"Titania..."
Suara itu kembali muncul, membuat tubuh sangat kaku.
Jantung berdetak sangat kencang.
Alunan suaranya terdengar penuh syahdu.
Terdengar suara langkah kaki dari kejauhan yang menghampiriku, dengan sengaja aku membalikkan badan dengan tubuh yang sangat kaku.
Aku melihat wajahnya yang tersenyum seakan menahan rasa sakit.
Senyumnya yang membuat pikiranku sejenak kosong, membuat hatiku kembali luluh.
Itu dia, yang pernah membuatku terjatuh dengan peninggalan luka yang tak lekas sembuh.***
Selamat datang dilembaran - lembaran
hidupku.
Perkenalkan, nama gua Titania Dione. Orang orang biasa manggil gua dengan sebutan, Nia.
gua berumur 17 tahun.
kalo kalian mau tau gambaran diri gua, baiklah biar gua coba untuk bantu kalian membayangkannya.
Titania, berhidung mancung namun tak seperti pinokio.
Beralis tebal namun tak setebal Shin-Chan.
Bermata sipit namun tak seperti Yoshimura.
Berbulu mata yang lentik.
Berambut panjang lurus, tebal dan berwarna hitam.
Berbibir tipis nan manis.
Berwarna kulit putih.
Tinggi badan gua 162 CM, berat badan gua 44KG. Kata orang gua punya postur tubuh yang ideal, tapi buat gua sih biasa aja.
Udah kebayang? kalau udah, lanjut kelembar berikutnya.
Kata teman-temen gua, gua terlalu introvert, pemalu, dingin, ga pernah peka sama keadaan sekitar.
Menurut gua, hidup gua kaya coklat. Kerasa paitnya, Kerasa manisnya juga. Ah, semua orang pasti begitu menurut gua. Tapi sepertinya ga buat gua, hidup gua lebih banyak paitnya daripada manisnya.
Tapi teman-teman gua terus bilang, hidup gua ga sepait yang gua bayangin.
"Lu berpikir kaya gitu karena lu yang terlalu overthinking", itu kata-kata yang selalu mereka keluarin kalo gua ngomong kaya gitu. Tapi tetap aja gua ga berpikir demikian.
hidup gua ga kaya arti dari nama gua. Nama gua bermakna bintang, bintang memancarkan sinarnya sendiri, dan tugas bintang untuk menerangi dunia. Tapi gua ga, hidup gua terlalu gelap untuk menerangi dunia.gua akuin, gua lebih senang berada ditempat yang sunyi, gelap, tenang. Tapi bukan berarti diri gua psychopath. Gua suka diem ditempat kaya gitu karna cuma itu yang bisa bikin gua nyaman, seolah ga ada masalah yang dateng ke kehidupan gua. Seisi hati sangat lega kalo berada ditempat kaya gitu, bikin gua bisa berpikir lebih dalam tentang apa artinya hidup.
Gatau kenapa kalo dalam keadaan rame gua ngerasa ga nyaman banget, suara gaduh bikin pikiran dan hati yang lagi sejalan rusak gitu aja, selalu merasa ingin menangis karna kekesalan yang meluap. Tapi gua ga gila.
Dari kecil, gua emang ga pernah mau hidup ribet. Gua lebih senang hidup sendiri. Ya gua tau gua pasti bakal butuhin orang lain, tapi bukan karna gua senang hidup sendiri gua gapunya teman.
Gua punya banyak teman, tapi ga pernah gua rasain itu, gua cuma bisa ngerasain beberapa dari mereka.
Mereka ngerti banget sama perasaan gua, mereka selalu bantu gua buat bangkit dan berjalan kearah yang seharusnya gua tempuh. Tapi tetap aja gua selalu berjalan dan berhenti ditempat yang salah.
Egois gua emang terlalu tinggi, gua selalu hiraukan nasehat-nasehat mereka. Sebenarnya bukan karna gua ga peduli, setiap gua mau coba, aura negatif selalu nyerang gua, pada akhirnya gua yang selalu ngalah sama pikiran negatif itu. Mudah putus asa bukan?.***
KAMU SEDANG MEMBACA
FUZA
RomanceBukan hanya tentang diriku, melainkan tentang dirinya. Ini kisah kita, yang mungkin tidak akan kunjung datang. -Titania Dione , Nebula Sirius.