Part 14
Happy reading
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Hujan turun dengan derasnya membasahi bumi, Alvin yang sedang memakai kemejanya menatap Nabila yang masih terlelap dalam tidurnya. Ia menggelengkan kepala melihat gerakan Nabila di saat tidur seperti sedang mencari kehangatan dengan merapatkan selimut pada tubuh mungilnya. Alvin mendesah kecewa saat tak bisa berlama-lama memeluk Nabila karena ada operasi pagi. Alvin sudah siap dengan bajunya, kakinya hendak melangkah mendekati Nabila namun tertahan dengan nada dering Iphonenya yang ada di atas nakas. Tubuhnya mematung melihat nama yang tertera di sana, seseorang yang sangat ia rindukan akhirnya menghubunginya setelah sekian lama Alvin menunggu. Alvin menggeser ikon berwarna hijau dengan cepat, mendekatkan iphonenya pada telinganya.
"Hallo"Alvin terkekeh mendengar suara yang sangat ia kenali menyapa dengan semangatnya di seberang sana.
".........."
"Kamu mau ke indonesia? Kapan?"ucap Alvin terkejut
".........."
"hahaha kakak kaget tau, oke lusa kakak jemput ya. See you sweety"ucap Alvin mengakhiri pembicaraannya.
Alvin kembali menatap Nabila yang masih terlelap di kasurnya, ia menghampiri gadis itu dengan perlahan mengecup keningnya lama.
"Bangun sayang"bisik Alvin di telinga Nabila, gadis itu menggeram kesal. Namun matanya perlahan terbuka.
"Apa sih kak"jutek Nabila saat Alvin mencuri ciuman di bibirnya.
Alvin mengeryit bingung menatap Nabila yang jutek kepadanya. Kenapa dengan gadis di depannya ini? Apa ia ada berbuat salah, Alvin merasa dirinya tak ada berbuat salah pada gadis itu.
"Kakak mau mau rumah sakit, ada operasi pagi. Kamu kalau mau ke rumah sakit sama Vina saja atau ajak bunda yah. Kakak pergi dulu"ucap Alvin lembut.
Nabila mengerucutkan bibirnya menatap punggung Alvin yang sudah keluar dari kmarnya, tidak ada kecupan perpisahankah sebeluk berangkat kerja? Mengapa Alvin melewatkan kebiasaannya itu? Bodoh kau Nabila, kamu yang menghindar sendiri tadi. Rutuknya dalam hati, ini semua karena ia merasa kesal ketika Alvin menerima telepon dari entah siapa. Mengapa Alvin mengucapkan kata sweety, hati Nabila panas sangat panas. Apakah ia cemburu? Tidak mungkin, Nabila sudah mempunyai Ikbal.
"Ikbal" mengingat tentang Ikbal Nabila langsung turun dari kasur Alvin menuju kamar mandi. Ia hanya mencuci muka mengingat cuaca pagi sangat dingin di tambah hujan masih mengguyur dengan deras.
"Ah kak Alvin"desah Nabila khawatir. Pasalnya hujan masih deras sekali. Nabila takut Alvin kenapa-kenapa, ia ingin cepat menyusul Alvin ke rumah sakit memastikan pria itu baik-baik saja.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Alvin sampai rumah sakit sedikit terlambat karena hujan yang menghalangi jarak pandangnya, ia sangat bersemangat sekali hari ini. Setelah mendapatkan telepon tadi, Ah akhirnya kerinduannya akan teebayar sudah. Apalagi dengan sang bunda, yang oasti akan berteriak histeris karna kedatangan gadis itu, memikirkan itu membuat Alvin tersenyum tanpa sadar.
Alvin memasuki ruang operasi bersama rekan-rekannya depan cepat, pasiennya mengalami pendarahan hebat di kepalanya jadi Alvin harus mengambil tindakan cepat agar tidak kehilangan nyawa pasiennya ya walau penentu hidup dan mati hanyalah sang pencipta tetapi Alvin sudah berusaha bukan.
Lampu ruang operasi sudah menyala, dokter-dokter sudah bersiap di sana mengelilingi tubuh pasien dengan tugas masing-masing termasuk termasuk Alvin. Keringat membanjiri wajah mereka dengan mata yang terfokus pada pasien.
"Dokter Alvin. Pasien bernama Ikbal Ramadhan tidak sadarkan diri sekarang"ucap suster yang sudah berada di samping Alvin. Wajah Alvin menegang, namun ia tetap harus fokus dengan operasi ini.
"segera lakukan tindakan, panggil dokter Reja untuk menangani, saya sebentar lagi selesai"ucap Alvin tegas dengan mata dan tangan yang masih fokus dengan pasiennya.
"baik dok"
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Nabila sampai di rumah sakit dengan di antar oleh supir keluarga Al, ayah dari Alvin. rencananya ia ingin menjenguk kekasihnya Ikbal, entah mengapa jantungnya seperti di remas dengan kuat, Sakit sekali rasanya. Pikirannya terus tertuju pada Ikbal. Langkahnya tergesah-gesah entah mengapa ia ingin sampai ke euangan Ikbal.
"Kak Alvin"teriak Nabila ketka melihat Alvin sedang terburu-buru masuk ke ruang Ikbal
Alvin hanya menoleh ke arah Nabila sejenak, setelah itu tanpa kata Alvin masuk ke ruang Ikbal bersama suster yang mengikutinya. Perasaan Nabila bertambah tak karuan kala melihat Salsa, dan keluar Ikbal juga menangis di sana ada apa sebenarnya, tidak mungkin kan Ikbal?
"Tante, Ikbal kenapa?"tanya Nabila lirih melihat mama Ikbal yang sangat rapuh
"hiks...hiks.. Ikbal, Ikbal. Tante takut"ucap mama Ikbal memeluk Nabila erat. Tanpa bisa di bendung lagi air mata Nabila jatuh dengan bebas, ia mengerti apa yang terjadi dengan Ikbal, yang Nabila ingin IKbal baik-baik saja di dalam, Pasti Alvin akan menyelamatkannya untuk Nabila kan.
"Ikbal sayang Nabila"
Suara itu terdengar jelas saat Nabila memejamkan mata sejenak.
"Nabila juga sayang Ikbal"gumam Nabila lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
my posesif doctor (end)
RomanceKalo mau baca story ini, di haruskan membaca perih. Alvin rayn kohler anak pertama dari al-ghazali kohler dan yuki apriliani kohler, alvin mengetahui kisah cinta ayah dan bundanya membuat alvin tidak ingin seperti ayahnya, ia lebih memilih menjadi...