklat itu mencium tangan ibunda Lessa.
"Hati-hati ya, nduk. Pintu rumah tante selalu terbuka buat kamu!" jawab Carine dengan suara yang begitu lembut.
"Thanks udah mau ngebantu gue, gue harus pergi sekarang!" jawab Lessa tersenyum simpul melihat ketiga sahabatnya.
"Buru-buru amat. Tapi oke, bye! Nggak ada yang ketinggalan lagi, 'kan?" tanya Ruelle memastikan, Alesaa menganggukan kepala.
"Oke, gue duluan, ya. Thanks!" sahut Alessa kembali memasuki mobil Ryker.
"Ati-ati! Jan lupa mampir lagi," seru Ruelle, Aldi, dan Aithen bersamaan.
Roda mobil kembali berputar, meninggalkan kawasan perumahan ke tempat yang lebih sepi. Sebuah ground bridgepun muncul tepat waktu. Sesampainya di markas, semua para autobots sudah berkumpul menunggu kedatangan Ryker dan Alessa sedari tadi.
"Bagaimana?" tanya Bee setelah Alessa keluar dari mobil Ryker.
"Semua berjalan lancar. Mmmm, Miko, Russel, Danny. Tolong bantu aku, sebentar.." ketiganyapun menghampiri gadis itu. "Tolong keluarkan ini dari Ryker,... Dan, mmm... Rachet.."
Gadis itu kembali mengambil sebuah benda besar yang Ryker angkut di atas mobilnya, itu sebuah flashdisk. Ia memberikannya kepada Rachet. Robot itupun segera memasukkan flashdisk dan beberapa file serta gambar bermunculan.
"Apa itu Rachet?" tanya Arcee, seluruh anggota autobots merapat untuk melihatnya.
"Ini, sebuah.. Kunci Kode!" jari-jari Rachet mengetikkan di atas tombol debgan lihai dan tulisan cybertron tersebut kembali bergeser.
Sebuah tabel muncul, Rachet dengan cekatan mengetikkan text code yang Smokescreen berikan.
-> ɪ ᴀᴍ ᴛʜᴀᴛ ʟᴏsᴛ, ɴᴇᴠᴇʀ ʙᴇ ғᴏᴜɴᴅ. ᴛɪᴄᴋ ᴛᴏᴄᴋ ᴛɪᴄᴋ ᴛᴏᴄᴋ ᴛɪᴄᴋ ᴛᴏᴄᴋ, sᴇᴠᴇɴ ʙʏ ᴡʜᴇᴇʟs, ʟᴏᴠᴇ ᴛʜᴇ ᴍᴀᴄʜɪɴᴇs.
•> Smokescreen
Itulah kalimat yang tertuliskan dibawah text code tersebut.
"Sudah kuduga!"
"Apa yang Smokey pikirkan saat sedang mengetikkan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSFORMERS PRIME : WHEN YOU CALL MY NAME ✔
FanfictionPertemuan kami bukanlah sebuah kebetulan belaka, aku yakin walaupun ikut terseret dalam arus mempertaruhkan nyawa, tidak masalah bagiku jika aku memang berada di sisi yang benar. Entah berubah drastis jalan hidupku aku juga tidak peduli. Bukan rasa...