3

12 7 0
                                    

Happy reading Guys :)

        Sepanjang jalan tak ada percakapan diantara mereka. Hanya suara bising yang memenuhi telinga keduanya. Hingga akhirnya Bima memecah keheningan ini.

“Rumah lo dimana?”,

“Di jalan Lintang Merpati No 16 kak”, kata Pelangi.

“Oke, searah sama rumah gue”,

       Tak butuh waktu lama mereka sampai di depan rumah Pelangi. Rumah yang lumayan cukup besar dengan pekarangan yang luas. Bangunan itu penuh dengan pepohonan dan bunga-bunga cantik yang menghiasinya. Membuat tempat tinggal Pelangi terlihat asri dan sejuk.

“Makasih kak, udah nolongi dan nganterin aku, maaf jadi ngerepotin”, kata Pelangi.

“Gak papa kali, santai aja. Oh iya panggil gue Bima aja jangan pake sebutan kaka tau apalah itu, rishi gue dengernya”, ucap Bima sambil tersenyum.

“Iya ka…eh Bima, aku masuk duluan ya”,

“Eh tunggu dulu”,

“Kenapa kak?”,

“Hati-hati jangan lupa mimpiin aku”, ucapnya seraya tersenyum manis yang dapat membuat semua wanita tergila-gila.

     Pelangi mengangguk dan pergi meninggalkan Bima yang masih setia di depan rumahnya. Entah apa yang pelangi rasakan sekarang, jantungnya berdetak dengan sangat cepat seperti usai lari maraton. Jangan pula melupakan kedua pipinya yang sudah seperti tomat merah yang siap dipetik.

     Namun Pelangi cepat-cepat menetralkan perasaannya. Pelangi benar benar lelah setelah melewati hari yang panjang. Ia lebih memilih untuk menjatuhkan tubuhnya kekasur empuk kamarnya.

🍁🍁🍁

Dikit ya? emang sih. salam rindu dari pengarang ini^_^. Jangan lupa vote, biar aku sering update

Pelangi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang