Menuju

329 44 128
                                    

Jiyong POV

"Seungri mana, hyung?" Itulah pertanyaan yang pertama kali Jiyong lontarkan pada Seunghyun.

"Hmm..." Seunghyun ragu untuk menjawab.

"Seungri ada dikamarmu, hyung." Daesung memberanikan diri untuk menjawab. Karena jika sudah berurusan dengan Seungri, Jiyong sangat sensitif.

"Dikamarku? Waeyo?"

“Seungri sakit?”

“Ne, hyung. Sudah dua hari ini dia terus menunggu mu pulang. Bahkan dia hampir saja pergi ke hutan demi mencarimu.”

“Aku akan melihatnya dulu.”

“Temuilah dia, Ji. Tapi kurasa dia sedang tidur saat ini, aku memberinya sedikit obat tidur pada tehnya tadi karena kau tahu sendiri dia sangat susah disuruh minum obat. Dia juga kurang tidur.” Jelas Yongbae padaku.

Aku segera bergegas ke kamar ku untuk melihat keadaan Seungri. Dia memang selalu tidur dikamarku jika keadaannya sedang tidak baik atau hanya sekedar untuk menghabiskan waktu bersamaku. Aku sudah mengenalnya sejak kami masih remaja. Dia harus kehilangan kedua orang tuanya karena tewas dibunuh oleh perampok. Appa ku yang saat itu menjadi kepala petugas keamanan menemukannya sedang bersembunyi dan appa membawanya ke rumah. Sejak itu Seungri tak pernah lepas dari sisiku. Aku dan hyungnya yang lain  mengajarkannya bagaimana caranya melindungi diri sendiri. Aku memang selalu ingin menjaganya karena walaupun dia terlihat kuat, tapi sebenarnya dia begitu rapuh.

Ketika ku masuk kekamar, aku melihatnya sedang tertidur. Ku hampiri dirinya perlahan tak ingin membangunkan tidurnya. Ku lihat raut wajahnya yang lelah. Ku seka bulir-bulir keringat dari keningnya, namun yang ku dapati suhu tubuhnya menghangat. Aku tahu dia demam. Bahkan dia mengigau dan memanggil namaku.

“Hyung, pulanglah... Jiyong hyung.”

Aku menggenggam erat punggung tangannya dan terus mengusap pipinya agar bisa tertidur kembali. Tapi ternyata itu tak membuahkan hasil. Dia tetap memanggil ku dalam mimpinya. Terpaksa aku membangunkannya dalam tidur.

“Seungri-ah, tenanglah...aku sudah kembali.”

Seakan dia mendengar suaraku, perlahan dia membuka matanya dan melihat ke arahku. Senyum, itu yang kuberikan padanya saat dia tahu aku ada disebelahnya.

“H-hyung, kau sudah kembali?”

Suaranya terdengar parau dan aku tahu dia pasti banyak menangis dalam kesendiriannya. Itulah yang sering dia lakukan saat hatinya sedang bersedih. Dia tidak akan menangis didepan hyungnya yang lain, hanya dihadapanku lah dia akan menangis.

“Ne, aku sudah kembali.”

Aku membantunya untuk duduk dan bersandar pada tepian kasur. Seungri justru memeluku, erat... sangat erat. Aku pun membalas pelukannya, ku usap punggungnya karena aku tahu saat itu dia menangis dengan menenggelamkan kepalanya dipundakku.

“Uljima, aku sudah kembali. Mianhe karena aku meninggalkanmu.”

“Jangan pergi lagi, hyung. Jangan pernah pergi sendiri lagi. Aku tidak mau sendiri. Aku hanya punya kau.”

“Pabboya...kau seperti anak kecil saja. Masih ada hyung mu yang lain yang akan menjagamu jika aku tidak ada.” Dia masih saja memelukku.

“Aniyo, hyung. Sejak dulu hanya kau yang menemani ku dan menjagaku. Aku ingin tetap seperti itu.”

“Arra….kau memang tak pernah bisa ku tinggal kan walau hanya sebentar saja.” Aku melepaskan pelukanku sejenak dan mengusap air matanya. Terlihat matanya yang seperti panda karena lingkar mata kelelahan.

The Monster Inside Me ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang