Selamat Tinggal (End S1)

439 24 7
                                    


***

"Terimakasih Yuuto-kun" ucap Karin saat sampai rumahnya setelah membuka pintu ia mengambil kantong belanja yang dibawakan Yuuto.

"Hm"

"Duduklah, aku akan menaruh belanjaan ini dulu" kata Karin berjalan kearah dapur.

Menurut perkataan Karin. Yuuto duduk dengan senyaman mungkin namun terpercik sedikit rasa gugup, ini berhubungan dengan tujuannya menemui Karin.

Tidak lama Karin keluar dari dapur sambil membawa teh.

"Yuuto-kun aku dengar kau terluka saat menjalankan misi kemarin. Apa sudah diobati?"

Yuuto memegang bahunya yang terdapat bekas luka "Ini hanya luka gores saja Karin-chan tak perlu khawatir"

Terlihat luka gores di bahu Yuuto meskipun tidak dalam namun tampak memanjang.

"Meskipun begitu tolong jangan kau menganggap remeh saat kau terluka walaupun bukan luka serius. Apa terasa sakit?"

"Tidak, tapi bekasnya cukup menganggu"

"Baiklah aku akan menghilangkan bekas lukanya"

Karin kemudian duduk disamping Yuuto dan mulai mengeluarkan chakra hijau dari tangannya. Tidak berapa lama luka gores tersebut tampak memudar.

"Terimakasih, Karin-chan"

Yuuto meraih tangan Karin yang tadi digunakan menyembuhkan bekas lukanya kemudian mengecupnya selayaknya seorang ksatria didepan sang putri.

DEG.

Karin yang diperlakukan seperti itu tampak salah tingkah dan sesegera mungkin melepas genggaman Yuuto.

"Se-sebaiknya kedepannya kau harus lebih hati-hati saat melawan musuhmu Yuuto-kun"

"Ya aku mengerti, aku akan lebih berhati-hati kedepannya" ucapnya.

"..."

Untuk menghilangkan kecanggungan Yuuto mengalihkan topik pembicaraan.

"Ngomong-omong kenapa kau pergi belanja sendiri Karin-chan?"

"Itu sudah sewajarnya, aku kan tinggal sendiri"

"Maksudku kau bisa minta tolong Ino atau siapa untuk menemanimu belanja, lagipula kau baru keluar dari Rumah Sakit aku khawatir kau akan kelelahan"

"Aku tak ingin merepotkan Ino lagipula dia juga sibuk, sebenarnya Juugo menawarkan diri untuk membantuku tapi aku yang menolak"

Setelah itu keduanya kembali diam, tampak terlarut dipikiran masing-masing.

"Ano"

"Karin-chan"

"Ah"

Keduanya tampak salah tingkah.

"Kau duluan Karin-chan, ada apa?"

"Tidak, kau saja yang duluan aku perhatikan sejak tadi tampak gelisah. Aku yakin ada hal penting yang ingin kau katakan bukan?"

KARIN SHIPPUDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang