Gelap mendekap erat
Air mata memilih jatuh
pekat, mencacau rindu
Sulap hati ibu jadi kelabu.Liuuu... liuu... liuu.... liuuuuu....
Narasi dalam ingatan...
Sedih menjalari dalam radius tanpa batas
Keranda berlumur darah, bertamu ke dalam rumah.
Tubuh kaku, luka dari para binal.Pilu nasib Randy...
Anak pribumi negeri ini.
Tangis pecah, kelilingi langit-langit rumah.
Ibu merintih, ribuan peluru menikam jantungnyaOhhhh anakku...
Randiku.....
Anakku....
Randiku....
Anakku.... Anakku...Teriak lantang menggelora...
Randi si malang berkhotbah, jalananlah panggungnya.
Untuk apa?
Jika bukan untuk negerinya, ia takkan sampai hati hingga kehilangan nyawaLalu...
Dooorrr...
Suara tembakan memecah,
Randi mati di ujung senjata.Hening selimuti awan
Rintik hujan iringi kepergian
Dihadapan para penguasa
Ia wafat dengan indahBeriring doa paling ikhlas,
Ia pergi tanpa sepatah kata pisah untuk ibunya.
Perih...
Jiwa ibu merana tersayat, kehilangan cintanya..."Nak, tenanglah dalam pelukan sang pemilik raga
Sebab tubuh ini bukan milik kita
Nyawa ini laiknya titipan dari Tuannya"
Ibu pertiwi berkata, meski susah hatinya.